Selain mewadahi pelaku UMKM, imbuhnya, Garnies juga merangkul para artis, penulis skenario, sutradara, editor, dan penulis buku. “Jadi juga kita punya Garnies kreatif,” ucapnya.
Selain mewadahi pelaku UMKM, imbuhnya, Garnies juga merangkul para artis, penulis skenario, sutradara, editor, dan penulis buku. “Jadi juga kita punya Garnies kreatif,” ucapnya.
JAKARTA | KBA – Dibentuk oleh para pelaku usaha pada 14 Mei 2022 lalu, mayoritas simpul relawan Garda Nasional Anies (Garnies) memang pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM). Bahkan 85 persen dari 1.500 lebih anggotanya yang tersebar di 14 provinsi saat ini adalah pegiat usaha.
Sebab, sejak awal Garnies disiapkan untuk menjadi wadah relawan memperjuangkan Anies menjadi Presiden RI sekaligus sebagai wadah komunitas yang bertujuan untuk memajukan UMKM.
Namun, selain karena masih masa pandemi Covid-19 sehingga mereka tidak menggelar deklarasi Garnies secara terbuka selama ini, ada pertimbangan lain juga kenapa pihaknya tidak jor-joran di publik menampilkan diri sebagai pendukung Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Mengingat, sebagian besar anggota Garnies pelaku UMKM jadi ada yang khawatir produk mereka tidak dibeli oleh masyarakat yang bukan pendukung Anies. Namun tidak sedikit pula yang bahkan dengan semangat menempelkan logo UMKM Garnies di produk mereka.
“Seperti teman-teman di Jawa Timur, Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Bali mereka belum berani. Jadi kita gerakannya tidak seterbuka kawan-kawan relawan yang lain. Saya sangat menyadari itu,” jelas Ketua Umum DPP Garnies Marlina Idha dalam perbincangan dengan KBA News Kamis (29/9).
“Enggak apa-apa. Karena belum waktunya. Nanti kalau Pak Anies sudah mencalonkan diri baru kita berani (terbuka). Jadi memang banyak pertimbangannya. Tapi teman-teman yang bersatu padu, tidak peduli seperti (Garnies) Lampung, pokoknya (pakai logo) Pak Anies,” sambungnya.
Karena itu pula, lanjut pelaku usaha yang memiliki sejumlah produk bahkan sebagian di antaranya seperti Kopi Solok dan teh bunga krisan menembus pasar dunia ini, mereka bergerak secara senyap. Dan yang lebih penting, pihaknya tetap fokus pada tujuan awal yaitu menggerakkan dan memberdayakan pelaku UMKM.
Apalagi yang menarik dari keberadaan Garnies ini, anggota lebih dari 1.500 ini bisa menjadi pasar tersendiri juga. Produk sesama anggota Garnies bisa diputar di dalam bahkan lewat sesama relawan bisa menjangkau pasar lebih luas. Karena itu tidak sedikit para pelaku UMKM bergabung dengan Garnies pada awalnya ingin memasarkan produknya.
“Pelaku-pelaku UMKM otomatis mendekati kita.’Madam aku punya barang nih pengen jualan. Masuk dulu ke dalam. Kita sharing di dalam. Bisa jadi reseller, dropshipper, dan segala macam. Di Garnies juga ada produsen, ada distributor.’ Jadi ekonomi bergerak dan berputar terus,” ucap pengusaha wanita yang oleh teman-temannya disapa madam ini.
Tidak hanya itu, pihaknya juga berusaha menciptakan pelaku-pelaku UMKM baru. Salah satunya dengan menggelar berbagai pelatihan. Pelatihan ini bukan hanya untuk anggota Garnies.
“Kita kan ada pelatihan. Seperti di Bogor kita buat pelatihan memasak. Bukan hanya untuk anggota. Karena kita juga pendekatan ke masyarakat sekitar. Pertama, tetangga, saudara yang belum masuk Garnies. Intinya bagaimana memperkenalkan Garnies,” paparnya.
Meski Anies belum secara resmi menjadi calon presiden, katanya menambahkan, mereka sebenarnya sudah menampakkan diri ke publik sekalian menyosialisasikan sosok Gubernur DKI Jakarta tersebut. Walau memang sejauh ini baru satu produk yang secara khusus diberi label UMKM Garnies. Yaitu kopi, yang berasal dari relawan Garnies di berbagai daerah.
“Ada baru kopi. Karena ini sekalian sosialisasi Pak Anies sambil ngopi-ngopi,” ucapnya.
Menariknya, ternyata produk mereka tersebut mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Lewat keberadaan logo UMKM Garnies itu, mereka sekalian menunjukkan ke publik bagaimana kuatnya dukungan dari kelompok pelaku usaha agar Anies menjadi presiden.
“Ini berhasil. Di Jakarta banyak teman-teman saya penyuka kopi. ‘Nih gua punya ini (produk Garnies). Ini produk Garnies. Kok pendukung Pak Anies jualan kopi. Bukan jualan kopi. Ini adalah sebagai tanda pada pengusaha kopi ingin sekali mendorong Pak Anies menjadi pemimpin. Ini hasilnya’,” katanya menuturkan pengalamannya menawarkan kopi milik produk UMKM Garnies.
Selain mewadahi pelaku UMKM, imbuhnya, Garnies juga merangkul para artis, penulis skenario, sutradara, editor, dan penulis buku. “Jadi juga kita punya Garnies kreatif,” ucapnya.
Namun dia memastikan, Garnies juga terbuka untuk masyarakat umum di luar dua segmentasi masyarakat tersebut. Yang lebih penting sejalan dengan visi Garnies menjadikan Anies Baswedan sebagai Presiden RI dan belum atau tidak sedang menjadi anggota simpul relawan Anies lainnya agar tidak terjadi double keanggotaan.
“Kalau dia UMKM saja, tapi tidak mendukung Pak Anies, tentu tidak bisa masuk Garnies. Pendukung Pak Anies, tapi tidak punya UMKM, tidak apa-apa (bergabung). Ini (Garnies) bukan (untuk pelaku) UMKM saja. Tapi memang 85 persen anggotanya (pelaku) UMKM,” tekannya.
Semua anggota Garnies katanya menekankan mempunya visi yang sama memperjuangkan agar Anies menjadi Presiden RI. Tapi setelah selesai gelaran Pilpres, mereka benar-benar akan fokus pada UMKM.
“Sekarang ini kita lebih kepada pendukung Pak Anies. Setelah pemilihan presiden, kita akan lanjut jadi Garda Nasional saja. Siapapun nanti pemimpinnya, kita akan berjalan di koridor ikut meningkatkan perekonomian anggota, masyarakat, dan Indonesia,” demikian Marlina Idha. (kba)