Meski demikian diakuinya, butuh kerja keras untuk memberikan masyarakat pemahaman bahwa Anies bukan seperti yang dituduhkan, seperti juga dialami PDI dahulu. “Untuk mengeluarkan pemahaman-pemahanan seperti ini memang butuh perjuangan. Sekali lagi jangan putus asa,” katanya menekankan.
RUTENG | KBA – Berbagai stigma negatif yang diterima Anies Baswedan saat ini mengingatkan tokoh senior Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) Andreas Jaharus akan pengalaman pahit PDI pada masa Orde Baru.
Selama puluhan tahun, jelas anggota DPRD Manggarai dari PDIP periode 1999-2004 ini, partainya dituding dengan berbagai macam umpatan. Seperti penipu bahkan disebut dekat dengan PKI.
“Bertahun-tahun kami selalu dibilang PKI, penipu, pembohong. Itu kan rasukan-rasukan dari orang. Tapi kita dengan rendah hati selalu turun memberikan kecerdasan, pemikiran yang tepat kepada masyarakat,” jelasnya dalam Dialog Kebangsaan: Merawat Harmoni dan Membangun Persatuan & Aspirasi Dukungan Anies Baswedan Menuju Presiden 2024 yang digelar Laskar Angkatan Muda Anies Baswedan (AMAN) di Kota Ruteng, Kabupaten Manggarai, Senin malam, 23 Januari 2023.
Dengan telaten, mereka ketika itu memberikan pemahaman hingga masyarakat tidak percaya lagi berbagai tudingan yang beredar. Ketidakpercayaan tersebut terbukti dengan kemenangan PDIP pada Pemilu setelah Orde Baru tumbang.
Isu politik identitas, radikal, dan intoleran yang dialami Anies saat ini juga, katanya membandingkan, pun diciptakan orang-orang yang tidak senang dengan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut. Karena itu dia menyambut baik relawan Anies Laskar AMAN gencar terjun ke masyarakat untuk meluruskan persepsi yang keliru tersebut.
“Memang ini harus kerja keras dari tim ya. Jadi tidak gampang. Butuh waktu dan segala macam untuk menyampaikan yang benar. Ceritakan yang benar tentang pribadi Pak Anies,” ucapnya.
Namun, dia meminta tim relawan Anies jangan dulu mengaitkan dengan Pilpres 2024. Karena kuatir nanti akan disebut curi start kampanye. Yang penting terus bergerak memberikan masyarakat pemahaman yang benar terkait sosok dan berbagai kebijakan Anies selama menjadi orang nomor satu di Ibu Kota.
“Karena 2024 nanti, kalau ini sudah dibersihkan, sudah tidak ada salah pemahaman lagi, masyarakat legowo saja menerima [Anies]. Karena sudah dibersihkan dengan kedatangan dari bapak-bapak,” ucapnya.
Meski demikian diakuinya, butuh kerja keras untuk memberikan masyarakat pemahaman bahwa Anies bukan seperti yang dituduhkan, seperti juga dialami PDI dahulu. “Untuk mengeluarkan pemahaman-pemahanan seperti ini memang butuh perjuangan. Sekali lagi jangan putus asa,” katanya menekankan.
Yang menarik lagi bagi dia, relawan Anies Baswedan sudah melakukannya jauh-jauh hari sebelum masa pemilu. Sehingga ini merupakan pendidikan politik yang sangat baik bagi masyarakat. Apalagi, juga disertai dengan dialog kebangsaan untuk mengukuhkan semangat persatuan.
“Kalau sudah menurut waktunya [pemilu] berjalan, itu sudah karena kepentingan. Sudah tidak seratus persen untuk pendidikan politik. Tapi kalau seperti ini jauh-jauh masih waktunya, inilah pendikan politik yang diharapkan oleh masyarakat yang sebenarnya,” tandasnya.
Dialog kebangsaan ini yang digelar di Ruteng ini merupakan lanjutan dari rangkaian kegiatan yang digelar tim DPP Laskar AMAN dari sebelumnya di Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Lembata. Tim Laskar AMAN yang hadir terdiri dari Ervanus Tou (Ketua Umum), Emanuel Odi (Wakil Ketua Umum), Cosmas Fernandez (Ketua Bidang Humas dan Penggalangan Massa) serta turut pula mantan anggota DPR RI Ramadhan Pohan.
Ervanus Tou dan Ramadhan Pohan yang tampil sebagai pembicara menjelaskan berbagai kebijakan dan prestasi Anies Baswedan seraya menepis beragam tudingan dan fitnah terutama terkait isu radikal dan intoleran yang dialamatkan kepada bakal capres dari Partai NasDem tersebut. (kba)