Siapa yang bilang pilpres sudah selesai dan bosnya menang? Orang yang ngomong itu pede banget, kabengetan deh.#aminkanindonesia
JAKARTA | KBA – “Hiii, capa cacut (siapa takut),” ujar seorang wanita berusia 40-an, fans berat Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) sambil memonyongkan bibirnya.
Hari itu, Jumat, 16 Februari 2024 sekitar pukul 15.00 WIB di depan gedung KPU RI, Jakarta, aksi demo massa AMIN disusul massa Ganjar Pranowo-Mahfud MD, tiba-tiba terjeda sebentar karena kedatangan massa pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Massa berjumlah puluhan orang ini dipimpin oleh sejumlah lelaki tegap berkulit kehitaman. Seorang koordinator aksi demo berdiri di atap mobil komando mereka.
Dia meneriakkan lewat pengeras suara agar rakyat termasuk paslon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) dan Ganjar-Mahfud, semua simpatisan dan relawan, agar berbesar hati menerima kekalahan di Pilpres 2024.
Bahkan, lelaki berjanggut kambing dan berambut ikal cepak ini, juga menyatakan bahwa jika massa AMIN dan Ganjar-Mahfud terus menyalahkan KPU RI dengan tuduhan merekayasa penghitungan jumlah suara, maka dia mengancam akan membawa massa berjumlah jauh lebih besar.
Orator itu juga menyataan bahwa siapa pun yang meragukan kredibilitas KPU maka orang-orang itu diragukan sportivitasnya, terutama nasionalismenya. “Pilpres sudah selesai, terimalalah saja,” katanya.
Mendengar orasi itu, wanita tadi sembari geleng-geleng kepala. “Sudah jelas curang, nggak ngaku, malah ngancam-ngancam pula. Kirain kita takut,” lanjut wanita tadi sembari geleng-geleng kepala.
Sejurus kemudian, massa AMIN dan Ganjar-Mahfud kembali berdemo, tak peduli dengan aksi massa kubu lawan yang terus berorasi lewat pengeras suara yang disertai yel-yel para pendukung.
“Siapa yang bilang pilpres sudah selesai dan bosnya menang? Orang yang ngomong itu pede banget, kabengetan deh,” kata rekan si wanita.
Di dekat mereka, seorang personel polwan berusoia setengah baya, menarik nafas panjang berkali-kali melihat semangat para pendemo wanita yang didminasi emak-mak.
“Makanya banyak polwan yang turun karena info awal sih, ini demo emak-emak,” katanya.
Sejumlah lelaki terlihat berdiri atau duduk mengamati aksi demo dari kejauhan. Mereka mengaku mengantar istri-istrinya ke aksi tersebut.
“Aku cuma wanti-wanti agar istri berhati-hati. Namanya aja demo politik. Jangan tiba-tiba terjadi peristiwa anarkis dadakan. Makanya saya dan teman-teman ini mengawasi dari jauh,” kata seorang ayah muda seraya mendongak ke arah teman-temannya sesama suami.
“Sama, istriku juga semangat. Malah tadi pagi di rumah, dia main jewer telinga segala, karana saya dibilang cerewet, kebanyaan wanti-wanti,”sambung lelaki lain yang juga mengawal istrinya ke lokasi demo.
Aksi demo tersebut didahului oleh massa kubu AMIN, yang sejam kemudian disusul bergabungnya massa kubu Ganjar-Mahfud.
Toh sebagian besar wanita ini tidak langsung ‘berperang’, melainkan menyerbu dagangan bakso di atas sepeda yang diparkir di trotoar jalan di samping gedung KPU RI.
“Isi tenaga dulu dong, sebelu masuk gelanggang,” kata seorang emak-emak tersenyum sambil mengotak-atik sebutir bakso berukuran nyaris sebesar bola tenis di mangkuknya. (kba).
“