Selepas kegiatan, pada pukul 15.00 tadi mereka meninggalkan pulau Lembata kembali ke Larantuka dengan menggunakan kapal cepat. Besok pihaknya melanjutkan perjalanan darat dengan menaiki bus umum ke Ende lanjut ke Manggarai untuk menghadiri kegiatan lainnya.
LARANTUKA | KBA – Menyeberangi antarpulau. Bahkan dilanjut dengan jalan darat membelah pulau untuk kemudian lanjut menyeberang ke pulau berikutnya.
Begitulah pengalaman pertama Tim DPP Laskar Angkatan Muda Anies Baswedan (AMAN) membangun jaringan ke daerah, yang akan menjadi ujung tombang menyosialisasikan sosok calon presiden yang diusung Partai NasDem tersebut ke masyarakat.
Dibentuk pada 4 Desember 2022 lalu, Laskar AMAN yang berasal dari lintas agama, suku, budaya, generasi, dan daerah ini memilih Kabupaten Flores Timur (Flotim) dan Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), sebagai daerah pertama yang akan mendeklarasikan simpul relawan pendukung mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Deklarasi pertama di daerah dari tim relawan yang bertekad menyosialisasikan Anies di wilayah yang dianggap kurang mendapat dukungan ini digelar di Larantuka, Ibu Kota Flotim, pada Jumat, 20 Januari 2023. Kemudian dilanjut ke Lembata pada keesokan harinya.
Hujan deras yang mengguyur kota dengan beragam julukan seperti Kota Reinha (Kota Bunda Maria) dan Vatikannya Indonesia ini sejak Jumat pagi kemarin membuat jadwal acara molor dari semula diagendakan pukul 09.00 waktu setempat.
Apalagi, relawan pendukung Anies tidak hanya berasal daratan Pulau Flores. Tapi juga dari Pulau Adonara dan Pulau Solor. Dua pulau yang masih menjadi bagian dari Kabupaten Flotim ini juga mengalami cuaca yang sama sehingga para relawan tidak bisa datang tepat waktu.
“Hujan dan angin kencang,” kata Ketua Laskar AMAN Flotim, Tarsisius Doni Beda, soal keterlambatan datang ke Hotel Geo Permai, Sarotari Timur, Larantuka, tempat acara digelar.
Pak Sius, sapaan ayah enam anak berusia 61 tahun ini, juga termasuk yang berasal dari Pulau Adonara. Dari Pulau Adonara yang terdapat 8 kecamatan ini, dia datang bersama 32 orang pendukung Anies Baswedan lainnya. Sementara dari Pulau Solor dengan 3 kecamatan, hadir 16 orang.
Jarak tempuh penyeberangan dari Pelabuhan Wailebe, Pulau Adonara, ke Pelabuhan Larantuka memang hanya sekitar 15 menit. Tapi para relawan Anies ini tinggal di pedalaman yang harus menempuh jalan darat selama 1,5 jam untuk sampai pelabuhan. Bahkan lebih jauh lagi yang dari Solor. Pelayaran dari pulau tersebut ke Larantuka memakan waktu 1,5 jam.
Karena faktor cuaca tersebut, kegiatan deklarasi menjadi molor. Sehingga Dialog Kebangsaan dengan tema “Membangun Harmoni, Merawat Persatuan” yang mengawali deklarasi baru digelar sekitar pukul 11.00 kemudian dilanjut deklarasi dengan break sekitar 30 menit untuk shalat dan makan siang.
Kegiatan dialog dan deklarasi tersebut berlangsung semarak. Lebih dari 150 orang relawan Laskar AMAN hadir, terutama paling banyak dari daratan Flotim yang terdapat 8 kecamatan.
Selain para relawan, juga hadir dari Jakarta mantan anggota DPR RI Ramadhan Pohan, Ketua Umum DPP Laskar AMAN Ervanus Tou, Juru Bicara Laskar AMAN Indra Charismiadji, Wakil Ketua Umum Laskar AMAN Emanuel Odi, dan Ketua Humas dan Penggalangan Massa Laskar AMAN Cosmas Fernandez serta para petinggi NasDem Flores Timur antara lain Ketua DPD NasDem Flores Timur Albert Ola Sinuor, Sekretaris DPD NasDem yang juga anggota DPRD Flotim Yohanes Ola Tobi, Wakil Ketua DPD NasDem yang juga anggota DPRD Flotim Abd. Wahab Saleh.
Molornya pelaksanaan deklarasi mengganggu jadwal perjalanan Tim Laskar AMAN berikutnya. Jadwal kapal menuju Pulau Lembata pukul 13.00, sementara acara berakhir lebih dari jam segitu. Karena harus tetap sampai ke Lembata yang terdapat di pulau dengan nama yang sama hari itu juga, tim DPP Laskar AMAN bersama Ramadhan Pohan terpaksa menempuh jalur yang lebih lama.
Bertolak dari Pelabuhan Larantuka sekitar pukul 16.00, mereka melalui Pulau Adonara. Mendarat di Pelabuhan Wailebe menggunakan kapal motor, pihaknya kemudian lanjut dengan perjalanan darat dengan iring-iringan bersama para relawan dari Adonara.
Menaiki mobil pick-up yang telah dimodifikasi untuk bisa membawa penumpang ini, mereka pun membelah pulau yang merupakan salah satu wilayah penghasil kerajinan tenun ikat ini menuju Pelabuhan Boleng.
Dibuka dengan track berbelok dan mendaki, waktu normal perjalanannya biasanya 2,5 jam. Namun di tengah perjalanan, terdapat truk terperosok di jalan yang sedang diperbaiki. Perjalanan pun menjadi terhambat hingga akhirnya datang mobil alat berat. Lepas kumandang isya, tim dari Jakarta ini baru sampai di Pelabuhan Boleng.
Jadwal kapal motor dari sini ke Pelabuhan Waijarang, Pulau Lembata, hanya ada pagi dan sore. Sehingga mau tidak mau, Tim Laskar AMAN menyewa ketinting, perahu yang menggunakan motor luar dengan poros panjang yang dipasang di sisinya yang dapat dibenamkan atau diangkat ke permukaan air. Mereka menyewa dua ketinting, dengan masing-masing mengangkut 3 dan 4 orang.
Mengingat, selain empat pengurus DPP Laskar AMAN dan mantan anggota DPR RI yang juga Founder KBA News Ramadhan Pohan, juga turut seorang wartawan KBA News dan relawan Laskar Laskan AMAN Flotim Antonius Juliantoni. Di tengah deru suara mesin ketinting dan kegelapan malam, mereka pun mengarungi selat Boleng tersebut selama sekitar 30 menit.
Dari pelabuhan yang juga nama desa di kecamatan Nubatukan, tersebut pihaknya lalu menuju penginapan dengan dijemput Ketua Laskar AMAN Lembata Arif Baco Langodai. Sekitar 15 menit perjalanan mereka pun tiba di Annisa Beach Hotel di Lewoleba sebuah kelurahan di kecamatan Nubatukan yang menjadi Ibu Kota Kabupaten Lembata.
Ketika sarapan pagi sambil memandangi keindahan teluk Lewoleba serta Gunung Ile Lewotolok sebelah kanan dan Gunung Ile Boleng sebelah kiri, Ketua Laskar AMAN Ervanus Tou merefleksikan pengalaman mereka kemarin. Baginya perjalanan jauh dan melelahkan dari semestinya 1,5 jam dari Larantuka ke Pelabuhan Lewoleba itu terpaksa mereka tempuh asal kegiatan deklarasi di kedua tempat bisa dilaksanakan.
Sejak awal sebelum mereka mendeklarasikan Laskar AMAN pada 4 Desember 2022 lalu, pihaknya sudah menyadari akan menghadapi berbagai tantangan dan rintangan dalam memperjuangkan Anies Baswedan menjadi Presiden RI. Karena itu mereka sudah bertekad apa pun rintangan dan sebesar apa pun halangan, mereka akan melaluinya dengan mencari berbagai solusi dan alternatif untuk mengatasinya.
“Karena tidak ada kata mundur di kamus Laskar AMAN. Apa pun ujiannya,” tegas Sekjen Vox Point Indonesia 2019-2022 yang juga berasal dari Pulau Flores ini.
Nah, kemarin dia menjelaskan pihaknya menemui sedikit rintangan. Karena itu harus mengubah rute perjalanan meski harus melaluinya lebih lama.
“Bagi kami ini adalah sebuah kenyataan yang tidak bisa kita hindari. Ini hanya sebuah kerikil kecil biasa dan bisa dicarikan solusinya. Tantangan perjuangn kita ke depan juga akan dinamis. Tapi Laskar AMAN pasti punya cara, stategi, dan instrumen yang tepat untuk bisa menangani. Yang pasti tidak ada kata mundur di kamus Laskar AMAN,” katanya lagi menekankan.
Pelaksanaan Dialog Kebangsaan dan deklarasi Laskar AMAN Lembaga sendiri berjalan lancar pada pagi jelang siang tadi. Selepas itu, pada pukul 15.00 tadi mereka meninggalkan pulau Lembata kembali ke Larantuka dengan menggunakan kapal cepat. Besok pihaknya melanjutkan perjalanan darat dengan menaik bus umum ke Ende lanjut ke Manggarai untuk menghadiri kegiatan lainnya.
Mereka akan melakukan napak tilas perjuangan Bung Karno saat dibuat Belanda pada masa penjajahan di Ende, tempat Proklamator dan Presiden pertama RI tersebut merenungkan Pancasila. Sementara di Manggarai, mereka akan menggelar Dialog Kebangsaan sekaligus mengenalkan sosok Anies Baswedan ke masyarakat setempat. (kba)