Saya menekankan pentingnya menduplikasi nilai-nilai Mas Anies dalam berpolitik. cerdas, kreatif, santun, berintegritas dan berorientasi pada solusi.
YOGYAKARTA | KBA – Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Prof Heru Kurnianto Tjahjono menyatakan Anies Baswedan merupakan pemimpin yang autentik. Cara berpikir mantan Gubernur DKI Jakarta ini jernih, terbuka dan cerdas.
Pengajar Leadership dan Organizational Behavior di Magister Manajemen UGM Yogyakarta ini merasa sangat berterima kasih kepada Anies Baswedan. “Karena menjadi mudah bagi saya menjelaskan contoh nyata kepemimpinan yang autentik sekaligus transformasional pada generasi muda di kelas. Ini adalah keteladan pemimpin yang nyata, jelas, dan menginspirasi,” katanya kepada KBA News di Yogyakarta, Minggu, 16 April 2023.
Menurut dia, gaya kepemimpinan cucu Pahlawan Nasional AR Baswedan ini sangat efektif dalam pencapaian tujuan organisasi. “Hal yang tidak kalah pentingnya juga sekaligus membahagiakan yang dipimpin,” imbuhnya.
Apa yang diungkapkan Prof Heru ini juga disampaikan dalam acara bersama Relawan Jarnas DPD Kulon Progo belum lama ini. “Saya menekankan pentingnya menduplikasi nilai-nilai Mas Anies dalam berpolitik. cerdas, kreatif, santun, berintegritas dan berorientasi pada solusi,” ungkapnya.
Menurut Prof Heru, relawan dan masyarakat saat ini tumbuh tak terbendung karena kerinduan kepada kebaikan, solusi dan keadilan. “Kepemimpinan Anies Baswedan menggambarkan perubahan ke arah kebaikan, namun harus diikuti komitmen kuat para relawan dan para pendukung sebagai agen-agen perubahan kebaikan,” ujarnya.
Prof Heru ini berpesan kepada masyarakat khususnya para relawan untuk tetap ikhtiar dan berjuang bersama-sama memenangkan Bakal Calon Presiden Koalisi Perubahan. Terutama di tengah upaya penjegalan pencapresan Anies Baswedan yang kian masif seperti pemaksaan kasus Formula E di KPK maupun upaya Peninjauan Kembali KSP Moeldoko di Mahkamah Agung terkait Partai Demokrat.
Dia mengungkapkan, sebagai bangsa yang relijius, percaya bahwa kebaikan adalah kehendak-Nya. Selain tetap berusaha juga harus dibarengi dengan doa. Momentum Ramadhan bagi umat Islam adalah momentum untuk memperbaiki diri, mendekatkan diri pada Allah dan berdoa untuk kebaikan bangsa ini.
“Insyaallah upaya penjegalan yang massif justru semakin menguntungkan perjuangan kebaikan yang berorientasi pada solusi atau problem solving,” jelasnya. (kba)