Pak Muhaimin Iskandar yang dari PKB itu, beberapa kali, beberapa bulan yang lalu, ngemis-ngemis nang gone (kepada) PDIP, ke Bu Puan (Puan Maharani). Tapi, Bu Megawati gak arep (tidak mau). #kbanews.
PASURUAN | KBA – Supaya warga Nahdlatul Ulama (NU) maju, Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar mengambil langkah politik dengan “mendekati” dua partai politik, PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra. Tujuannya, agar bisa mencalonkan diri sebagai calon presiden atau calon wakil presiden RI.
Dikutip KBA News dari akun twitter @nahdliyinbersatu, KH Suadi Abu Amar, pengasuh Ponpes Ar-Raudhah, Pasrepan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, itu menceritakan perjalanan Muhaimin Iskandar dalam mencari “kendaraan politik” untuk maju sebagai calon RI-1 atau RI-2.
“Pak Muhaimin Iskandar yang dari PKB itu, beberapa kali, beberapa bulan yang lalu, ngemis-ngemis nang gone (kepada) PDIP, ke Bu Puan (Puan Maharani). Tapi, Bu Megawati gak arep (tidak mau),” kata KH. Suadi Abu Amar dikutip Rabu, 20 September 2023.
Kemudian, lanjut KH. Suadi Abu Amar, Muhaimin Iskandar berlabuh ke Partai Gerindra. Tujuannya, hanya satu. Jadi calon pemimpin di negeri ini. “Ben (warga NU) gak dikongkon nyurung motor tok (biar tidak hanya disuruh mendorong mobil saja),” imbuhnya.
Menurut dia, dari dulu warga Nahdliyin hanya disuruh mendorong kendaraan saja. Setelah didorong kemudian ditinggal. Peristiwa politik itu, warga NU hanya dijadikan alat untuk merebut kekuasaan di pemerintahan.
“Piye carane sak niki (bagaimana caranya sekarang ini) Pak Muhaimin Iskandar sebagai warga Nahdliyin yang berada di tampuk kekuasaan tertinggi urusan kenegaraan, beliau harus maju sebagai calon Presiden atau Wakil Presiden. Kalau gak gelem maju tak ambleki (robohkan),” pungkas KH. Suadi Abu Amar. (kba)
Discussion about this post