Menurut Syaiful, ketika menjadi Gubernur DKI, Anies punya program untuk memenuhi stok atau cadangan pangan atau cadangan beras pemerintah daerah DKI melalui BUMD yang ditugaskan untuk menyerap gabah dari petani-petani di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Banten.
JAKARTA | KBA – Pemerhati pertanian dan Ketua Komunitas Industri Beras Rakyat (KIBAR), Syaiful Bahari, mengungkapkan, bakal calon presiden Anies Baswedan sudah punya solusi untuk mengatasi masalah krisis pangan, khususnya beras, yang terjadi saat ini.
Menurut Syaiful, ketika menjadi Gubernur DKI, Anies punya program untuk memenuhi stok atau cadangan pangan atau cadangan beras pemerintah daerah DKI melalui BUMD yang ditugaskan untuk menyerap gabah dari petani-petani di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Banten.
“Di Jawa Tengah seperti dari Cilacap, kemudian juga di Ngawi (Jawa Timur), BUMD ditugaskan untuk menyerap gabah petani dengan membuat contract farming dengan para petani di sana. Kemudian, gabahnya diolah menjadi stok beras dan menjadi cadangan beras pemerintah daerah,” kata Syaiful kepada KBA News, Kamis, 14 September 2023.
“Upaya inilah yang seharusnya dari awal dilakukan oleh pemerintah pusat pada masa panen,” jelas dia.
Menurut dia, kebijakan itu membuat petani diuntungkan dan mereka juga ada kepastian dalam penjualan gabah dan lain sebagainya. Sementara untuk warga DKI Jakarta juga terlindungi karena stok beras yang ada di Jakarta pada masa-masa itu, termasuk pada masa Covid, cukup luar biasa. Artinya, tidak dikhawatirkan terjadinya kelangkaan beras seperti yang sekarang ini terjadi.
Syaiful mengungkapkan solusi untuk masalah kenaikan harga pangan saat ini. Untuk jangka pendek, kata dia, pemerintah melakukan impor beras dari luar. “Tapi itu tidak mudah untuk mengandalkan produksi beras di dalam negeri dalam situasi kekeringan karena El Nino.
Jalan keluar yang paling memungkinkan, menurut dia, adalah bagaimana memaksimalkan lahan-lahan yang masih mungkin bisa ditanami padi. Selain itu, pemerintah dengan sekuat tenaga menggunakan sumber dayanya, baik itu dari pembiayaan maupun memaksimalkan pupuk bisa didistribusikan kepada para petani, dan juga memperbaiki saluran-saluran irigasi yang sekarang cukup banyak mangkrak.
“Nah itu adalah satu upaya untuk bisa mengatasi krisis krisis beras nasional kita,” katanya.
Krisis Pangan Terparah
Syaiful menjelaskan, krisis pangan yang terjadi di Indonesia kali ini merupakan yang terparah, khususnya krisis beras, sejak reformasi 1998. Hal ini karena kenaikan harga beras sudah melampaui dari yang sebelumnya.
Kenaikan harga beras sekarang itu lebih dari Rp 2.000 dan itu merupakan satu fenomena yang selama ini terjadi dan di dalam perkembangannya tidak dapat bisa dihindari.
Dia menyebut krisis beras yang terjadi sekarang ini disebabkan beberapa faktor. Pertama, terjadinya kelangkaan beras karena produksi padi dan panen turun dari mulai beberapa tahun lalu.
“Tadinya kita bisa panen 55 juta ton gabah dan sekitar 30 juta ton beras dalam setahun. Tapi pada tahun ini kita tidak mencapai target, bahkan jauh dari hasil yang normal. Nah inilah yang menyebabkan kenapa kita terjadi kelangkaan beras di dalam negeri,” katanya.
Faktor kedua, lanjut dia, negara-negara produsen dan eksportir beras seperti India, Vietnam, Thailand, dan Kamboja sekarang mengambil kebijakan untuk membatasi ekspornya. Bahkan India pun saat ini sedang menutup ekspornya untuk mengamankan stok beras di negaranya masing-masing, sehingga itulah yang menjadi kesulitan bagi pemerintah dalam hal ini Bulog untuk mendatangkan impor dari luar.
“Yang ketiga adalah faktor kebijakan cadangan pangan nasional, khususnya cadangan beras pemerintah yang selama ini targetnya minimal sekali. Seharusnya cadangan beras yang dikelola oleh Bulog tidak boleh kurang dari 1 juta ton. Tetapi pada akhir tahun 2022 dinyatakan hanya 250 ribu ton,” katanya.
Akhirnya, menurut Syaiful, ketika terjadi krisis pangan global dan kemudian masalah iklim seperti El Nino maka cadangan dalam negeri sama sekali tidak mencukupi untuk menstabilkan harga beras di pasar dan juga menciptakan inflasi pangan yang cukup tinggi.(kba)