Peraturan FIFA terbaru mengharuskan desain stadion modern untuk memperhatikan isu keberlanjutan lingkungan. Saat ini, JIS sudah terintegrasi dengan Bus Rapid Transit (BRT) dan selanjutnya terintegrasi dengan Commuter Line serta LRT Jakarta.
Akal sehat kita sulit membandingkan Stadion Pakansari dengan JIS yang disebut PSSI belum layak menggelar pertandingan sekelas FIFA matchday.
FIFA adalah organisasi dunia, di mana setiap federasi memiliki pola pemikiran yang berbeda-beda. Bagaimana cara mengakomodasi pemikiran dan kepentingan yang berbeda-beda itu dalam satu pemikirian?
Tidak mungkinlah, mengakomodasi kepentingan masing-masing federasi yang boleh jadi ada kepentingan negara di dalamnya.
Maka dari itu, FIFA membuat aturan main yang sifatnya adalah harus tunduk. Inilah hebatnya FIFA sehingga mengharuskan anggotanya untuk harus tunduk terhadap aturan main FIFA alias statuta.
Ketika kepentingan negara membonceng federasi sepakbola, sudah pasti hanya federasi negara tertentu yang bisa diakomodasi kepentingannya. Equalitas dari FIFA ini yang wajib dijaga oleh anggotanya. Sebab, ketika ada satu saja federasi yang mendapat keistimewaan, sebuah preseden buruk bagi konsistensi FIFA untuk menjaga statutanya dari gugatan federasi anggotanya yang lain.
Federasi sepak bola seperti PSSI tak boleh bermain politik karena itu bagian dari statuta FIFA. PSSI harus objektif dalam mengambil kebijakan dan bebas dari kepentingan politik.
Pemindahan lokasi pertandingan FIFA matchday Timnas Indonesia vs Curacao, 27 September 2022 dari Jakarta International Stadium (JIS) tentu saja menuai kontroversi dan menganggap PSSI ikut-ikutan terlibat politik “asal bukan Anies”
Akal sehat kita sulit membandingkan Stadion Pakansari dengan JIS yang disebut PSSI belum layak menggelar pertandingan sekelas FIFA matchday.
Alasan yang dikemukakakan PSSI pun cederung mengada-ada, menyebut Stadion Pakansari yang terlihat tergenang air saat dan setelah hujan dengan rumput yang tentu saja rusak akan membuat masyarakat Indonesia terbahak-bahak membandingkannya dengan JIS.
Alasan parkiran pun dipertanyakan banyak pihak karena JIS mulai dari perencanaan hingga peresmian selalu didampingi oleh FIFA. Maka, memang menjadi sangat lucu jika tiba-tiba PSSI menyebutnya tak layak.
Peraturan FIFA terbaru mengharuskan desain stadion modern untuk memperhatikan isu keberlanjutan lingkungan. Saat ini, JIS sudah terintegrasi dengan Bus Rapid Transit (BRT) dan selanjutnya terintegrasi dengan Commuter Line dan LRT Jakarta.
Stadion modern standar FIFA kini dirancang untuk masa depan yang perlu memperhatikan keberlanjutan, salah satunya mengupayakan untuk terintegrasi dengan angkutan publik.
Stadion di Eropa pun demikian. Santiago Bernabeu pascadirenovasi hanya menyisakan kurang lebih 500 kantong parkir bus dan kendaraan pribadi. Bahkan, stadion bersejarah di pusat Eropa yakni Wembley di London menyarankan seluruh penonton yang hadir mengoptimalkan alat transportasi umum yang tersedia.
Dengan realitas ini terlihat PSSI seperti memposisikan diri seperti orang tidak paham standar FIFA, tidak mengerti soal sepak bola dan tranportasi masa depan, serta terlihat jelas semangat “asal bukan Anies” dalam tubuh PSSI. (kba)
Muhammad Ramli Rahim, Ketua Umum Konfederasi Nasional Relawan Anies (KOREAN)