Dalam setiap masa, kalangan pemuda merupakan kunci dari masa depan bangsa itu sendiri. Dengan kata lain, setiap pemuda adalah aktor-aktor penting yang sangat menentukan maju atau tidaknya bangsa ini. #kbanews
Refleksi Hari Sumpah Pemuda.
Sumpah pemuda merupakan bukti bahwa sejak masa kemerdekaan Indonesia peran kaum muda merupakan hal yang sangat penting dan menjadi tonggak pergerakan kemerdekaan Indonesia. Para pemuda telah menggaungkan sumpah bahwa bertanah air, berbangsa dan berbahasa satu, yaitu Indonesia. Tentu saja hal ini menjadi sebuah penegasan bahwa kaum muda telah berkontribusi dalam mewujudkan cita-cita beridirnya Indonesia.
Dalam setiap masa, kalangan pemuda merupakan kunci dari masa depan bangsa itu sendiri. Dengan kata lain, setiap pemuda adalah aktor-aktor penting yang sangat menentukan maju atau tidaknya bangsa ini.
Kini, kemerdekaan Indonesia sudah memasuki usia ke-78 tahun. Generasi muda perlu mengisinya dengan hal-hal positif demi terwujudnya cita-cita bangsa. Dalam upaya mewujudkan cita-cita itu, tentu banyak tantangan yang harus dihadapi. Karena itu, generasi muda harus tampil di garda terdepan dalam memberikan solusi atas berbagai masalah yang sedang dihadapi bangsa ini. Kaum muda harus memberikan kontribusi terbaiknya bagi kemaslahatan bersama.
Pemuda Masa Kini
Data Badan Pusat Statistik (2020) menunjukkan Generasi Z atau mereka yang lahir pada tahun 1997-2012 persentasenya mencapai 27,94 persen dan Generasi Milenial (1981-1996) mencapai 25,87 persen dari total populasi 270,20 juta orang. Besarnya jumlah penduduk muda tidak bisa hanya dilihat sebagai data statistik belaka, melainkan harus dimaknai sebagai harapan besar bangsa Indonesia untuk bisa maju menjadi bangsa yang lebih baik.
Kaum muda adalah agen perubahan yang harus konsisten memperjuangkan dan mengawal pelaksanaan proses politik yang berkeadilan. Dalam konteks ini, kaum muda Indonesia harus melek politik. Itu artinya, kaum muda tidak boleh alergi terhadap dunia perpolitikan. Mereka harus menjadi pelaku politik, bukan objek politik semata.
Indonesia saat ini membutuhkan generasi milenial yang melek politik, yaitu generasi muda yang mau bergerak dan peduli terhadap politik. Pemuda adalah harapan untuk memperbaiki dunia perpolitikan yang banyak melahirkan banyak koruptor. Para pemuda tidak boleh diam menyaksikan bangsa ini dipimpin oleh politisi-politisi korup yang hanya mementingkan diri sendiri dan kelompoknya.
Terjunnya kaum muda ke pentas politik menjadi angin segar bagi kemajuan bangsa Indonesia di masa mendatang. Kepemimpinan kaum muda memang akan menemui babak baru dalam sejarah perpolitikan Indonesia. Dengan semangat yang dimiliki kaum muda, sudah sepantasnya mereka diberikan kesempatan untuk membangun Indonesia menjadi bangsa yang maju, makmur dan sejahtera.
Untuk mewujudkan kaum muda yang melek politik tentu saja dibutuhkan pendidikan politik mengingat masih banyak pemuda yang acuh tak acuh terhadap dunia perpolitikan. Pendidikan politik selama ini belum banyak menyentuh generasi muda. Padahal kesadaran politik generasi milenial akan mampu membawa perubahan politik bangsa yang lebih baik.
Menurut Kuncoro Bayu, dkk (2020), pendidikan politik generasi muda perlu dilakukan sebagai upaya meningkatkan kesadaran, keterlibatan dan partisipasi mereka dalam ranah politik dan kebijakan. Pendidikan politik yang efektif bagi generasi muda adalah pendidikan politik yang dilakukan dengan “learning by doing” bukan sekadar sosialisasi formal. Model pendidikan politik anak muda terbaik adalah dari anak muda, oleh anak muda, dan untuk anak muda.
Dengan demikian, Hari Sumpah Pemuda kali ini harus menjadi momentum penting bagi lahirnya generasi muda yang mampu menjadi aktor politik. Kesadaran politik kaum muda perlu terus didorong agar ke depan lebih banyak generasi muda yang mau memajukan bangsa ini melalui jalur politik.
Arie Muhyiddin, S.H., M.H., Ketua Gerakan Pemuda Al-Washliyah Kota Palembang, Caleg DPRD Kota Palembang Dapil 2