Mereka ke Jakarta beli tiket sendiri. Bahkan ada yang menggambar lalu dijual dan uangnya digunakan untuk beli tiket untuk pergi ke Jakarta. #kbanews
YOGYAKARTA | KBA – Anies Baswedan mengaku memiliki banyak pengalaman berharga selama proses Pilpres 2024. Salah satunya dukungan dari kalangan anak muda usia belasan tahun.
Anak-anak muda inilah yang menyapa Anies dengan panggilan abah. Rupanya panggilan Abah menjadi tren.
“Saya ketemu belasan tahun dan saya dipanggil Abah. Lalu saya ketemu dokter, saat mau check up juga panggil saya juga Abah, apa kabar Abah,” kata Anies saat menghadiri Syawalan alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Relawan, dan Tokoh Masyarakat di Graha Sarina Vidi Jalan Magelang, Sleman, Yogyakarta, Minggu, 28 April 2024. KBA News turut hadir dalam acara ini.
Anies mengaku tertarik dengan anak muda pendukungnya ini. Anak-anak belasan tahun ini punya cara tersendiri dalam memberikan dukungan. “Sampai sekarang mereka tidak pernah menjelaskan identitasnya,” ungkap Anies.
“Ingat pemasangan videotron? Mereka pasang iuran dan ke mana kami berkampanye selalu ada booth tempat anak-anak ini menunjukkan materi-materi kampanye,” jelasnya.
Suami Fery Farhati ini pernah mengundang pertemuan dengan mereka. Anak-anak muda ini datang mayoritas dengan menggunakan masker. “Mereka mengatakan, Abah, kami ingin mendukung dan Abah tidak perlu kenal kami siapa. Saat pertemuan pun dijadikan kode, yang tidak pakai masker boleh fotonya dipampang, yang pakai masker tidak mau fotonya dipampang,” paparnya.
Dari pertemuan itu terungkap, mereka datang ke Jakarta ada yang dari Medan, Surabaya, Makassar. “Mereka ke Jakarta beli tiket sendiri. Bahkan ada yang menggambar lalu dijual dan uangnya digunakan untuk beli tiket untuk pergi ke Jakarta,” kata Anies.
Menurut Anies, mereka kini tumbuh dan terus berkembang. Pada bulan Ramadan kemarin, mereka menggelar buka bersama. “Saya datang, ternyata di antara mereka juga baru pertama kali berjumpa. Selama ini mereka perjumpaannya hanya lewat HP tidak pernah ketemuan,” jelasnya.
“Mereka tidak pernah ketemu, tapi punya ide yang sama. Mereka iuran dalam jumlah besar tanpa pernah jumpa satu sama lain. Mereka transparan, semua iuran yang masuk dan keluarnya sama, rapi, tertib. Ini kepercayaan yang luar biasa,” jelas Anies.
Gubernur DKI Jakarta 2017-2022 ini mengaku bersyukur bisa bertemu dengan generasi baru yang menitipkan gerakan perubahan kepada AMIN ini. “Itulah sebabnya kita mengakhiri proses ini dengan kematangan bernegara, generasi ini juga menginginkan bernegara yang terhormat,” ungkapnya.
Menurut Anies, ke depan barisan perubahan harus memikirkan cara-cara baru. “Pernah saya sampaikan di Solo bulan lalu, bahwa melakukan perubahan di Indonesia ke depan membutuhkan kemampuan atas teknis, cara, dan metode karena menghadapi zaman dan generasi yang baru,” katanya.
“Segmen terbesar ke depan adalah kelompok muda, sehingga harus memikirkan cara yang baru karena ujungnya adalah jumlah suara. Kita punya waktu memikirkan caranya,” imbuh Anies.
Anak-anak muda harus dirawat. Mereka nanti yang akan meneruskan perjuangan perubahan. “Kami mengajak bapak dan ibu selanjutnya menyiapkan generasi pejuang perubahan untuk masa depan. Jangan hanya dari kalangan kita sendiri, tapi jangkau kalangan yang lain,” tegasnya.
“Nanti pada waktunya, saya akan ngobrol degan teman-teman, kita rumuskan langkah apa yang paling tepat yang akan kita kerjakan di bulan-bulan ke depan,” jelasnya.
“Yang penting kita tetap berada di jalur perubahan, insyaallah kita jaga bersama-sama,” tutur Anies. (kba)