Kita sangat berharap semua lembaga di negeri ini sadar diri bahwa demokrasi telah dihancurkan Presiden Jokowi bersama rezimnya yang korup dan nepotis. #kbanews
JATIM | KBA – Jika forum internasional level Komite Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyorot soal cawe-cawenya Presiden RI Jokowi pada Pemilu 2024, tentu kenyataan itu sangat memalukan bangsa Indonesia. Apalagi, Indonesia disebut sebagai salah satu negara demokrasi.
‘’Lebih-lebih cawe-cawenya Jokowi itu tiada lain untuk meloloskan anak kandungnya yang diajukan sebagai calon wakil presiden. Sungguh melukai demokrasi di Indonesia. Bahkan, menurut saya, rezim ini sengaja menghancurkan demokrasi dan menginjak-injak supermasi hukum di negeri hukum ini,’’ terang Alham Ubay, tokoh di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, dihubungi KBA News, Minggu, 17 Maret 2024.
Menurut mantan Ketua Panwaslu Bojonegoro itu, harusnya rezim ini, khususnya Jokowi berterima kasih kepada gerakan reformasi 1998 yang berhasil direbut oleh gerakan rakyat bersama mahasiswa dengan pengorbanan jiwa, raga dan nyawa.
Ini dengan catatan Jokowi meningkatkan kualitas demokrasi dengan semangat reformasi. Bukan malah menghancurkan kembali pada titik nadir bahkan melebihi Orde Baru jeleknya.
‘’Kita sangat berharap semua lembaga di negeri ini sadar diri bahwa demokrasi telah dihancurkan Presiden Jokowi bersama rezimnya yang korup dan nepotis,’’ kata mantan wartawan tersebut.
Ditambahkan, kita patut bersyukur dengan bangkitnya kekuatan-kekuatan kaum intelektual kampus. Alham Ubay yakin, mereka ini selama ini berada di barisan non-partisan dan jelas tidak pada satu barisan.
Tapi dengan ulah Jokowi Widodo dan keluarganya yang harus kekuasaan yang dinastis ini, mereka kini berkumpul dalam satu barisan, tumbangkan Jokowi.
‘’Semoga barisan kaum intelektual kampus ini terus dan semakin meluas dan menjadi gelombang gerakan moral yang mampu menumbangkan rezim diktator ini.’’
Harusnya Presiden Jokowi tidak membebankan hatinya melihat kenyataan gelombang rakyat Indonesia bahkan sampai ke masyarakat dunia internasional. Diharapkan, Jokowi segera sadar dan instrospeksi, sebelum kemarahan rakyat memuncak, yang pasti berakibat fatal untuk bangsa ini.
‘’Akan lebih terhormat, bila Jokowi mengundurkan diri sebelum diundurkan rakyatnya. Contohlah Presiden Soeharto, yang rela mundur daripada rakyatnya berdarah-darah dan bangsanya hancur.’’
Dikatakan, saat ini, dia melihat tingkat kepercayaan rakyat kepada Presiden Jokowi sangat rendah, seiring dengan terbongkarnya banyak kecurangan pemilu presiden, buntut cawe-cawenya itu. (kba).