Dia pun berharap agar masyarakat Indonesia kuat menghadapi masa-masa mendatang di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran. Karena menurutnya, saat ini rakyat Indonesia sedang diuji.#kbanews
JAKARTA | KBA – Salah satu kelompok relawan pendukung calon presiden Anies Baswedan yang tergabung dalam Sobat Anies tidak akan berhenti bergerak meski gelaran Pilpres 2024 telah selesai seiring dengan penetapan pasangan Prabowo-Gibran sebagai presiden dan wakil presiden terpilih oleh KPU hari ini.
Ke depan, pihaknya akan terus melakukan pendidikan politik kepada masyarakat.
“Kami Sobat Anies akan terus bergerak, mengedukasi masyarakat agar lebih ‘sadar politik’ sehingga tidak mudah terkena bujuk rayu berupa bansos yang hanya akan semakin membuat negeri terpuruk,” jelas Ketua Umum Relawan Nasional Sobat Anies, Rike Santoso, kepada KBA News, Rabu, 24 April 2024.
Saat ini misalnya, para pengurus dan relawan Sobat Anies di beberapa DPW tingkat provinsi dan DPD tingkat kabupaten/kota sedang bersiap menghadapi pilkada serentak yang akan digelar pada November 2024 ini.
“Untuk itu, kembali kami akan berjuang agar ‘kisah’ pilpres yang diwarnai guyuran bansos untuk memikat rakyat tidak lagi terjadi,” kata perempuan berjilbab ini.
Meski demikian, dalam berbagai gerakan berikutnya pihaknya tidak akan menggunakan nama Sobat Anies lagi. “Walau tentunya, kami tidak lagi memakai nama Sobat Anies. Akan kami bicarakan lebih lanjut tentang nama apa yang kami pakai nanti,” lanjutnya.
Sementara terkait sidang sengketa hasil Pilpres 2024, dia menyesalkan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak permohonan pasangan calon nomor urut 01, Anies-Muhaimin. Menurutnya, putusan MK yang diwarnai dissenting opinion dari tiga hakim itu tampak sekali dipaksakan.
“Semua permohonan 01 yang dijabarkan dengan gamblang serta bukti-bukti kuat diabaikan begitu saja oleh lima hakim MK. Laporan-laporan tim 01 kepada Bawaslu yang diabaikan dan juga menjadi bukti kuat terjadinya kecurangan TSM (terstruktur, sistematis, dan masif) tampaknya tidak menggoyahkan hati 5 hakim MK,” ucapnya.
Bahkan dia juga tidak habis pikir MK tidak mengakui bahwa Presiden Joko Widodo telah melakukan nepotisme terkait pencalonan putranya, Gibran Rakabuming Raka, sebagai cawapres yang berpasangan dengan Prabowo Subianto.
“Kami doakan agar kelima hakim MK segera tersadar dari tidurnya yang lelap,” sentil Rike, yang merupakan sosok enterpreuner ini.
Karena itu, berbeda dengan lima hakim MK yaitu Suhartoyo, Daniel Yusmic P Foekh, Guntur Hamzah, Ridwan Mansyur, dan Arsul Sani yang menolak gugatan sengketa hasil Pilpres 2024, pihaknya mengapresiasi tiga hakim lainnya yang melakukan dissenting opinion. Ketiganya adalah Saldi Isra, Arief Hidayat, dan Enny Nurbaningsih.
“Tiga hakim senior ini lebih bisa memandang perkara dengan jelas dan adil sehingga memandang permohonan 01 dikabulkan,” ungkapnya.
Dia pun berharap agar masyarakat Indonesia kuat menghadapi masa-masa mendatang di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran. Karena menurutnya, saat ini rakyat Indonesia sedang diuji.
“Namun tampaknya sekali lagi rakyat Indonesia diuji kekuatannya menghadapi pemimpin negeri. 3,5 abad kita pernah dijajah, 10 tahun (2 periode Jokowi) kita bisa melalui. Semoga dengan pemimpin yang baru ini kita kuat dan mampu bertahan menghadapi,” tandasnya. (kba)