Apa yang menyebabkan Siti Hajar luar biasa? “Coba bayangkan, dalam diri Siti Hajar ada tiga atrbusi yang rentan didiskriminasi,” lanjut Anies.
MAKKAH | KBA – Anies Baswedan yang selama ini sangat getol dalam memperjuangkan keadilan dan kesetaraan seperti mendapat energi baru untuk terus berupaya merealisasikannya ketika melaksanakan ibadah haji tahun 1444 hijriah ini. Karena hikmah rukun Islam kelima tersebut juga sangat menekankan kedua hal tersebut.
“Syariat penyelenggaraan haji ini sangat kuat sekali pesannya atas keadilan dan rasa kesetaraan,” ujar Anies Baswedan, seperti dikutip dari akun Instagram juru bicara PKS, Muhammad Kholid @mkholid86.
Diposting 9 jam lalu, Kholid menjelaskan Anies menyampaikan itu kemarin dalam diskusi kecil ketika bertemu dia dan tokoh muda PKS Pipin Sopian serta dr Gamal Albinsaid.
“Alhamdulillah berkesempatan silaturahim dengan Mas @aniesbaswedan. Kami diundang sarapan bersama sambil tukar kabar satu sama lain selama haji. Kami awalnya hanya menemani guru kami, KH.Dr.Muslih Abdul Karim,MA dan Ustadz Aunurrafiq Shaleh Tamhid,Lc,MA,” tulis Kholid.
Dalam persamuhan tersebut, tulis Kholid, Anies antara lain menyinggung soal Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim AS dan ibunya Nabi Ismail. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menjelaskan sosok Siti Hajar tersebut luar biasa.
“Sosok dan perjuangannya diabadikan menjadi syariat Islam yang dijalankan oleh jutaan pengikutnya di seluruh dunia,” ujar Anies penuh antusias.
Apa yang menyebabkan Siti Hajar luar biasa? “Coba bayangkan, dalam diri Siti Hajar ada tiga atrbusi yang rentan didiskriminasi,” lanjut Anies.
Pertama, Hajar adalah seorang perempuan. Seringkali kedudukan laki-laki mendapatkan penghormatan yang lebih tinggi dibandingkan kaum hawa. Kedua, Hajar diceritakan berasal dari kalangan budak. Status sosial yang rendah dibandingkan lainnya.
Ketiga, Hajar memiliki ras kulit hitam yang sering memperoleh perlakuan diskriminatif dibandingkan ras kulit putih/berwarna.
“Seorang perempuan, budak dan berkulit hitam: sebuah perpaduan yang sempurna untuk perlakuan yang diskriminatif,” ucapnya.
Namun apa yang terjadi dalam syariat Islam? Allah SWT justru memuliakan Hajar setinggi-tingginya. Perjuangannya berlari-lari mencari sumber mata air untuk anaknya Ismail AS menjadi simbol perjuangan dan kasih sayang seorang ibunda.
Allah memuliakan kedudukannya di mata umat manusia. Syiar Sa’i (lari-lari kecil) dari bukit Shafa Marwah yang merupakan salah satu rukun haji adalah keteladan umat manusia kepada perjuangan Hajar untuk anaknya.
Allah memuliakan derajat Hajar di mata umat manusia. Dengan demikian Hajar adalah simbol dari kesetaraan, rasa keadilan, dan rasa kasih sayang Allah SWT meliputi seluruh hamba-Nya.
“Semoga kita bisa meneladani sifat-sifat kenabian Nabi Ibrahim Alaihissalam, Ismail Alaihissalam dan Siti Hajar. Amin,” tutup Kholid mengakhiri unggahannya. (kba)