Saat pilpres, Kiai Dawam memberikan fatwa kepada para santri, alumni dan masyarakat demi menjaga menjaga marwah pendidikan dan agama. #aminkanindonesia
LAMONGAN | KBA – Ini cerita KH. Muhammad Dawam Saleh, pengasuh Ponpes Al-Ishlah Desa Sendangagung, Kecamatan Paciran Lamongan, Jawa Timur soal coblosan Pilpres 2024.
Saat pilpres, Kiai Dawam memberikan fatwa kepada para santri, alumni dan masyarakat demi menjaga menjaga marwah pendidikan dan agama.
“Saya memberi fatwa : memilih 01 adalah wajib hukumnya, 02 haram, dan 03 makruh. Rupanya fatwa beliau diikuti masyarakat sekitar pondok,” kata Dawam saat berbagi cerita dalam deklarasi Forum Penyelamat Pemilu Jurdil (FPPJ) Lamongan, Jumat, 1 Maret 2024.
Seperti dikatakan Koordinator FPPJ Lamongan Ribhan kepada KBA News, Kiai Dawam bercerita panjang lebar mengapa di TPS-nya, paslon nomor 01 menang.
“Kata Kiai Dawam, ini bukan soal kemenangan salah satu paslon capres, baik 01, 02, 03, tetapi ketika ada paslon yang telah jelas teruji prestasi, jujur, amanah, komitmen pada kesejahteraan dan rasa keadilan masyarakat bernilai tinggi, bukankah layak dipilih,” kutip Ribhan. Minggu, 3 Maret 2024.
Menurut kiai yang dulu nyantri di Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo itu, janganlah memilih pemimpin yang berkualitas ”petruk”, si jahil yang usil tanpa kemampuan berpikir panjang. Sebuah era jahiliyah yang harus dilawan.
Ditambahkan, berpikirlah obyektif penuh kejujuran, bukan sekadar ilusi dan tertipu pencitraan. Namun demikian dalam konteks kepemiluan yang bersih dan jurdil.
Itu sebabnya, semua stake holder penanggungjawab pemilu haruslah dengan terbuka menggelar proses dan semua tahapan pemilu dengan cara mematuhi hukum.
“Serta memberi rasa aman dan adil kepada seluruh rakyat tanpa sedikitpun mentolerir dugaan kecurangan, ketidak-adilan, intervensi, intimidasi dan pengancaman,” imbuh Ribhan.
Kiai Dawam adalah salah satu tokoh berpengaruh di Lamongan. Beliau adalah alumni filsafat Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. Saat di Lamongan di kala kampanye Anies Baswedan, menghadiahinya dengan puisi. (kba)