Jadi belanja masalah yang dilakukan Pak Anies saat kunjungan di Kulon Progo ditindaklanjuti DPW Jarnas dengan menggelar pelatihan dan pembinaan petani bawang merah
KULON PROGO | KBA – Bakal Calon Presiden dari Partai NasDem Anies Baswedan pada 16 November 2022 lalu mengunjungi Kulon Progo Yogyakarta. Anies melakukan belanja masalah, mendengarkan keluhaan kalangan petani di Bumi Menoreh ini.
Banyak keluhan yang disampaikan petani kepada Anies Baswedan dalam pertemuan yang digelar di Bulak Srikayangan, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo itu.
Dari belanja masalah itu, relawan yang tergabung dalam Jaringan Relawan Nasional (Jarnas) Anies Baswedan Daerah Istimewa Yogyakarta menindaklanjutinya. Salah satu tindak lanjut yang dilakukan yakni pelatihan dan pembinaan petani bawang merah.’
“Jadi belanja masalah yang dilakukan Pak Anies saat kunjungan di Kulon Progo ditindaklanjuti DPW Jarnas dengan menggelar pelatihan dan pembinaan petani bawang merah,” kata Ketua DPD Jarnas ABW Kulon Progo Riyanto kepada KBA News, Minggu, 8 Januari 2023.
Riyanto mengatakan, rencananya acara tersebut digelar pada minggi ketiga atau keempat Februari. Pelatihan akan diikuti 120 petani, masing-masing 60 petani dari Srikayangan Sentolo dan 60 petani perwakilan dari 12 kecamatan di Kulon Progo.
Menurut dia, selama ini petani bawang merah di Kulon Progo masih minim perhatian dari pemeritah daerah setempat. Mulai dari pengadaan benih hingga masa panen. Saat panen petani sering dipermainkan harga oleh tengkulak.
“Petani bawang merah di sini koyo ora karuhke, beda dengan Bantul atau Brebes. Hasil panen dibeli pemkab sehingga harga tidak jatuh, tetap sesuai standar pasar,” jelas Riyanto.
Pensiunan ASN di Sekretariat DPRD DIY ini mengungkapkan, dalam pelatihan nanti akan menghadirkan pakar yang kredibel agar hasil produksi bisa maksimal. Selain itu relawan Jarnas akan menjembatani agar hasil panen bisa terserap dengan harga standar.
“Bisa jadi akan menjembatani dengan pemkab untuk membelinya, atau mencarikan calon pembeli dalam jumlah besar. Intinya agar saat panen hargaa tidak jatuh,” papar Riyanto.
Dia mengungkapkan, sebenarnya keluhan petani sangat banyak, namun memang tidak semua bisa ditindaklanjuti oleh relawan. Antara lain dalam hal pengadaan bahan bakar untuk diesel yang digunakan untuk penyiraman tananam di sawah.
Menurut dia, aturan pemerintah tentang pembelian solar merepotkan petani. “Diesel yang di sawah kalau mau mengisi bahan bakar harus dibawa ke POM, kan repot,” ungkapnya. (kba)