“Hakulyakin, dari seluruh figur hanya beliau yang tepat menjadi pendamping Anies di Pilpres 2024,” kata Sutikno, 64 tahun, tokoh Pacitan.
JAKARTA | KBA – Bakal Calon Presiden Koalisi Perubahan, Anies Rasyid Baswedan akan mengunjungi Surabaya pada 17 hingga 19 Maret 2023. Tokoh Pacitan, Sutikno, 64 tahun berharap ada pertemuan antara Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, salah satu figur yang digadang-gadang berpeluang menjadi pendamping di Pilpres 2024.
“Informal saja. Kalau sudah bertemu kan ada berita nasional itu,” kata Tikno kepada KBA News, Jumat, 10 Maret 2023.
Tikno melihat apapun pergerakan di Surabaya pasti akan diketahui media. Itu termasuk jika Anies bertemu secara rahasia dengan Khofifah. Bekas Menteri Sosial ke-27 itu dianggapnya sebagai sosok layak menjadi Bacawapres.
“Hakulyakin, dari seluruh figur hanya beliau yang tepat menjadi pendamping Anies di Pilpres 2024,” kata dia.
Dia beralasan kalau pasangannya sama-sama dari Jakarta tidak pas. Alasannya tidak akan mengambil konstituen atau suara. Menurut dia Pilpres adalah ajang mengidentifikasi fanatisme. Pendukung lainnya adalah keberadaan Nahdliyin yang berpusat di Jawa timur.
Khofifah mempunyai daya tarik khususnya di kalangan Muslimat NU. Tikno berpendapat organisasi ini mempunyai anggota sekitar 30 juta Nahdliyin.
“Saya pikir Khofifah itu tokoh bersih ketika menjadi Mensos tidak ada masalah,” ujar Tikno.
Satu-satunya kekhawatian Tikno adalah peristiwa penggeledahan kantor Khofifah dalam dugaan kasus korupsi dana hibah di Jawa Timur pada Rabu malam, 21 Desember 2022 silam.
Tikno melihat Khofifah itu akan ditakutkan lawan politik bila memang dipilih Anies sebagai pendamping di Pilpres 2024. Penggeledahan itu kata dia dimaksudkan untuk memberi tekanan kepada mantan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan tersebut.
Jejak rekam Khofifah yang menonjol dalam memimpin Jawa Timur menurut Tikno adalah mau turun ke daerah-daerah. Hal itu akan dilakukannya terutama ketika ada masalah yang mengharuskannya tur uke bawah.
Dia melihat Khofifah bukan menunggu momen terkait peluangnya mendampingi Anies. Saat ini kata dia belum ada politisi dari partai politik yang benar-benar mendekati perempuan kelahiran 19 Mei 1965. “Khofifah unggul dalam hal menjalankan Anggaran Belanja Pendapatan Daerah, kondusivitas di Jawa Timur, dan adem ayem. Karena itu dia sering turun ke bawah,” ujar dia. (kba)