“Karena itu kami pasang spanduk itu di sini. Banyak orang yang datang istirahat dan makan di restoran akan melihat spanduk itu”
JAKARTA | KBA – DI tengah perjalanan mudik tahun 2023 lalu, di sebuah rumah makan di Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, sebuah spanduk Bakal Calon Presiden Anies Baswedan terpampang jelas.
Dari jarak jauh saja orang sudah bisa melihat spanduk itu. Berada di temoat strategis dan mencolok mata.
Rumah makan Soto Ayam dan Pecel Lele Boyolali itu terletak di Jalan Raya Lubuk Linggau-Palembang tempat spanduk itu dipasang. Pemasangnya adalah Wahyudi (42).
“Saya memasang spanduk ini karena Anies memang cukup dikenal di sini. Kami bersama-sama teman pengajian menganggap Pak Anies adalah sosok yang pas untuk memimpin negeri ini,” kata laki-laki asal Solo itu.
Sekayu adalah adalah ibukota dari Kabupaten Musi Banyuasin. Terletak di jalan perlintasan antara ibukota Provinsi Sumatera Selatan dengan kota Lubuklinggau. Berjarak sekitar 70 kilometer dari Palembang dan 300 Kilometer dari Lubuklinggau.
Restoran Boyolali sendiri menjadi tempat berhenti dan istirahat bagi banyak mobil yang dari dan menuju Palembang atau Lubuklinggau.
“Karena itu kami pasang spanduk itu di sini. Banyak orang yang datang istirahat dan makan di restoran akan melihat spanduk itu. Misi kami untuk memperkenalkan Anies tercapai karena pengunjung melihatnya dengan jelas. Memang ada yang cuek dan diam saja, tetapi ada juga yang memoto spanduk Anies tersebut,” kata laki-laki yang menjadi anggota Jamaah Tabligh itu.
Murni Berdakwah
Ditemui di kawasan Rumah Makan Pecel Lele Boyolali, Minggu, 23 April 2023, Wahyudi menjelaskan apa itu Jamaah Tabligh. Yaitu salah satu gerakan dakwah itu Islam menganjurkan jamaahnya melakukan perjalanan dalam berdakwah. Gerakan ini tidak berlibat dalam gerakan politik. Tujuan mereka sepenuhnya murni berdakwah.
“Gerakan ini berasal dari India dan Pakistan. Siapapun bisa masuk dan berdakwah di Jama’ah Tabligh. Pusatnya di Jakarta ada di Masjid Kebon Jeruk di Jalan Majapahit, Jakarta Pusat. Kami dianjurkan untuk terus bergerak mendakwah Islam. Sewaktu berjalan kami menggunakan masjid sebagai rumah singgah (basecamp) kami,” kata Wahyudi yang sudah ikut Jamaah Tabligh sejak 10 tahun lalu.
Dia berasal dri Solo dan memutuskan merantau ke Sekayu. Sudah Berkeluarga dan punya seorang istri dan tiga anak. Sehari-hari dia berdagang pakaian jadi di Pasar Sekayu. Pada waktu-waktu tertentu, dia meninggalkan dagangannya dan ikut berdakwah keliling seperti anggota Jamaah Tabligh lainnya. Dia bahkan sudah mendatangi Pakistan dan India untuk berdakwah di sana.
Sedangan di Sumsel, dia sudah berkunjung ke hampir seluruh kabupaten dan kota di provinsi itu. “Gerakan kami sepenuhnya dakwah. Sedangkan aspirasi politik pun kami tidak punya. Tetapi untuk Pilpres saya dan kawan-kawan jamaah cenderung memilih Anies. Warga Sekayu pun nampaknya banyak yang mendukung Anies. Itu terlihat dari cukup banyaknya spanduk ditemui di sini,” katanya.
Dalam berdakwah kami tidak mendukung siapapun. Tetapi dalam Pilpres, anggota Jamaah Tabligh cenderung memilih Anies,” demikian Wahyudi. (kba)