Mungkin kita sering mendengar orang mengatakan:
“Mumpung masih muda kita puas- puaskan berbuat maksiat, gampang kalau sudah tua kita sadar.”
Sungguh betapa kejinya ucapan ini, apakah dia tahu kalau umurnya akan panjang….?
Kalau seandainya dia ditakdirkan umur panjang, apa ada jaminan dia akan sadar…? atau justru akan bertambah kesesatannya….?
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
“Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok, dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
(QS. Luqman: 34)
Ibnul Qayyim
rahimahullah berkata:
“Sesungguhnya angan-angan adalah modal utama orang- orang yang bangkrut.”
(Ma’alim Fi Thariqi Thalabil ‘Ilmi hal. 32)
Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma berkata :
“Apabila engkau berada di waktu sore janganlah menunggu (menunda beramal) di waktu pagi. Dan jika berada di waktu pagi, janganlah menunda (beramal) di waktu sore. Gunakanlah masa sehatmu untuk masa sakitmu dan kesempatan hidupmu untuk saat kematianmu.”
(HR. Al-Bukhari 6416)
Selagi kesempatan masih diberikan, jangan menunda- nunda lagi, akankah seseorang menunda hingga apabila ajal menjemput, betis bertaut dengan betis, sementara lisanpun telah kaku dan tubuh tidak bisa lagi digerakkan, dan ia pun menyesali umur yang telah dilalui tanpa bekal untuk suatu kehidupan yang panjang….
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman menjelaskan penyesalan orang- orang kafir ketika datang kematian :
“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seorang dari mereka, dia berkata: Ya Rabbku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang shalih terhadap apa yang telah aku tinggalkan, sekali-kali tidak, sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja.”
(QS. Al-Mu`minun: 99-100)
Allahumma inni as aluka ‘ilman naafi’aa wa rizqan toyyibaa wa ‘amalan mutaqabbalaa
“Ya Allah, sungguh aku memohon kepadaMu ilmu yang manfaat, rizki yang baik dan amal yang diterima.”
(HR. Ibnu As-Sunni dan Ibnu Majah)
Ferry Is Mirza DM, Wartawan Utama PWI DP 3170
Discussion about this post