KBA NEWS
Minggu, 10 Desember 2023
  • HOME
  • HOT NEWS
  • GELIAT DAERAH
  • SENGGANG
  • PERISKOP
  • RESONANSI
  • ENGLISH EDITION
  • KBANEWS TV
No Result
View All Result
  • HOME
  • HOT NEWS
  • GELIAT DAERAH
  • SENGGANG
  • PERISKOP
  • RESONANSI
  • ENGLISH EDITION
  • KBANEWS TV
No Result
View All Result
KBA NEWS
No Result
View All Result

Anies, Bung Karno dan Petani Indonesia

25 September 2023 10:04 AM
Anies, Bung Karno dan Petani Indonesia
Ilustrasi Bakal calon presiden Anies Baswedan (kiri) bersama Presiden RI Sukarno. (Foto: KBA News).

‘Penyangga tatanan negara Indonesia’ tak berlebih jika akronim ini diberikan oleh Bung Karno kepada para petani atas peran dan kontribusi yang luar biasa besar, kontribusi pada stabilitas negara khususnya pangan.#kabnews.


JAKARTA | KBA – Bakal calon presiden Anies Rasyid Baswedan mengucapkan terimakasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh petani di Indonesia yang merayakan hari jadinya ke-63,  pada Minggu, 24 September 2023.

“Izinkan dalam kesempatan Hari Tani Nasional ini kami mengucapkan terima kasih, menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada seluruh petani di Republik ini,” kata Anies dalam tayangan video yang diterima KBA News, Minggu, 24 September 2023.

BACA JUGA :
Anies dan Komitmennya Berantas Korupsi
Anies, Trik Sukses Atasi Banjir
Anies, Beberapa Fakta Formula E
Dari Rektor Termuda, Gubernur DKI, hingga Potensi di Pilpres 2024

Sebagai bentuk penghormatan atas jasa petani, mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengungkapkan isi  lubuk hati yang paling terdalam dengan mengucapan terimakasih kepada petani setara dengan bulir-bulir nasi dari beras yang setiap hari masyarakat konsumsi.

Rasa syukur ini, lanjutnya setara dengan berbagai produk pertanian yang ada di setiap rumah-rumah di keluarga-keluarga di negeri ini.

Ibarat, manusia yang sudah lansia, di usianya yang tidak lagi muda seharusnya nasib para petani di Indonesia sudah sejahtera bahkan mapan. Namun pada kenyataannya, tak juga berubah nasib petani tetap hidup miskin tak berdaya menghadapi penghisapan para mafia pertanian.

“Saat ini petani di Indonesia masih memiliki tantangan yang besar yang perlu dibenahi dari masalah pupuk hingga mafia pertanian. Kemudian tata niaga yang masih penuh dengan ketidakpastian, keberadaan mafia pertanian yang meresahkan sekali. Lalu konflik agraria, dan masih banyak lagi tantangan yang harus dihadapi oleh para petani.”

Anies berjanji jika dia terpilih menjadi presiden di periode mendatang, maka negara berkewajiban hadir memberikan perubahan yang berkeadilan dan memprioritaskan kesejahteraan bagi para petani.

“Meningkatkan kesejahteraan petani sebagai prioritas lewat berbagai terobosan seperti kemudahan akses pupuk, pembiayaan, pemberantasan mafia pertanian, perbaikan tata niaga yang efektif dan berkeadilan, dan masih banyak lagi. Dengan terobosan ini para petani bisa menabung sehingga para petani di Indonesia akan semakin sejahtera,” paparnya.

Di tengah nasib petani yang kian memprihatinkan, namun di sisi lain Anies optimis  mempunyai harapan terbesarnya di masa yang akan datang anak-anak muda bisa bangga menjadi petani yang memberi manfaat bagi semua.

“Pekerjaan petani adalah pekerjaan mulia. Insya Allah generasi berikutnya menjadi generasi yang bangga menjadi petani yang memberikan manfaat bagi semua dan menjadi petani yang sejahtera.”

Selain ucapan terimakasih kepada petani di Indonesia di hari jadinya itu, Anies juga mengucapkan terimakasih kepada Presiden RI Pertama Sukarno atau disapa Bung Karno.

“’Penyangga tatanan negara Indonesia’ tak berlebih jika akronim ini diberikan oleh Bung Karno kepada para petani atas peran dan kontribusi yang luar biasa besar, kontribusi pada stabilitas negara khususnya pangan.”

Di hari ulang tahun petani, Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris,  ironisnya sampai saat ini gagal menyikapi persoalan impor beras. Tanpa merasa tabu lagi, Indonesia secara terbuka mengimpor beras sebanyak 1,17 juta ton beras pada periode Januari-Juli 2023 dari dua negara produsen utama beras, seperti Vietnam dan Thailand.

Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, impor beras dengan kode HS10063099 itu atau tanpa yang berbentuk beras khusus senilai US$ 627,2 juta atau sekitar Rp 9,6 triliun (kurs Rp 15.340/US$).

“Impor beras selain beras khusus ataupun impor beras dengan kode HS10063099 selama Januari-Juli 2023 itu berdasarkan catatan BPS mencapai 1,17 juta ton,” kata wanita yang akrab disapa Winny itu belum lama ini.

Adapun negara asal impor ini terutama dari Thailand dengan pangsa impornya sebesar 50,56 persen atau separuh dari total impor beras. Selain itu juga dari Vietnam yang porsinya sebesar 46,33 persen.

Untuk total impor beras secara keseluruhan dengan berbagai tipe, termasuk jenis beras khusus mencapai 1,33 juta ton. Nilainya sebesar US$ 715,9 juta pada periode Januari-Juli 2023 dari Vietnam, Thailand, dan India.

Khusus impor beras pecah yang masuk ke dalam kode HS10064090 secara bulanan volume impornya naik 52,24 persen dan secara kumulatif Januari sampai Juli 2023 dibanding periode sebelumnya naik 3,46 persen.

“Dan kalau kita lihat harganya secara month to month harganya impor beras ini turun 4,34 persen tapi kalau kita lihat secara kumulatif rata-rata harga beras pecah impor naik 19,84 persen,” paparnya.

Pada era Sukarno Indonesia juga pernah memberlakuan impor beras. Sukarno sangat resah kala itu dengan kondisi negeri yang sudah mencapai titik pelik. Sukarno pun tidak tinggal diam mencari solusi mengenai impor beras yang dianggap sangat merugikan kas negara. “Lebih baik, uang impor beras digunakan untuk pembangunan,” begitu kata Sukarno dalam pergulatan pikirannya.

Setelah melalui pergelutan panjang, akhirnya Sukarno memiliki gagasan yang bagus tentang ‘landreform’ (reformasi agraria) untuk melepaskan diri dari jeratan impor beras pada negara lain.

Pada era Sukarno Indonesia terlepas dari impor beras, serta berdaulat di sektor pangan. Gagasan Sukarno yang utama ialah memaksimalkan lahan pertanian, mengoptimalkan daya sumber yang ada, melibatkan para pemuda dan  rakyat bekerja sama “gotong royong” untuk mewujudkan kesejahteraan.

Kedaulatan sektor pangan nampaknya jauh panggang dari api. Dalam pelaksanaannya hingga hari ini masih belum terlihat, kecuali program pemerintah Presiden Jokowi adanya pembagian sertifikat kepada pemilik lahan. Namun tidak cukup signifikan dalam upaya pembenahan sektor agraris.

Zaman presiden Susila Bambang Yudhoyono (SBY) lebih parah lagi, yakni memberikan izin sewa sampai 95 tahun baik kepada pengusaha dalam maupun luar negeri.

Marhaen

Sebagaimana diketahui kisah Sukarno bertemu Marhaen seorang petani saat Sukarno berusia 20 tahun dan sedang menempuh kuliah di Kota Bandung. Suatu pagi Sukarno tak pergi kuliah dan berkeliling mengayuh sepeda tanpa tujuan hingga sampai di wilayah selatan Kota Bandung.

Dalam buku Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia yang ditulis Cindy Adams diceritakan kawasan tersebut adalah pertanian yang padat. Para petani bekerja di sawahnya dengan luas kurang dari sepertiga hektare.

Sukarno kemudian bertemu dengan seorang petani yang mencangkul tanahnya sendiri dengan mengenakan pakaian yang lusuh. Dalam bahasa Sunda, Sukarno bertanya, “Siapa pemilik tanah yang garap ini?” Dia menjawab, “Saya,juragan.”

Petani yang bernama Marhaen tersebut bercerita jika tanah yang ia kelola turun temurun diwariskan dari orantua kepada anaknya. Saat ditanya oleh Sukarno, Petani Marhein juga mengaku jika semua alat yang ia gunakan adalah miliknya sendiri termasuk sekop, cangkul hingga bajak dan rumah kecil yang ada di tanah itu.

Dia juga mengerjakan sepetak sawahnya seorang diri tanpa bantuan orang lain. Hasilnya untuk keluarganya yakni istri dan empat orang anaknya. “Hasilnya sekadar cukup untuk makan kami. Tidak ada lebihnya untuk dijual,” kata Petani Marhaen.

“Aku akan memakai nama itu untuk menamai semua orang Indonesia yang bernasib malang seperti dia! Semenjak itu kunamakan rakyatku, Marhaen,” ujar Sukarno.

Malam hari, Sukarno menyampaikan gagasan tersebut ke perkumpulan pemuda yang ia pimpin.

“Para petani kita mengusahakan bidang tanah yang sangat kecil sekali. Mereka ada korban dari sistem feodal, dimana pada awalnya petani pertama diperas oleh bangsawan yang pertama, dan seterusnya sampai keanak cucunya selama berabad-abad,” kata Sukarno.

Hingga akhirnya Sukarno mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) bersama enam rekannya dari Algemeene Studie-club pada 4 Juli 1927. Dan “Rakyat Marhaen” selalu menjadi bagian pidato Sukarno.

Apa yang dikatakan Sukarno menjadi nyata, hingga usia Indonesia 78 tahun, nasib petani dimiskinkan oleh sistem yang dulu diperas ‘kalangan bangsawan’ kini  berbentuk kapitalisme modern berkedok untuk kesejahteraan rakyat. Undang-undang Pokok Agraria ‘dikebiri’ tak heran lahan-lahan milik petani, milik rakyat termasuk milik negara  juga ikut dirampok dan diambil alih oleh penguasa yang menjadi kacung oligarki. (kba).

 

 

Tags: AniesBung KarnoDanpetani Indonesia
SendTweetSharePinShare

BERITA LAINNYA

Simpul Relawan Forkom Gelar Latihan Bio Energy Power, Agar Sehat Bugar di Masa Kampanye AMIN

Simpul Relawan Forkom Gelar Latihan Bio Energy Power, Agar Sehat Bugar di Masa Kampanye AMIN

9 Desember 2023
Perbincangan Anies Baswedan dengan Pengguna KRL Jakarta-Bogor

Perbincangan Anies Baswedan dengan Pengguna KRL Jakarta-Bogor

29 November 2023
Pulang ke Jakarta, Anies Baswedan Naik Kereta Rel Listrik Diteriaki Penumpang’Presiden’

Pulang ke Jakarta, Anies Baswedan Naik Kereta Rel Listrik Diteriaki Penumpang’Presiden’

29 November 2023
Restu Ibu Jadi Fondasi AMIN Berkampanye untuk Pilpres 2024

Restu Ibu Jadi Fondasi AMIN Berkampanye untuk Pilpres 2024

28 November 2023
Muhaimin Iskandar Bersholawat Bareng Pengamen Perempuan Klaten, Rasanya Bikin Adem

Muhaimin Iskandar Bersholawat Bareng Pengamen Perempuan Klaten, Rasanya Bikin Adem

22 November 2023
Fery Farhati: Hasil Survei Berbeda di Lapangan, Tidak Menggambarkan Keinganan Masyarakat

Fery Farhati: Hasil Survei Berbeda di Lapangan, Tidak Menggambarkan Keinganan Masyarakat

17 November 2023
Fery Farhati Beberkan Visi-Misi AMIN Untuk Perempuan dan Anak

Fery Farhati Beberkan Visi-Misi AMIN Untuk Perempuan dan Anak

16 November 2023
Fery Farhati Apresiasi RKI Organisasi Sayap PKS

Fery Farhati Apresiasi RKI Organisasi Sayap PKS

16 November 2023

TERPOPULER

Anak Pendeta di Sulut Pilih Anies-Muhaimin, Ternyata Ini Alasannya

Anak Pendeta di Sulut Pilih Anies-Muhaimin, Ternyata Ini Alasannya

SKI Tebar Baliho Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar di Kecamatan Tembalang Semarang Jawa Tengah

Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar Pasangan Tanpa Warisan Sejarah Kelam

Posko Rumah Pemenangan AMIN di Kabupaten Pekalongan Tidak Pernah Sepi Pengunjung

Lagu Ini Bikin Muhaimin Iskandar Terharu saat Resmikan 1 Juta Jubir Desa AMIN

Pemasangan APK Anies-Muhaimin di Boyolali Berlanjut ke Lima Kecamatan

Miskin tapi Kaya Gagasan ala Spanduk Karung Gerakan Rakyat untuk Perubahan

Aliansi Masyarakat Madani bakal Bertemu Kapten Timnas AMIN di Jakarta

TERBARU

Koordinator Laskar Kristen Anies Jatim: Anies Peduli dengan Semua Agama, Puluhan IMB Gereja Diterbitkan di Jakarta

Koordinator Laskar Kristen Anies Jatim: Anies Peduli dengan Semua Agama, Puluhan IMB Gereja Diterbitkan di Jakarta

Dinasti Sultan versus Dinasti Jokowi

Alumnus Farmasi Ubaya Terkenang Dibantu, Vania: Saya dan Keluarga Mendukung Pak Anies

Airlangga’s Critique of Contract Farming Difficult to Understand

BroNies Gelar Tausiyah Kebangsaan: Negara, Islam, dan Sekulerisasi

Kunjungi Keraton Kasepuhan Cirebon, Anies Baswedan Menggenggam Keris Pusaka Sunan Gunung Jati

HUT Ke-2, Relawan Anies P-24 Berjuang Keras agar Milad Tahun Depan Dihadiri Presiden

Henry Husada Apresiasi Anies Baswedan Terkait Janji Pembenahan UMKM

KBA NEWS

KBA NEWS - Demi Keadilan dan Kebahagiaan

  • Home
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak Kami
  • Indeks

No Result
View All Result
  • HOME
  • HOT NEWS
  • GELIAT DAERAH
  • SENGGANG
  • PERISKOP
  • RESONANSI
  • ENGLISH EDITION
  • KBANEWS TV