“Pak Anies ini menjadi gubernur di luar daerah kita. Kita percayai saja berita-berita yang ada di media sosial. Tetapi dengan kehadiran Bapak Ramadhan, Kakak Ervan dan tim, sudah mencerahkan kita tentang apa, siapa dan bagaimana itu Bapak Anies Baswedan,” jelas Ancik Cara.
RUTENG | KBA – Penjelasan Ketua Umum DPP Laskar Angkatan Muda Anies Baswedan (AMAN) Ervanus Tou dan mantan anggota DPR RI Ramadhan Pohan tentang sosok dan berbagai kebijakan Anies Baswedan dalam acara Dialog Kebangsaan: Merawat Harmoni dan Membangun Persatuan & Aspirasi Dukungan Anies Baswedan Menuju Presiden 2024 semakin meyakinkan masyarakat Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk mendukung mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut pada Pemilihan Presiden 2024 mendatang.
Apalagi dalam acara yang digelar di kediaman Koordinator Laskar AMAN Manggarai, Kanisius Senta di Kota Ruteng, Ibu Kota Kabupaten Manggarai pada Senin malam lalu, 23 Januari 2022 itu, kedua pembicara mampu meyakinkan masyarakat bahwa Anies bukan pemimpin radikal dan intoleran seperti banyak disebutkan di media sosial.
Salah satu yang merasa benar-benar mendapat pencerahan malam itu adalah Ancik Cara, yang malam itu bertindak sebagai MC. Bahkan dia menyatakan siap memperjuangkan Anies di daerah yang mayoritas penduduknya beragama Katolik tersebut.
“Teman yang MC tadi juga masih bimbang untuk memilih siapa. Setelah dia mendapatkan pencerahan dari Pak Ramadhan Pohan, Bapak Ervan, dia sekarang berapi-api mau menyampaikan kepada saudara-saudari untuk memilih Pak Anies pada pilpres mendatang. Beliau bekerja di gereja,” jelas Kanisius Senta kepada KBA News usai acara dialog.
Banyak informasi yang mereka dapatkan sehingga yakin bahwa Anies bukan seorang yang intoleran. Apalagi dengan penjelasan Ramadhan Pohan, yang kalau hanya sekadar untuk memenangkan Pemilu, Anies cukup merawat dan menyerap aspirasi umat Islam yang mayoritas. Namun Anies adalah seorang nasionalis. Karena itu mengayomi semua warga negara dari beragam latar belakang seperti ditunjukkan selama memimpin Ibu Kota.
“Jadi kami masyarakat di kampung ini mendapat pencerahan bahwa apa yang disampaikan kemarin Pak Anies politik identitas sudah dipatahkan semua,” tandasnya.
Ancik Cara sendiri saat hendak menutup dialog tersebut mengakui bahwa dia mendapatkan informasi yang berharga dari para pembicara. Sebelumnya dia hanya mempercayai informasi dari media sosial.
“Pak Anies ini menjadi gubernur di luar daerah kita. Kita percayai saja berita-berita yang ada di media sosial. Tetapi dengan kehadiran Bapak Ramadhan, Kakak Ervan dan tim, sudah mencerahkan kita tentang apa, siapa dan bagaimana itu Bapak Anies Baswedan,” ucapnya.
Sejalan dengan itu, dia juga mengutip salah satu kata-kata bijak yang kerap disampaikan Anies Baswedan ketika memotivasi anak muda.
“Bicara tentang anak muda, saya sempat melihat ada kutipan sepertinya sangat mengena bagi kita relawan Laskar Angkatan Muda Anies Baswedan (AMAN). Dia menuliskan anak muda memang minim pengalaman. Karena itu dia tidak tawarkan masa lalu. Anak muda menawarkan masa depan,” katanya.
Karena itu dia mengajak semuanya untuk bergerak bersama. Karena keberlangsungan hidup bangsa dan negara ini ada di pundak mereka, anak-anak muda. “Mari kita di malam hari ini memberikan suatu kesepakatan bahwa Bapak Anies Baswedan ini harus bisa mencapai apa yang diimpikan, yaitu untuk menjadi presiden di pemilihan tahun 2024,” tandasnya seraya disambut tepuk tangan sekitar 200 ratus relawan yang hadir.
Dalam dialog itu, Ramadhan Pohan antara lain menjelaskan tentang tiga kredo yang menjadi pegangan Anies Baswedan. Yaitu, kesetaraan, keadilan, dan persatuan.
“Jangan bicara soal persatuan kalau tidak ada keadilan, kata Anies Baswedan. Omong kosong bicara keadilan kalau tidak kesetaraan. Makanya Anies Baswedan adalah satu-satunya kepala daerah di Indonesia yang memberikan bantuan proporsional kepada semua agama. Mau itu Hindu, Budha, Islam, Protestan, Katolik,” jelas Ramadhan.
Sementara Ervanus Tou juga menepis anggapan bahwa Anies Baswedan radikal dan intoleran. Kalau Anies radikal, katanya menambahkan, dia dan Wakil Ketua Umum Laskar AMAN Emanuel Odi serta Ketua Bidang Humas dan Penggalangan Massa Laskar AMAN Cosmas Fernandez, yang juga turut hadir dalam acara itu, pasti tidak betah tinggal di Jakarta.
“Kalau saja hari ini DKI Jakarta itu seperti yang informasikan di luar sana, di media sosial, bisa bisa saya, Bung Eman, Pak Cosmas yang orang timur, orang Katolik, tidak bahagia tinggal di DKI Jakarta. Tetapi hari ini kami masih bahagia. Kami tidak menemukan apa yang bisa sampaikan di luar sana,” kata Ervan, yang juga berasal dari Kabupaten Manggarai ini. (kba)