Itulah penting dan bahayanya agar tidak terjadi kesalahan dalam memilih pemimpin negara ini. #kbanews
Melakukan jihad Konstitusi otomatis menjalankan jihad beragama yang barometernya adalah Pancasila.
Perjuangan kita relawan Anies Baswedan sebenarnya dan sejatinya bukanlah semata-mata untuk memperjuangkan kepentingan Anies Baswedan, melainkan lebih kepada memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara ini. Negara ini tidak dalam keadaan baik-baik saja. Oleh sebab itu Negara ini harus dipimpin oleh Presiden yang Cerdas Santun dan Prestatif berdasarkan prestasi yang nyata menjunjung tinggi keadilan, mengutamakan kebersamaan dalam menuju kesejahteraan dan kemakmuran.
Apakah sebenarnya terlalu sulit bagi siapapun paslon Capres untuk merebut hati rakyat pemilih…?
Untuk menjawab pertanyaan itu sebenarnya tergantung kepada penilaian publik seberapa jauh paslon Capres itu telah membuktikan nilai-nilai luhur prestasinya dan betul-betul telah dirasakan oleh publik manfaatnya.
Kalau kita melihat elektabilitas Anies Baswedan rasanya diatas kertas kemenangan itu berkemungkinan besar sudah diposisi yang meyakinkan. Penilaian itu tentunya berdasarkan prestasi dan rekam jejak dengan melihat dinamika politik hari ini. Keyakinan kami sebagai relawan potensi kemengan itu sangat besar jika pemilu terselenggara jujur, jauh dari kecurangan dan tidak terjadi Mony Politik.
Berdasarkan trek record, rekam jejak hanya Anies Baswedan lah yang kita yakini mampu menyelamatkan negara ini dari kehancuran dan penjajahan. Krisis multi demensi ini tidak mungkin bisa diselamatkan hanya bermodalkan tekad saja, tanpa dilatarbelakangi oleh leadership, keilmuan yang mumpuni, terukur dan diakui secara benar oleh publik dalam negeri. Perjuangan itu tentunya juga tidak bisa kita lakukan secara sendiri-sendiri, namun terpaksa harus kita lakukan berjamaah secara kolektif, terpadu dan terkoordinir dengan baik. Lawan kompetisi Anies Baswedan di Pilpres punya segalanya untuk memenangkan kompetisi Pilpres ini. Apakah nyali kita Ciut…?
Kalau sudah memilih medan juang melalui simpul-simpul relawan Anies Baswedan, maka upaya maksimal untuk menembus keterbatasan itu perlu berjuang keras untuk memperjuangkan sampai sukses menjalankan amanah mulia demi kepentingan tanah air tercinta.
Ketika ketemu realitasnya dua kepentingan yang berbeda yang sedang berhadap-hadapan yaitu kepentingan rezim pada satu sisi dan kepentingan negara pada sisi yang lain, maka yang harus diutamakan untuk dilindungi adalah kepentingan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi.
Jangan sampai dukungan Oligarki dan PENG-PENG justru menciderai kepentingan bangsa dan negara ini.
Kekuatan finansial oligarki merupakan tantangan yang tidak ringan untuk memenangkan pertarungan, karena potensi pemilih terpengaruh oleh ” Mony Politik ” itu cukup besar. Alasannya adalah keadaan ekonomi secara nasional juga tidak dalam keadaan baik-baik saja. Apalagi sumber informasi melalui berbagai canel saluran media elektronik TV telah dikuasai yang mayoritas oleh pengusaha nasional etnis tertentu. Sementara mayoritas masyarakat di desa-desa masih cukup tergantung pada siaran TV.
Coba kita lihat dan perhatikan konten-konten yang ditampilkan acaranya di stasion TV tersebut, apakah telah terjadi keseimbangan dalam pemberitaan, termasuk masalah Pilpres…? Mungkin ada baiknya jawaban itu penilaiannya diserahkan kepada kita semua dengan jujur dan objektif.
Bagaimana upaya maksimal yang bisa dilakukan oleh relawan kalau partai-partai pengusung dan partai pendukung belum bisa bersinergi dengan baik….?
Untuk melawan kekuatan finansial yang uangnya tidak berseri dan tidak terbatas itu terpaksa harus kita siasati dan sikapi secara baik dan benar. Target dan pilihan relawan ” Menang secara terhormat ” dan tidak ingin menang terhina karena kecurangan.
Formulasi dan strategi itu tentunya perlu dipikirkan bersama oleh partai pengusung dan pendukung Anies Baswedan.
Ketika suara rakyat itu adalah suara Tuhan, maka kedaulatan itu harus murni kembali kepada rakyat dan harus diperjuangkan bersama, jika telah terjadi penyimpangan-penyimpangan dan penyalahgunaan kekuasaan.
Pada sisi lain barisan Anies Baswedan yang telah didukung mayoritas oleh keluarga prasejahtera, kalangan agamis, mahasiswa dan intelektual masih memerlukan kerja nyata yang bersinergi secara konfrehensif.
Kekuatan moral dan kekuatan orang-orang baik-baik dan cerdas tentunya harus bersatu dan bersinergi untuk saling membantu, mengajak dan merangkul teman, sahabat dan saudara se iman dan sebangsa untuk bersama-sama memilih Anies Baswedan.
Karena itulah salah satu modal utama, agar cita-cita mulia perubahan itu bisa terwujud menjadi suatu kemenangan rakyat, bukan untuk kemenangan PENG-PENG dan Oligarki.
Kemenangan koalisi perubahan tentunya juga sangat ditentukan oleh sikap aktif dan optimis yang harus kita lakukan, karena barisan perjuangan ini adalah perjuangan jihad konstitusi dan jihad agama yang harus kita lakukan dengan damai secara bersama-sama untuk memperjuangkan negara ini agar tetap berada dijalan yang yang benar sesuai dengan konstitusi.
Pada hakekatnya perjuangan itu sebenarnya adalah untuk memperjuangkan diri kita dan anak cucu kita kedepannya secara keseluruhan dan berkesinambungan dalam mewujudkan kemakmuran dan keadilan sosial yang butir-butir perjuangan itu telah dengan jelas dan tegas tercantum pada sila-sila dalam Pancasila.
Kenapa kita masih enggan, berpaling dan mengingkari perjuangan bapak Anies Baswedan yang telah berupaya keras untuk ikut bersama berpartisipasi membangun dan menyelamatkan negara ini dari penjajahan bangsa lain…? Apakah belum cukup bukti selama ini bahwa ujian dan cobaan yang dilalui oleh bangsa ini untuk dijadikan alasan kuat kita untuk menyingsingkan lengan dan mengencangkan ikat pinggang demi memperjuangkan kemerdekaan ini bisa dijalankan sesuai konstitusi. Dinamika politik yang akhir-akhir ini kelihatannya tidak lagi mengedepankan kepentingan negara diatas kepentingan pribadi justru yang terjadi sebaliknya, lebih mengedepankan kepentingan pribadi dan kelompoknya.
Justru cenderung belum memperlihatkan etika, moral yang berakal sehat dan berbudi luhur. Yang lebih ditonjolkan adalah kepentingan politik jangka pendek yang sangat pragmatis.
Perjuangan ini sebenarnya bukanlah hanya tugas dan tanggungjawab relawan Anies Baswedan saja, melainkan itu adalah bagian dari tugas dan tanggungjawab kita bersama sebagai anak bangsa dan sebagai hamba Allah yang bersaudara.
Perjuangan yang paling sulit adalah melawan bangsa sendiri yang berkhianat terhadap cita-cita luhur para pahlawan untuk kepentingan tanah airnya, bukan untuk kepentingan bangsa lain.
Pengkianat itu biasanya mengunting dalam lipatan, menohok kawan seiring. Cirinya adalah berlainan kata dan perbuatannya yang dalam agama disebut manafik. Orang munafik akan semakin leluasa memainkan peranannya kalau orang-orang baik masih pragmatis dan bersikap egois dalam menilai dan bertindak. Biasanya jika yang ditawarkannya itu manis padahal itu pahit dan jika yang ditawarkan obat padahal itu adalah racun. Begitulah Dajjal dan Fir’aun itu bersikap dan bertindak, sehingga orang tertipu dengan bujuk rayunya.
Sasaran utamanya adalah kaum lemah dan miskin untuk diperdayakan yang berpotensi untuk diadu domba. Kalau lah orang baik, dermawan selalu bersembunyi tidak mau tahu atau tidak peduli terhadap terjadinya dinamika politik, maka politik akan dikuasai oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung-jawab. Kalau hanya akan memanfaatkan sumberdaya alam untuk kepentingan dirinya dan kelompoknya saja masih bisa kita percaya…?
Kalaulah konstitusi itu dijalankan secara murni dan konsekuen maka rakyat ini mungkin sudah sejahtera sejak lama.
Pertanyaannya bukankah negara kita ini kaya raya dengan sumber daya alam yang melimpah seperti tambang emas, nikel, batu bara, gas dan sumberdaya alam lainnya. Kekayaan laut, hutan dan kesuburan tanahnya mampu menghasilkan minyak goreng dan turunan produk lainnya. Ribuan bahkan mungkin jutaan hektar tanaman sawit tumbuh ditanah air yang subur ini namun anehnya kenapa terjadi kelangkaan minyak goreng…? Bahkan harga minyak goreng tidak tersedia dengan cukup dan dengan harga yang relatif murah. Siapakah yang harus kita persalahkan dan peran negara saat itu bagaimana dalam melindungi kebutuhan dasar rakyatnya…?
Pertanyaannya kenapa keluarga prasejahtera alias miskin semakin banyak…? Paling tidak kesenjangan ekonomi itu terlihat semakin nyata, yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Apakah kita masih menginginkan kesenjangan ini semakin menganga…? Inilah resiko yang harus dibayar mahal oleh rakyat akibat kesalahan dalam memilih pemimpin. Besar kan risikonya…?
Bagaimana mungkin orang-orang baik keberatan memberikan hak suaranya kepada Capres yang tepat dan cerdas seperti Anies Baswedan ini…?
Hanya Anies Baswedan lah satu-satunya Cawapres yang pantas dan layak kita percaya dan kita pilih, agar tidak terhindar dari potensi musibah yang mengkuatirkan itu terjadi.
Dan inilah dosa besar kaum munafik yang sulit diampuni Allah. Ketika persekongkolan dan perselingkuhannya itu menggerus kepentingan rakyat banyak maka sesungguhnya sempurnalah perbuatan jahat itu berkuasa. Kita relawan ANIES P-24 akan tetap mengawal dan memberikan kritikan sosial yang konstruktif.
Ketika akibat dari perbuatan kita orang lain terzholimi maka kesalahan kita tidak akan diampuni oleh Allah sebelum orang yang bersangkutan memaafkannya. Mungkin itulah sebabnya dizaman Nabi orang takut didaulat menjadi pemimpin, karena menyadari begitu beratnya memikul tanggungjawab sebagai pemimpin itu. Namun berbahaya juga kalau yang punya kemampuan memimpin secara intelektual tidak berani memikul tanggungjawab itu.
Kerelaan dan kesabaran sosok Anies Baswedan mau menempuh rute yang terjal yang sangat sulit ini tentunya berdasarkan analisa, keyakinan dan tekad yang bulat untuk menyelamatkan negara ini dari kehancuran. Dugaan penulis dengan segala kelebihan dan kekurangannya beliau sadar betul perjuangan meneruskan cita-cita kakeknya Rasyid Baswedan sebagai salah satu pejuang kemerdekaan adalah perjuangan yang amat berat. Tentunya juga disadari pikiran dan kesedihan yang cukup dalam melihat negaranya yang sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja.
Tidak tertutup kemungkinannya ada cara lain yang lebih mudah bisa diambil beliau, kalau hanya sekedar memenangkan konsestasi Pemilu ini, namun justru beliau lebih memilih jalan sulit terjal berliku butuh kesabaran dan keuletan untuk sampai ke tujuan, agar beliau tidak tersandera oleh kepentingan lain yang tidak sejalan dengan kepentingan bangsa dan negara ini.
Berbeda perlakuannya jika kesalahan dan dosa kita kepada Allah yang hanya cukup diampuni oleh Allah yang maha pengasih dan penyayang saja selesai itu masalah.
Itulah penting dan bahayanya agar tidak terjadi kesalahan dalam memilih pemimpin negara ini.
Jangan sampai negara ini dikuasai oleh politisi busuk yang melacurkan dirinya hanya untuk kepentingan dunia yang singkat dan sesaat ini.
Salman