Kenapa Ahok sampai kalah, padahal hampir semua lembaga survei memenangkan dia? Karena Ahok tidak bisa menjaga mulut, dan tindakannya. Dia kasar, temperamental, dan sering emosinya di luar kendali pikiran warasnya.#aminkanindonesia
JAKARTA | KBA – Pegiat politik dan tokoh Malari 15 Januari 1974 Salim Hutajulu menginggatkan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto untuk tidak berlaku kasar dan pengumpat. Sebab, itu akan berakibat fatal bagi pencalonannya di Pilpres bulan depan.
Dia menyatakan hal itu kepada KBA News, Senin, 15 Januari 2024 menanggapi tingkah laku politik Prabowo yang bicara kasar, dan merendahkan lawan politiknya, terutama Anies Baswedan.
“Mestinya, Prabowo berkaca kepada Pilgub 2017 pada saat Anies Baswedan mengalahkan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Mestinya kejadian itu masih terang dalam ingatan Prabowo. Waktu itu Ahok didukung kuat oleh Presiden Jokowi, kekuatan modal oligarki, dan birokrasi yang dikuasainya,” kata Salim.
Ahok pun, tambahnya, ringan tangan membagi,-bagikan bingkisan, dan uang kepada masyarakat. Sementara lawannya Anies Baswedan tidak punya uang. Bahkan untuk berkampanye pun dia harus berutang seperti yang dikatakan Sandiaga Uno.
Faktanya, tambah ketua Senat Mahasiswa FISIP UI tahun 1974 itu, Anies Baswedan memenangkan Pilgub DKI Jakarta dalam dua putaran. Dia bersama Sandiaga Uno menyingkirkan Ahok dan Djarot Saiful Hidayat yang didukung kuat PDI-Perjuangan bagian dari kekuasaan, dan oligarki.
Mulut kasar
Kenapa Ahok sampai kalah, tanya Salim, padahal hampir semua lembaga survei memenangkan dia? Dia menjawabnya sendiri. Karena Ahok tidak bisa menjaga mulut, dan tindakannya. Dia kasar, temperamental dan sering emosinya di luar kendali pikiran warasnya.
“Massa pemilih, tidak suka dengan watak, dan perilaku Ahok yang destruktif itu. Mereka memang menerima sumbangan, dan duit Ahok tetapi tidak mau memilih Ahok-Djarot. Mereka melihat Jakarta akan semakin kacau balau kalau Ahok terus berkuasa dengan sikap buruk, dan temperamentalnya itu.”
Kata Salim, hal itu harus menjadi pelajaran bagi Prabowo. Rakyat tidak menyukai orang yang brangasan, temperamental dan pendendam seperti yang dipelihatkannya. Dia tidak akan dipilih oleh mayoritas rakyat karena rakyat menolak gaya pemimpin seperti itu.
“Bisa jadi bantuan yang memlimpah yang disebarkan Prabowo itu diterima dengan senang hari oleh rakyat tetapi mereka tidak akan memilih dia karena tidak suka dengan watak emosionalnya,” demikian Salim Hutajulu. (kba).