“Anies Baswedan itu sudah terkenal di seluruh desa. Bahkan untuk di kalangan masyarakat bawah itu sudah menjadi bagian dari tema pembicaraan waktu mereka berkumpul. Apakah itu di pesta pernikahan, acara kematian, itu selalu menjadi pembicaraan masyarakat. Bahkan di daerah-daerah terpencil,” jelas warga Kupang yang berasal dari Pulau Adonara, Flores Timur ini.
KUPANG | KBA – Isu politik identitas, radikal, bahkan dianggap pro-khilafah menerpa Anies Baswedan sangat kencang di Nusa Tenggara Timur (NTT). Selain memang masyarakat ada yang percaya, tapi lebih banyak karena memang sengaja dihembuskan lawan-lawan politik mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
“Sepertinya itu menjadi salah satu peluru yang ditembakkan pihak lain agar supaya masyarakat itu benar-benar menjatuhkan pilihan kepada bukan pada Anies. Tapi kepada pihak yang menembakkan itu,” jelas relawan dari Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (ANIES) NTT, Ahmad Mamang Ratuloli, kepada KBA News, Rabu, 18 Januari 2023.
Karena itulah, katanya saat diwawancara di Pantai Tedis, Kota Kupang, NTT, pihaknya bekerja keras terjun ke masyarakat untuk menepis berbagai isu negatif tersebut. Dia pun berharap semua relawan dari berbagai simpul untuk bersama-sama menetralisir berbagai fitnah dan hoaks tersebut.
Sejalan dengan itu, berbagai capaian Anies ketika memimpin Jakarta juga harus digencarkan untuk disosialisasikan.
“Dengan demikian, masyarakat sadar bahwa informasi yang mereka dapatkan tidak seperti yang disebarkan. Artinya kinerja Anies yang begitu bagus membangun DKI Jakarta itu harus menjadi bagian utama untuk disampaikan kepada masyarakat agar supaya masyarakat tahu bahwa Anies itu tidak intoleran, tidak radikal, bahkan tidak seperti yang disangkakan dia raja politik idenitas,” ungkapnya.
Sebelumnya di menjelaskan Anies Baswedan sangat populer di masyarakat NTT. Bahkan masyarakat di desa-desa sudah mengenal bakal calon presiden usungan Partai NasDem tersebut.
“Anies Baswedan itu sudah terkenal di seluruh desa. Bahkan untuk di kalangan masyarakat bawah itu sudah menjadi bagian dari tema pembicaraan waktu mereka berkumpul. Apakah itu di pesta pernikahan, acara kematian, itu selalu menjadi pembicaraan masyarakat. Bahkan di daerah-daerah terpencil,” jelas warga Kupang yang berasal dari Pulau Adonara, Flores Timur ini.
Namun, pembicaraan tentang Anies tidak semua positif. Bahkan banyak yang kontra karena masifnya hoaks yang disebar lawan-lawan politik Anies Baswedan. Meski masih distigma negatif, menurutnya Anies punya peluang meraup suara besar di NTT. Karena sudah terkenal, relawan tinggal bekerja meluruskan isu negatif dan menyampaikan prestasi dan hasil kinerja mantan Mendikbud tersebut.
“Kalau NTT ini kita akan berupaya semaksimal mungkin agar supaya informasi itu menyebar sehingga demikian Anies mendapatkan 50 persen dari 100 persen (suara),” demikian Ahmad Mamang Ratuloli yang sehari-hari juga bekerja sebagai wartawan ini. (kba)