Di tiap stasiun terpadu dilakukan penataan lokasi demi kenyamanan para penumpang saat menunggu.
JAKARTA | KBA News – Tinggal menghitung hari, posisi Gubernur DKI Jakarta yang dijabat Anies Baswedan genap empat tahun masa kerjanya. Artinya, orang nomor satu di DKI Jakarta ini tinggal menyisakan satu tahun masa baktinya melayani warga Jakarta.
Tepat pada 16 Oktober 2021 nanti, masa bakti Anies Baswedan genap empat tahun. Di empat tahun masa kerja Anies apa saja yang sudah dibuat?
Pertanyaan ini sering ditanyakan oleh masyarakat DKI Jakarta. Bahkan, warga luar Jakarta pun ikut menanyakan hal tersebut, karena Kota Jakarta merupakan ibu kota negara.
Selama empat tahun mengabdi, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini berhasil membangun sistem transportasi yang modern. Dimana, seluruh titik-titik pemberhentian angkutan umum diintegrasikan, yang kemudian dikenal dengan konsep ‘Integrasi Transportasi Jabodetabek’.
Konsep Integrasi Transportasi Jabodetabek ini difokuskan di setiap stasiun-stasiun yang ada di Jakarta. Nantinya, di tiap stasiun terpadu dilakukan penataan lokasi demi kenyamanan para penumpang saat menunggu. Misalnya dengan pemanfaatan lahan untuk pengendapan dan naik-turun ojek online, ojek pangkalan, bajaj, bus kecil (Jak Lingko dan regular), lokasi halte transjakarta, mikrotrans, dan lain-lain. Konsep ini kemudian dipuji oleh masyarakat hingga Pemerintah Pusat.
Untuk mendukung konsep ini, Anies Baswedan mengambil kebijakan cepat dengan memperbaiki stasiun-stasiun KRL yang ada di Jakarta. Hal ini untuk mempermudah dan menunjang konsep Integrasi Transportasi tersebut.
Sejauh ini sembilan stasiun terpadu yang sudah diperbaiki oleh mantan rektor Universitas Paramadina itu, yakni Stasiun Tanah Abang, Sudirman, Pasar Senen, Juanda, Palmerah, Kota, Tebet, Gondangdia dan Manggarai. Saat ini, dari kesembilan stasiun tersebut yang baru jadi stasiun terpadu, yaitu Tanah Abang, Sudirman, Pasar Senen, dan Juanda.
Sembilan stasiun yang tadinya kumuh kini berubah menjadi stasiun-stasiun seperti di luar negeri. Bahkan, warga Jabodetabek menjuluki wajah Stasiun Manggarai seperti Stasiun kereta api di Tokyo, Jepang. Perbaikan sembilan stasiun tersebut diperkirakan menelan dana puluhan miliar rupiah.
“Biaya (untuk lima stasiun lagi) Rp 40 miliar dan yang kemarin empat stasiun (dananya) Rp 25 miliar,” kata Anies di satu kesempatan yang dikutip dari YouTube.
Anies pun mengakui, pembangunan stasiun terpadu yang saat ini telah diresmikan molor dari target waktu yang ditentukan. Hal tersebut terjadi karena adanya pandemi Covid-19.
Sehingga, pembangunan empat stasiun tersebut memakan waktu hingga lima bulan. Padahal, target awalnya pembangunannya hanya memakan waktu tiga bulan, dari Januari hingga Maret 2020. “Mudah-mudahan (untuk lima stasiun yang baru) bisa dalam tiga bulan,” ucap Anies.
Hingga saat ini, tujuh dari sembilan stasiun yang diperbaiki sudah diresmikan oleh Anies Baswedan, yakni Stasiun Tanah Abang, Stasiun Sudirman, Stasiun Senen, Stasiun Kota, Stasiun Tebet dan Stasiun Palmerah. Sementara Stasiun Manggarai dan Stasiun Gondangdia sudah selesai diperbaiki dan tinggal menunggu waktu peresmian.
Peresmian stasiun terpadu ini merupakan tindaklanjut dari kerja sama antara PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT MRT Jakarta (Perseroda) untuk membuat perusahaan patungan yang diberi nama PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek pada Januari 2020 lalu.
Tak hanya penataan jalur naik-turun angkutan umum, penataan fasilitas dan sarana- prasarana juga telah dilakukan. Misalnya, membenahi selasar dan fasilitas pejalan kaki, lay bay bus TransJakarta, penyediaan rambu pengarah hingga penataan pedagang kaki lima.
Empat tahun masa baktinya di Jakarta, keberhasilan Anies merubah wajah Jakarta, khususnya pada kemajuan transportasi dipuji oleh Menteri BUMN Erick Thohir.
“Peresmian integrasi transportasi Jabodetabek mematahkan persepsi negatif tentang Jakarta yang disebut sebagai kota tua,” kata Erick.(kba)