Setelah diundang Kementerian ATR/BPN di balai desa setempat, warga Desa Wadas yang tergabung dalam Gempadewa konsisten menolak pelepasan hak untuk pertambangan. #kbanews.
PURWOREJO | KBA – Warga terdampak pertambangan yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Peduli Wadas atau Gempadewa menggelar aksi di Tugu Perwalawan Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Kamis, 31 Agustus 2023 malam.
Dalam aksinya, Gampadewa konsisten menolak pelepasan hak atas tanah untuk pertambangan. Aksi ini sebagai respons undangan dari Kementerian ATR/BPN yang meminta warga menandatangi pelepasan hak.
Anggota Gempadewa Talabudin menceritakan pada Kamis, 31 Agustus 2023, warga diundang Kementerian ATR/BPN di Balai Desa Wadas dalam rangka musyarawah tentang bentuk ganti rugi dan besaran ganti rugi. Kementerian datang bersama jajaran pemerintah hingga melibatkan banyak aparat.
“Warga Wadas dipaksa untuk menghadiri, karena dalam undangan yang tertera, hadir dan tidak hadir dianggap sah,” katanya saat dihubungi KBA News, Jumat, 1 September 2023.
Dia mengatakan, dengan berat hati akhrinya warga menghadiri undangan tersebut. Warga dipaksa mendatangani daftar hadir. “Mereka bilang, kalau warga tidak tanda tangan daftar hadir, musyawarah tidak dimulai,” ungkapnya.
Talabudin mengungkapkan, warga trauma ketika menandatangi daftar hadir dianggap sudah menyepakati pelepasan hak atas tanah. “Kami khawatir, tanda tangan kehadiran disalahgunakan atau dimanipulasi sudah menyepakati pelepasan hak,” imbuhnya.
Setelah negoisasi yang alot, warga mendatangani daftar hadir. “Perlu kami tegaskan, warga terpaksa menandatangani daftar kehadiran besaran ganti rugi, tapi tidak pernah mendatangani pelepasan hak,” tegasnya.
Talabudin menegaskan, Gempadewa tetap konsisten menolak rencana pertambangan di Desa Wadas. “Kami minta jangan paksa kami untuk mendukung rencanana pertambangan. Sekali lagi, kami tegaskan, Wadas melawan,” ungkapnya.
Menurut dia, hingga saat ini masih 130 bidang milik 70 kepala keluarga yang tidak dilepaskan untuk keperluan pertambangan. “Angkanya masih sama, tetap kompak melawan pertambangan,” ungkapnya. (kba)