Untuk menemukan strategi baru tersebut, memerlukan diskusi, tukar pikiran, bahkan juga perdebatan. Karena, dia menekankan, inspirasi tidak datang dari meditasi. Inspirasi datang dari adanya proses interaksi.#kbanews
JAKARTA | KBA – Tantangan dan perjuangan untuk menyelamatkan demokrasi saat ini sangat berat. Karena itu tidak bisa dihadapi dengan cara-cara konvensional. Harus ada terobosan baru.
Demikian disampaikan calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan saat menjadi keynote speaker dalam acara Demos Festival dengan tema “Omon-Omon Soal Oposisi” di Hotel Akmani, Jakarta, Sabtu, 9 Maret 2024.
Disiarkan secara live kanal YouTube @Jakartanicus, Anies menyampaikan sambutannya lewat sambungan telepon WhatsApp yang di-loudspeaker dan dibantu pengeras suara. Dia tidak bisa hadir secara langsung mengingat saat ini tengah berada di luar kota.
Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo juga menjadi keynote speaker dan mendapat giliran sebelum Anies bicara. Ganjar juga tidak hadir secara langsung dan menyampaikan pengantar lewat Zoom.
Mengusung tanda pagar #selamatkandemokrasi, #salam4jari, #gembiramelawan, dan #bangunoposisiparlemen, kegiatan yang dihadiri ratusan orang dari berbagai elemen masyarakat ini menyoroti dan menyiapkan rencana aksi menyikapi pelaksanaan Pemilu 2024 yang dinilai penuh kecurangan.
Selain juga menghadirkan sejumlah tokoh lain sebagai pembicara seperti pengamat politik Eep Saefulloh Fatah, Ikrar Nusa Bakti, Yunarto Wijaya, aktivis HAM Usman Hamid dan berbagai pegiat demokrasi lainnya, rangkaian kegiatan ini juga diisi dengan nonton bareng film Joshua: Teenager vs. Superpower sebuah film dokumenter tentang perjuangan aktivis demokrasi di Hong Kong.
“Saya juga ingin sampaikan kepada semua (yang hadir) beberapa pengalaman yang mungkin bisa menjadi perhatian. Kalau kita ingin melakukan terobosan dalam menghadapi tantangan sekarang, rasanya harus mencari cara baru yang berbeda dengan yang pernah dikerjakan dulu-dulu,” jelas Anies dalam sambutannya.
“(Karena) Problem yang kita hadapi hari ini berbeda dengan yang kita hadapi 25 tahun yang lalu, problem yang berbeda dengan yang dihadapi di era pra-Orde Baru. Karena itu saya melihat tidak bisa dilawan dengan cara yang sama, harus ada terobosan, harus ada cara baru,” imbuhnya.
Untuk menemukan strategi baru tersebut, lanjut capres yang berpasangan Muhaimin Iskandar ini, memerlukan diskusi, tukar pikiran, bahkan juga perdebatan. Karena, dia menekankan, inspirasi tidak datang dari meditasi. Inspirasi datang dari adanya proses interaksi.
Dia pun optimistis interaksi orang-orang yang memilih untuk melakukan perubahan dan yang tidak membiarkan praktik penyimpangan demokrasi tanpa perlawanan akan melahirkan terobosan.
“Karena itu kalau saya boleh menitipkan harapan, harapan saya adalah memikirkan thinking the unthinkable. Memikirkan yang tak terpikirkan, mencari cara baru, mencari jalan baru untuk mengubah kondisi sekarang, untuk melakukan sebuah perlawanan atas permainan-permainan yang kita saksikan masif kemarin. Dan ini tidak bisa dengan cara-cara lama,” paparnya.
“Dan apa caranya? Ini harus dipikirkan sama-sama. Mudah-mudahan dalam festival ini bisa terjadi interaksi, tukar pikiran, tukar gagasan, tukar pengalaman yang menghasilkan cara baru. Ini sebuah harapan. Karena kita semua punya konsen yang sama. Tapi juga di sisi lain kita tahu bahwa menghadapi kondisi seperti ini tidak bisa konvensional,” tandasnya.
Di akhir sambutannya, selain berharap kegiatan tersebut berjalan lancar, Anies juga mendorong semua yang hadir untuk terus menggaungkan pesan #selamatkandemokrasi dan #gembiramelawan.
“Mudah-mudahan makin banyak yang menyadari, makin banyak menjadi bagian dari gerakan (penyelamat demokrasi) dan nantinya akan mencapai keberhasilan yang kita bisa syukuri sama-sama,” tandasnya. (kba)