Anies Baswedan menjadi salah satu orang yang mendukung Anin untuk mengemban amanat sebagai Ketua BEM. Dia masih ingat dukungan moral dari Anies itu disampaikan di belakang Fakultas MIPA UGM.
YOGYAKARTA | KBA – Anies Baswedan saat menjadi mahasiswa UGM Yogyakarta, menjabat sebagai Ketua Senat. Saat menjabat ada dinamika pemilihan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), yang dulu bernama Badan Eksekutif Senat Mahasiswa (BESM). Ketika itu saat pemilihan Ketua BEM berlangsung sengit dan menarik.
Ketua BEM terpilih adalah Agustinus Anindya, seorang mahasiswa dari etnis Tionghoa dan Nasrani. Resistensi dari kalangan mahasiswa saat itu luar biasa, terutama dari kalangan organisasi ekstra kampus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang berada di Senat.
Anindya, aktivis GMNI yang akhirnya terpilih secara demokratis sebagai Ketua BEM ini menceritakan betapa dinamika berlangsung sengit. Namun, Anies selaku Ketua Senat sekaligus sebagai aktivis HMI, mendukung Anin, sapaan akrabnya.
Anin mengungkapkan, ketika pemilihan Ketua BEM saat itu Anies sebagai pimpinan sidang. Sedangkan calon ketua ada empat orang. “Saya masih ingat, saya dengan peraih suara kedua hanya terpaut satu suara. Saya dapat 31 suara, nomor dua dapat 30 suara,” kata Anin kepada KBA News di Yogyakarta, Jumat, 5 Agustus 2022.
“Ramai banget saat itu. Resistensi itu jelas ada. Kok bisa saya dari Supermi, Super minoritas jadi Ketua BEM. Saya ini Nasrani, Tionghoa pula,” lanjut Anin.
Menurut Anin, tekanan yang terjadi saat itu baginya merupakan hal yang wajar. “Itu bagian proses demokrasi. Tapi tidak semua bisa menerima hal itu,” ungkapnya.
Alumni SMA De Britto Yogyakarta ini mengungkapkan, Anies Baswedan menjadi salah satu orang yang mendukungnya untuk mengemban amanat sebagai ketua BEM. Dia masih ingat dukungan moral dari Anies itu disampaikan di belakang Fakultas MIPA UGM.
“Nin kamu sudah terpilih secara demokratis, saya akan mendukung kamu habis-habisan. Ketika temen-teman kalah, ya mereka harus menerima kekalahan walaupun mereka adalah teman-teman saya di HMI,” kata Anin menirukan ucapan Anies Baswedan saat itu
“Itu ungkapan dari Anies yang luar biasa. Anies memang seorang demokrat, menghargai proses dan hasil dari demokrasi,” sambung Anin.
Pria yang kini berprofesi sebagai pengacara itu menambahkan, keberadaannya sebagai kelompok minoritas yang Tionghoa dan Nasrani sama sekali tidak ada masalah bagi Anies.
Anin menyebutkan keberadaan BEM saat itu masih berada di bawah Senat. Di dalam AD/ART bisa mengganti Ketua BEM. “Jika saya dilegserkan pun legal karena ada dalam AD/ART. Namun, itu menjadi komitmen Anies bahwa melengserkan tidak dilakukan. Anies tetap mendukung saya,” jelasnya. (kba)