Jadi misalnya, Technical Delegatenya atau Asesor dari FIFA datang, itu barulah menjadi valid itu verifikasinya atau verifikatornya. Tapi ketika, menteri PUPR menjadi seolah-olah asesor FIFA itu yang akhirnya menyulut polemik kan soal rumput ini
JAKARTA | KBA – Pengamat sepak bola Tommy Welly mengeritik pernyataan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono yang akan mengganti rumput di Jakarta Internasional Stadion (JIS) karena tidak sesuai dengan standar FIFA.
Menurut pria yang akrab disapa Bang Towel ini, Menteri Basuki tak berhak menyatakan hal tersebut sebab bukan kewenangannya. Seharusnya, yang berhak memberi pernyataan itu adalah FIFA sendiri selaku regulator dari persepakbolaan dunia.
“Karena menyatakan tidak sesuai standar FIFA itu kan ada kewenangannya ada otoritasnya, nah, otoritasnya itu adalah FIFA. Jadi misalnya, Technical Delegatenya atau Asesor dari FIFA datang, itu barulah menjadi valid itu verifikasinya atau verifikatornya. Tapi ketika, menteri PUPR menjadi seolah-olah asesor FIFA itu yang akhirnya menyulut polemik kan soal rumput ini,” kata Bung Towel seperti dikutip KBA News dari program Kabar Siang tvOne, Kamis, 6 Juli 2023.
Terkait rumput lapangan JIS, kata dia, harus dipahami dahulu jenis rumput yang digunakan di JIS. Konsep pembangunan JIS itu sendiri menggunakan jenis rumput hybrid. Menurutnya, ada banyak macam jenis rumput hybrid.
Karena itu, Bung Towel menyayangkan pernyataan dari Menteri Basuki yang menyebut rumput stadion JIS tidak sesuai standar FIFA, padahal Menteri Basuki bukan sebagai perwakilan dari FIFA.
“Jadi harus dipahami gitu, jangan tiba-tiba menyatakan tidak sesuai tapi juga bukan pihak yang berkompeten menyatakan tidak sesuai standar itu. Nah ini yang membuat polemik, menurut saya sih,” ujarnya.
Dia menyampaikan, pemerintah pusat seharusnya hanya mendorong nama-nama stadion yang akan digunakan untuk Piala Dunia U-17.
Bung Towel pun meminta Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) berkomunikasi dengan FIFA agar segera melakukan verifikasi stadion mana saja yang sesuai standar FIFA.
Lebih lanjut, Bung Towel menjelaskan, rumput yang digunakan di stadion harus sesuai dengan konsep pembangunan dan desain awal.
Sementara, jenis rumput yang digunakan di JIS adalah hybrid di mana rumput ini dianggap tahan lama, menyerap air lebih banyak, dan lebih cocok digunakan di daerah pesisir.
“Jadi bukan hal yang baru (menggunakan rumput hybrid), karena FIFA ada tiga kriteria tentang permukaan atau lapangan rumput, ada yang rumput asli, ada yang hybrid, ada yang artificial grass, jadi semuanya bisa memenuhi syarat sepanjang sesuai dengan standar FIFA. Hybrid ini bukan hal yang baru di JIS ini kan 5 persen rumput alami 95 persen sintetis. Ketika diganti jadi rumput alami apakah itu sesuai dengan konsep awal, karena menyangkut roof stadion juga,” terang Bung Towel. (kba)