Yang dilakukan Anies selama ini menepis stigma yang menganggap bahwa Anies sebagai sosok intoleran dan radikal.
MALANG l KBA – Di mata relawan Kota Malang, Anies Baswedan merupakan sosok yang humble dan dapat berkomunikasi dengan seluruh lapisan masyarakat. Tak hanya itu, Anies juga dinilai sebagai sosok yang merakyat dan bisa merangkul semua kalangan.
“Pak Anies sangat bisa berkomunikasi dengan seluruh lapisan masyarakat, lapisan sosial, etnis, politik bahkan lapisan budaya,” ujar Ketua Relawan Anies P-24 Kota Malang Joemawan Muhammad.
Bahkan menurut Joemawan, Anies mampu merangkul semua kalangan dengan latar belakang agama yang berbeda-beda. Maka tak ayal, jika Anies Baswedan disebut sebagai sosok pemimpin yang jarang ditemui di Indonesia.
“Bayangkan, ketika zaman Pak Anieslah, umat Parisada Hindu Dharma di Jakarta mendapat sumbangan mesin untuk kremasi, padahal sudah berapa gubernur lewat itu tidak pernah,” ujarnya.
Bukan hanya umat Hindu, Anies juga memperhatikan umat lain. Seperti halnya umat Kristen dan Katholik yang berperan sebagai pengurus gereja di Jakarta, turut mendapat perhatian.
“Mereka mendapatkan santunan selayaknya takmir-takmir masjid. Jadi mereka mendapatkan hak yang setara. Itulah mengapa jarang kita dapatkan pemimpin seperti Pak Anies,” ungkapnya.
Hal tersebut secara tak langsung menepis stigma yang menganggap bahwa Anies sebagai sosok intoleran dan radikal. Menurut Joemawan, stigma tersebut merupakan pernyataan tak masuk akal, tidak beralasan, dan tidak terbukti.
Terlebih selama ini, Anies selalu menciptakan karya-karya yang tidak bertentangan dengan Pancasila. Karya-karya yang masa pemerintahan Anies buat pun sangat mempersatukan rakyat.
“Pak Anies berkali-kali menyampaikan kepada kita, kalau menyampaikan opini jangan ditanggapi, karena itu hasil dari pola pikir orang. Tapi kalau dia menanyakan karya, maka tunjukkan karya kita,” tegasnya.
Saat nanti Anies memimpin Indonesia, Joemawan berharap tidak ada lagi sekat-sekat perbedaan di kalangan rakyat Indonesia. Dalam artian, semua hak dan tanggung jawab rakyat memiliki porsi yang sama.
Dengan demikian ia membayangkan, ketika Anies Baswedan yang memimpin, Indonesia akan damai dan kehidupan kerukunan bisa tercapai. Mayoritas akan menyayangi minoritas, dan sebaliknya yang minoritas bakal menghormati yang mayoritas.
“Ngapunten, sejak Pilpres 2019 lalu keterbelahan masyarakat itu real dan itu berlanjut hingga saat ini. Tanpa kita sadari, itu memecahkan kita, melemahkan persatuan kita. Saya yakin ketika nanti Pak Anies yang memimpin, sekat-sekat itu akan hilang, dan harapan kita semua rakyat ini diperhatikan,” pungkasnya.(kba)