“Nama beliau yang sebelumnya sangat dingin atau tidak populer tetapi hari ini kita membuktikan Nama Pak Anies juga bisa diterima, direspon positif di daerah ini, di NTT pada umumnya,” imbuhnya.
RUTENG | KBA – Ervanus Tou dan tim terus bergerilya menyosialisasikan sosok dan berbagai prestasi dan kebijakan Anies Basewdan kepada masyarakat. Setelah Flores Timur, Lembata, giliran kepada masyarakat Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Ketua Umum DPP Laskar Angkatan Muda Anies Baswedan (AMAN) ini meyakinkan bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut layak menjadi presiden RI.
“Kita menilai beliau adalah tokoh yang berkarakter, tokoh yang punya prinsip dalam politik, tokoh intelektual yang punya wawasan luas. Beliau juga adalah negarawan seorang nasionalis-religius yang kapasitasnya itu sampai hari ini teruji,” ujarnya dalam Dialog Kebangsaan: Merawat Harmoni dan Membangun Persatuan & Aspirasi Dukungan Anies Baswedan Menuju Presiden 2024 di Kota Ruteng, Kabupaten Manggarai, Senin malam, 23 Januari 2023.
“Kita tahu beberapa hari yang lalu, kendati pun dia sudah tidak menjabat sebagai pejabat publik, tetapi Pak Anies masih diundang sebagai narasumber, sebagai pembicara di forum-forum internasional,” sambungnya.
Dalam kesempatan tersebut, dia yang datang bersama Wakil Ketua Umum Laskar AMAN Emanuel Odi, Ketua Bidang Humas dan Penggalangan Massa Laskar AMAN Cosmas Fernandez, serta mantan anggota DPR RI Ramadhan Pohan, menepis anggapan bahwa Anies merupakan pemimpin radikal dan intoleran seperti ramai disebut di media sosial. Karena buktinya, Jakarta selama dipimpin Anies berjalan dengan damai dan kehidupan masyarakat harmonis.
“Kalau saja hari ini DKI Jakarta itu seperti yang informasikan di luar sana, di media sosial, bisa bisa saya, Bung Eman, Pak Cosmas yang orang timur, orang Katolik, tidak bahagia tinggal di DKI Jakarta. Tetapi hari ini kami masih bahagia. Kami tidak menemukan apa yang bisa sampaikan di luar sana,” kata Ervan, yang juga berasal dari Kabupaten Manggarai ini.
Sebab selama memimpin Ibu Kota, katanya lebih lanjut, Anies mampu menjembatani semua aspirasi rakyat Jakarta. Anies memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa membeda-bedakan latar belakang agama, suku beragam perbedaan lainnya.
“Contoh yang paling nyata bagaimana beliau memberikan bantuan yang bernama BOTI, Bantuan Operasional Tempat Ibadah kepada semua agama, kepada semua warga DKI Jakarta. Lalu ada banyak juga program ataupun kebijakan yang itu sangat tersentuh dengan kebutuhan masyarakat DKI Jakarta. Ini sangat berbanding terbalik dengan apa yang informasikan di luar sana, apa yang kita masyarakat NTT terima, atau apa yang kita lihat di media sosial,” bebernya.
Karena itulah Ervan berterima kasih kepada sekitar 200 masyarakat Kota Ruteng yang hadir di dalam pertemuan di kediaman Koordinator Laskar AMAN Manggarai Kanisius Senta tersebut. Dengan demikian, masyarakat bisa mendapatkan informasi yang jelas dan valid tentang sosok Anies Baswedan.
“Laskar AMAN sudah berkomitmen dan kita siap bekerja secara total bagaimana datang dari daerah ke daerah, dari kampung ke kampung, dari keluarga ke keluarga, dan dari warga ke warga untuk meluruskan informasi-informasi yang tidak benar tentang Pak Anies Baswedan,” ucapnya.
Dia bersyukur dengan pendekatan persuasif dan menjelaskan informasi berdasar data dan fakta, masyarakat NTT yang selama ini dianggap tidak menerima Baswedan mulai membuka diri. Hal ini berdasarkan pengalamannya setelah melakukan safari dalam sepekan ini mulai dari Larantuka, Lembata, termasuk Ende, hingga Manggarai.
“Nama beliau yang sebelumnya sangat dingin atau tidak populer tetapi hari ini kita membuktikan Nama Pak Anies juga bisa diterima, direspons positif di daerah ini, di NTT pada umumnya,” imbuhnya.
Meski demikian, katanya menambahkan, Laskar AMAN hadir bukan untuk memaksa warga memilih Anies Baswedan. Karena yang paling penting bagi mereka adalah bagaimana meluruskan dan mencegah penyebaran informasi-informasi hoaks dan narasi yang memecah belah di tengah masyarakat agar persatuan dan kesatuan bangsa tetap terjaga.
“Soal beda pilihan politik itu biasa. Tetapi persatuan, persaudaraan, menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) itu yang diutamakan,” tandasnya. (kba)