Pertemuan Tim 8 itu maksudnya untuk memberikan kabar pendahuluan. Tujuannya untuk mengatur pertemuan dengan Partai Demokrat, AHY, dan kemudian SBY.
JAKARTA | KBA – Dinamika Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP) yang berujung pada keluarnya Partai Demokrat banyak yang menyangka, bahkan memvonis hal itu disebabkan oleh pengkhianatan Anies Baswedan kepada Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya bahkan telah merilis siaran pers bahwa partainya merasa dikhianati karena Anies tidak memilih AHY sebagai calon wakil presiden (cawapres).
Tidak cukup Sekjen, bahkan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat yang juga Presiden RI dua periode 2004-2014 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), turut turun gunung mengomentari bahwa memilih Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai cawapres adalah sebuah pelanggaran dan pengingkaran terhadap kesepakatan koalisi.
Demokrat juga menuduh Anies dan Partai NasDem tidak mengkomunikasikan terlebih dahulu kepada Demokrat dan PKS ketika memilih Muhaimin sebagai cawapres.
Anggota Tim 8 yang mewakili Anies dalam koalisi perubahan, Sudirman Said, memberikan klarifikasi dan menjelaskan bahwa apa yang dituduhkan Partai Demokrat tidak benar.
Dalam dialog dengan CNN Indonesia yang dipublikasikan melalui youtube, Sudian Said sampai berulang kali meminta maaf bahwa dirinya sampai harus memberikan klarifikasi pernyataan SBY.
Kepada KBA News, Sabtu, 2 September 2023, ketika dikonfirmasi, Sudirman Said juga membantah berkhianat dan tidak ada komunikasi dengan anggota partai koalisi, khususnya Partai Demokrat ketika terjadi perkembangan baru dalam koalisi, yakni masuknya PKB dan Muhaimin Iskandar sebagai cawapres Anies.
“Saya memohon maaf karena tidak sepatutnya mengklarifikasi dan merespons apa yang disampaikan oleh orang yang sangat saya hormati dan menjadi panutan, Presiden dua kali, Pak SBY,” kata Sudirman, seperti dikutip KBA News dari youtube CNN Indonesia.
Sudirman Said mengatakan, bila dikatakan tidak ada komunikasi sama sekali, itu tidak benar.
Sejak Anies mendapat kabar dari Surya Paloh pada Selasa malam, soal kemungkinan Muhaimin Iskandar menjadi cawapresnya, Tim 8 yang di dalamnya ada perwakilan dari Partai Demokrat diminta ketemu secepatnya.
Pertemuan Tim 8 dilakukan pada Rabu pagi hari, 30 Agustus 2023, sekitar pukul 06.00 WIB. Perwakilan dari Partai Demokrat pun datang.
“Pertemuan Tim 8 itu maksudnya untuk memberikan kabar pendahuluan. Tujuannya untuk mengatur pertemuan dengan Partai Demokrat, AHY, dan kemudian SBY,” kata Sudirman Said.
Sejak hari Rabu, pihak Anies terus bertanya dan menunggu kabar dari Partai Demokrat untuk meminta waktu kapan bisa bertemu dengan AHY. Bahkan hingga hari Kamis pun tidak ada kabar dari Partai Demokrat.
“WA dan telepon kami lakukan, tapi sampai hari ini belum bisa bertemu dengan Demokrat (AHY),” katanya.
Seperti disampaikan sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya menyatakan partainya merasa dikhianati oleh Anies karena secara mendadak meminang Muhaimin Iskandar untuk menjadi cawapres pada kontestasi politik 2024.
Riefky mengatakan Demokrat menerima informasi tersebut pada Rabu, 30 Agustus 2023, melalui Sudirman Said. Informasi itu menyebutkan Anies menyepakati kerja sama koalisi antara Partai NasDem dan PKB untuk mengusung pasangan Anies-Cak Imin.
Sedangkan SBY juga mengatakan bahwa Partai Demokrat tidak diizinkan untuk berkoalisi dengan seseorang yang sejak awal sudah melanggar dan mengingkari kesepakatan.(kba)