Anies Baswedan berharap Muhammadiyah dapat membantu pemerintah dengan menjadi garda terdepan dalam mengajak warga untuk bergerak ke arah yang lebih baik.
Minggu, 11 Februari 2018, menorehkan momen penting dalam perjalanan hidup seorang Anies Baswedan. Gubernur DKI Jakarta ini ditahbiskan sebagai Pendekar Kehormatan Tapak Suci Putera Muhammadiyah. Sebuah perguruan bela diri pada persarikatan yang didirikan KH Ahmad Dahlan.
Pengukuhan Anies sebagai pendekar kehormatan dilakukan langsung oleh Dewan Guru Pimpinan Pusat Seni Bela Diri Tapak Suci Muhammadiyah, Sujono R Santoso, di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah,, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat.
“Pada hari ini, Ahad bertepatan dengan 11 Februari bertempat di Gedung Dakwah Muhammadiyah, atas nama Pimpinan Pusat Perguruan Seni Bela Diri Indonesia Tapak Suci Muhammadiyah, dengan ini saya melantik Saudara menjadi pendekar tama kehormatan perguruan seni bela diri Indonesia Muhammadiyah. Semoga Allah SWT senantiasa mengaruniai hidayah kepada Saudara,” kata Sujono ketika itu.
Pada pengukuhan itu, Anies diberikan sabuk berwarna hitam. Ia pun mengucapkan sumpah Pendekar Kehormatan Tapak Suci Putera Muhammadiyah. “Karena Allah SWT, saya berjanji akan menegakkan identitas Tapak Suci sebagai seni perguruan bela diri Indonesia yang berakidah Islam, bersumber pada Al Qur’an dan sunnah, berjiwa kesaudaraan. Kedua, akan setia kepada maksud dan tujuan serta perjuangan Tapak Suci dan akan selalu menjaga nama baik peguruan. Tiga, akan memenuhi peraturan-peraturan, keputusan-keputusan, dan garis kebijaksanaan pimpinan-pimpinan pusat Perguruan Seni Bela Diri Tapak Suci Putera Muhammadiyah yang telah ditetapkan.”
Keempat, ujar Anies menambahkan, ia akan mengemban amanat dengan ikhlas dan bersama dalam melaksanakan tugas-tugas sebagai Pendekar Kehormatan Perguruan Seni Bela Diri Indonesia Tapak Suci Putera Muhammadiyah. Lima, ikrar Anies untuk selalu berusaha menjadi teladan utama dalam Tapak Suci khususnya dan masyarakat pada umumnya. Enam, Anies berikrar bahwa dengan iman dan akhlak ia menjadi kuat. Tanpa iman dan akhlak, ia saya menjadi lemah.
Dalam momen itu pula, Anies mengatakan bahwa organisasi Muhammadiyah merupakan salah satu ujung tombak pergerakan masyarakat pada masa pergerakan nasional. Ia pun berharap warga Muhammadiyah bisa menjadi ujung tombak pembangunan di Jakarta saat ini.
“Jika berbicara Jakarta dan pembangunan masyarakat di Jakarta, jika disambungkan dengan kata praksis, relevansinya sangat tinggi. Memang sedikit lebih sulit ya katanya. Tipikal Muhammadiyah berpikirnya sederhana, namun ekspresinya rumit.”
Anies berharap Muhammadiyah dapat membantu pemerintah dengan menjadi garda terdepan dalam mengajak warga untuk bergerak ke arah yang lebih baik. “Kami, pemerintah, menyediakan platform-nya dan warganya yang akan bergerak. Jakarta akan menjadi kota pertama yang bergerak di situ.”
Seperti dikatakan Anies kala kampanye pemilihan gubernur, Ibu Kota bukan infrastruktur fisik, tapi Jakarta yang berisi manusia. Ia ingin pembangunan Jakarta berfokus pada manusianya tanpa mengesampingkan pembangunan infrastruktur.
“Tiga ratus ribu orang miskin di antara Jakarta yang terus berkembang ini, banyak penghasilan warga Jakarta di bawah satu juta rupiah. Pendidikan dan kesehatan pasti akan jadi kebutuhan yang dikesampingkan jika pendapatan warganya minim,” ujarnya.
Dengan mempertimbangkan peran praksis warga Muhammadiyah seperti masa lampau, Anies senantiasa merindukan warga Jakarta terlibat dan bergerak. Arti pergerakan yang dimaksud, warga Jakarta diikutsertakan dalam program pemerintah. Bukan hanya menjadi penonton. (kba)