Hal ini semakin dikuatkan dengan temuan survei ICRC tersebut. Bahwa dari empat belas alasan masyarakat puas terhadap kinerja Anies, faktor pemimpin muslim berada di urutan terbawah. Hanya 0,6 persen responden yang menjadikan pemimpin muslim sebagai dasar kepuasan terhadap Anies.
Hal ini semakin dikuatkan dengan temuan survei ICRC tersebut. Bahwa dari empat belas alasan masyarakat puas terhadap kinerja Anies, faktor pemimpin muslim berada di urutan terbawah. Hanya 0,6 persen responden yang menjadikan pemimpin muslim sebagai dasar kepuasan terhadap Anies.
JAKARTA | KBA – Tingginya tingkat kepuasan warga Jakarta terhadap kinerja Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membuktikan apa yang dikerjakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selama lima tahun ini di bawah kepemimpinan mantan Mendikbud tersebut benar-benar dirasakan rakyat.
Direktur Aliansi Indonesia Sukseskan Anies Baswedan (ALINSAN) Dr. Legisan S. Samtafsir mengatakan demikian terkait temuan lembaga survei Ide Cipta Research and Consulting (ICRC) bahwa sebanyak 12,6 persen masyarakat sangat puas dan 61 persen puas terhadap kinerja Anies-Baswedan dan Ahmad Riza Patria selama lima tahun memimpin Jakarta.
Sementara yang tidak puas 13,1 persen, sangat tidak puas 1 persen, dan tidak tahu/tidak menjawab 12,4 persen.
“Survei ini semakin meyakinkan kami bahwa Anies Baswedan memang mampu bekerja dan menghasilkan kinerja yang dapat dirasakan masyarakat,” ujar Legisan kepada KBA News, Senin, 22 Agustus 2022.
Menurut Legisan, yang hadir sebagai pembicara saat rilis survei ICRC di Hotel Harris FX Sudirman, Jakarta, Sabtu, 20 Agustus 2022 ini, hasil survei itu juga membuktikan bahwa karakter Anies yang amanah, nasionalis, integritas, empati dan smart bukan slogan atau citra. Tetapi Anies bisa membuktikan dalam tindakan dan berbuah hasil yang nyata.
Menariknya lagi bagi dia, masyarakat pun sudah berubah dalam menilai pemimpin.
“Masyarakat sudah berubah dalam segi melihat kepemimpinan seseorang. Sebelum ini masyarakat puas apabila seorang pemimpin dekat dan sederhana. Tapi saat ini justru yang dilihat adalah kinerjanya,” papar Doktor jebolan UIN Jakarta dengan disertasi tentang Perbandingan Politik Pembangunan Dunia Muslim: Studi tentang Indonesia dan Turki Era Pasca Perang Dingin.
Hal ini semakin dikuatkan dengan temuan survei ICRC tersebut. Bahwa dari empat belas alasan masyarakat puas terhadap kinerja Anies, faktor pemimpin muslim berada di urutan terbawah.
Hanya 0,6 persen responden yang menjadikan pemimpin muslim sebagai dasar kepuasan terhadap Anies.
Legisan memastikan religiositas atau keislaman Anies memang tidak diragukan masyarakat lagi. Namun, yang menjadi penilaian utama warga adalah kinerjanya, bukan dalil sentimentil.
Karena itu, dia menegaskan tuduhan Anies memainkan politik identitas hanya isapan jempol belaka. “Dan itu membantah tuduhan orang yang mempersoalkan politik identitas,” tandasnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, sejumlah alasan masyarakat kenapa puas terhadap kepemimpinan Gubernur dan Wagub DKI Jakarta adalah mulai dari kinerjanya bagus (26,5 persen), Jakarta lebih rapi (12,6 persen), banyak perubahan (12,6 persen), Anies orangnya pintar (10,4 persen), Anies orangnya ramah (9,7 persen), terbukti hasil kerjanya (8,1 persen), dan pembangunan JIS (5,8 persen).
Alasannya lainnya adalah Anies orang berwibawa (3,9 persen), Jakarta menjadi taraf internasional (2,6 persen), kinerja lebih bagus dari sebelumnya (2,3 persen), Anies calon presiden Indonesia (2,3 persen), dekat dengan masyarakat (1,6 persen), pendidikan dibuatkan KJP (1,0 persen) dan pemimpin muslim (0,6 persen).
Sementara alasan masyarakat tidak puas terhadap kepemimpinan Anies-Ariza yaitu kinerjanya kurang bagus (28,6 persen), pembangunan tidak jelas (17 persen), Jakarta tidak berubah (15,3 persen), janji kampanye tidak terpenuhi (13,6 persen), Ahok lebih bagus (10,2 persen), Jakarta masih macet (3,4 persen), Jakarta masih banjir (1,7 persen), tidak suka terhadap Anies (1,7 persen), tidak tahu/tidak jawab (8,5 persen).
Survei ICRC ini dilakukan pada 20-30 Juli 2022 melibatkan 800 responden dengan menggunakan metode Stratified random sampling di lima kota dan satu kabupaten di DKI Jakarta. Margin of error survei ini sebesar kurang lebih 3,46 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara via telepon oleh call center dengan kuesioner. (kba)