Juru Bicara Timnas Anies-Muhaimin ini menegaskan hubungan PKB dengan NU sangat baik dan harmonis. Kedua pihak selama ini senantiasa bersinergi dari tingkat pusat sampai daerah.#kbanews
JAKARTA | KBA – PKB tidak terima atas imbauan Sekjen PBNU Saifullah Yusuf untuk kembali ke jalan yang benar setelah gelaran Pilpres 2024 ini. Karena seharusnya tokoh NU yang akrab disapa Gus Ipul itu yang kembali ke jalan yang benar, tidak lagi menjadikan PBNU sebagai alat politik praktis.
Hal ini juga sejalan dengan peringatan Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus yang disampaikan pada acara Konferensi Besar (Konbes) NU dan Halaqah Nasional Strategi Peradaban NU di Yogyakarta akhir bulan lalu bahwa urusan NU memperbaiki kinerja organisasi untuk memenangkan Indonesia, bukan memenangkan capres.
“Seharusnya kalau kita mengutip pernyataan dari Gus Mus, yang harus kembali ke jalan yang benar itu adalah Gus Ipul. Kembalilah ke jalan yang benar, menjadikan PBNU bukan sebagai alat politik praktis dan itu keras menurut saya apa yang disampaikan Gus Mus. Harusnya itu menjadi perhatian,” jelas Juru Bicara PKB, Abdul Rochim, di kanal YouTube Padasuka TV, dikutip KBA News, Selasa, 20 Februari 2024.
“Karena faktanya kemarin di pilpres, beberapa elite PBNU seperti Gus Ipul atau Ketua Umum Muslimat Bu Khofifah atau Ketua Umum GP Ansor menjadi tim utama dari pilpres,” sentilnya, terkait langkah Gus Ipul Cs mendukung pasangan Prabowo-Gibran.
Politikus muda yang juga Juru Bicara Timnas Anies-Muhaimin ini menegaskan hubungan PKB dengan NU sangat baik dan harmonis. Kedua pihak selama ini senantiasa bersinergi dari tingkat pusat sampai daerah.
“Kemarin Kiai Haji Marzuki Mustamar menyebutkan pembangunan kantor PWNU Jawa Timur yang sekian lantai itu, itu atas dukungan yang begitu kuat dari pengurus wilayah PKB Jawa Timur,” ucapnya.
Bahkan pada pemilihan legislatif kemarin, caleg-caleg PKB juga bersinergi dengan NU di berbagai daerah. Karena itu, dia menegaskan hubungan PKB yang kurang harmonis hanya dengan beberapa elite PBNU saja.
“Hubungan NU dengan PKB itu sebenarnya dan memang sudah seharusnya sangat baik dan di mana-mana baik. Bahwa kalau ada yang tidak baik, itu hanya dengan beberapa elite (NU) di pusat saja,” tandasnya.
Terkait pilihan politik PKB mendorong Muhaimin Iskandar maju sebagai cawapres mendampingi Anies Baswedan, dia menegaskan itu merupakan langkah yang tepat. “Saya bisa menyimpulkan bahwa keputusan Gus Imin maju sebagai cawapres berdampingan dengan Pak Anies Baswedan itu adalah keputusan yang tepat dan sukses,” tegasnya.
Karena majunya Muhaimin pada Pilpres 2024 ini memberikan coattail effect atau efek ekor jas kepada PKB. Terbukti suara partai berbasis massa NU ini melejit dengan perkiraan mendapat 20 sampai 23 tambahan kursi dari Pemilu 2019 yang meraih 58 kursi DPR RI.
Sementara terkait pilpres, dia menegaskan masih dalam proses penghitungan. “Bahwa pilpres belum selesai, pilpres ini masih proses penghitungan. Jangan disimpulkan pilpres sudah selesai,” tandasnya.
Sebelumnya, Gus Ipul meminta PKB agar kembali ke jalan yang benar yang sesuai dengan arahan NU. “Kembalilah ke jalan yang benar yakni jalan yang sesuai dengan Nahdlatul Ulama,” kata Gus Ipul dalam keterangan tertulisnya pada Minggu kemarin.
Wali Kota Pasuruan, Jawa Timur, ini mengklaim para elit PKB tidak pernah mendengarkan para ulama dan kiai NU untuk menentukan arah politik.
“PKB salah mengambil jalan sehingga menimbulkan langkah yang membingungkan ulama, kiai, juga membingungkan warga NU. Bisa dilihat hasil pemilu ini. Jadi, segeralah kembali ke pangkuan NU,” katanya.
Dia pun mengingatkan PKB agar menerima apa pun hasil pemilu. “PBNU sudah menerima dan marilah kita sama-sama menghormati hasil pemilu. Kalau PKB mengaku partainya NU, ya mari bersama PBNU menyejukkan suasana,” pungkasnya. (kba)