Dengan menunjukkan buku ‘Krisis Utang Besar’, Anies secara simbolik ingin mengingatkan apa yang dialami bangsa Indonesia saat ini.
JAKARTA | KBA — Ada ungkapan populer satu gambar seribu makna atau satu gambar setara dengan seribu kata. Begitulah kekuatan foto. Ia memiliki kekuatan tersendiri untuk bercerita dalam memaknai suatu peristiwa tertentu.
Demikian halnya dengan foto yang diunggah bakal calon presiden (Bacapres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Rasyid Baswedan melalui akun media sosialnya pada Rabu, 26 April 2023.
Dia membagikan momen sebagaimana nampak dalam foto, tengah duduk santai waktu senja di pinggir pantai sambil asyik membaca buku berjudul ‘Principles for Navigating Big Debt Crises’.
Tak tertinggal Anies juga menuliskan narasi pada foto yang diunggahnya tersebut: “Matahari yang terang itu, kini mulai meredup terbenam. Teduh, semilir dan tenang untuk membaca dan bersiap. Sebelum esok menyambut hari yang baru dan lebih baik.”
Dia menambahkan dengan mengatakan untuk bersiap menyambut hari esok karena masa libur telah berakhir.
“Bagi yang telah mengakhiri masa liburan, selamat bersiap kembali bekerja dan berkarya esok hari.”
Pakar komunikasi politik dari Universitas Jember (Unej) Dr Muhammad Iqbal menilai pilihan narasi dalam cuitan Anies pada awal kalimat, “Matahari yang terang itu, kini mulai meredup terbenam”, ini bisa dimaknai sebagai akan segera berakhirnya periode kekuasaan Presiden Jokowi maupun pamor dominasi partai penguasa, PDI-P.
Lalu, kalimat “Sebelum esok menyambut hari yang baru dan lebih baik”. memberikan spirit energi baru gegap gempita rakyat memilih poros partai Koalisi Perubahan yang dimotori oleh NasDem, Demokrat dan PKS.
“Sesantai itu Anies menyikapi hiruk-pikuk panggung politik pilpres dan euforia sesaat poros PDI-P pascapencapresan Ganjar,” kata pria yang akrab disapa Cak Iqbal kepada KBA News, Jumat dinihari, 28 April 2023.
Meski santai, demikian lanjut alumnus Universitas Airlangga ini, tapi begitu mumpuni dan sangat mendalam Anies menyiapkan diri dalam upaya menyelamatkan masa depan bangsa Indonesia agar terhindar dari badai “Krisis Utang Besar”.
Pendek kata, unggahan swafoto Anies sarat kapasitas dan sangat berkualitas. Tak hanya kritik dan satire berkelas. Tapi sekaligus pesan edukasi politik yang cerdas dan bernas.
“Suatu semiotika politik yang diharapkan membuat rakyat di Pemilu 2024 nanti begitu antusias menjadi pemilih yang berintegritas,” imbuh Cak Iqbal.
Sebagaimana dilansir beritajatim.com, Kamis malam, 27 April 2023, Cak Iqbal juga menilai pilihan awal kalimat Anies merupakan contrasting message atau pesan pembeda yang kuat untuk menjawab pernyataan Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto terkait pencapresan Ganjar.
Hasto secara hiperbolis menyatakan, “Kalau Ibu Mega (Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDI-P) udah ambil keputusan, ini tidak akan berubah meskipun matahari terbit dari barat.”
Menurut Cak Iqbal, boleh jadi Anies menimpali kalimat hiperbolik yang berkesan agak jemawa itu dengan mengecilkan maknanya kembali ke sifat dasar hukum alam, yaitu, matahari yang terang itu, kini mulai meredup terbenam.
“Cuitan itu menunjukkan Anies seolah sangat meyakini konsepsi harmoni hukum alam,” tuturnya.
Dia menambahkan, keperkasaan sang matahari di sepanjang hari dari terbit, pasti meredup dan terbenam ketika senja datang. Tak seperti pernyataan Hasto yang justru melawan hukum alam.
Cak Iqbal melihat cuitan itu adalah penggambaran karakter dan kapasitas Anies dalam menyikapi dinamika alot kontestasi dan polemik sengkarut politik.
“Anies tetap harus meneduhkan, tapi daya energi terus bergerak dengan tenang sambil berfokus mencermati setiap perkembangan situasi,” katanya.
Cak Iqbal menduga Anies bersiap merancang daya strategi narasi, kreasi dan aksi untuk menghasilkan solusi atas apa yang paling mendasar dialami bangsa dan negeri Indonesia, yaitu potret kelam menggunungnya utang.
Menurut Cak Iqbal, boleh jadi, itulah kenapa buku berjudul Principles for Navigating Big Debt Crises dengan sampul warna hitam sengaja dipilih Anies untuk merepresentasikan misi besar membawa perubahan yang jauh lebih baik lagi sebagai Presiden 2024-2029.
Unggahan Anies semakin memperkuat kesan bahwa kontestasi pemilihan presiden tak cuma mengandalkan ilmu dan strategi, tapi juga kontemplasi seni.
“Unggahan foto Anies bernilai kontemplasi seni yang tinggi dan mendalam maknanya untuk masa depan perubahan bangsa Indonesia,” kata Iqbal.
Dengan menunjukkan buku ‘Krisis Utang Besar’, Anies secara simbolik ingin mengingatkan apa yang dialami bangsa Indonesia saat ini.
Cak Iqbal megingatkan kembali tentang konsep Trisakti yang diformulasikan oleh Bung Karno, demi Indonesia yang mampu berdaulat secara politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan sebagai bentuk revolusi suatu bangsa.
Lebih lanjut Cak Iqbal menilai, di bawah pemerintahan saat ini, visi nasionalisme dan Trisakti Bung Karno hanya sebatas jargon. Dan Indonesia bisa terjerembab dalam jurang big debt trap atau jebakan utang besar.
Anies menurut Cak Iqbal menyadari betul mengapa buku Ray Dalio itu perlu dibaca. “Anies sungguh siap membawa perubahan besar untuk Indonesia melampaui visi para pendiri bangsa,” demikian Cak Iqbal. (kba)