Kakeknya, Kiai Machfudz (1912-1999) yang pernah menjabat Ketua Lajnah Falakiyyah PBNU, merupakan ulama ahli di bidang falakiyyah yang dimiliki NU dan bangsa ini. #kbanews
JAKARTA | KBA – Upaya pembenturan PKS dengan NU semakin kencang seiring dengan deklarasi Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden Anies Baswedan dari Koalisi Perubahan. PKS merupakan bagian dari koalisi tersebut.
Karena itu pula ada yang mencibir ketika lagu Syubbanul Wathon atau yang lebih dikenal Ya Lal Wathon bergema dalam acara Silaturahmi Kebangsaan antara NasDem, PKB, dan PKS di Sekretariat DPP PKS, Jakarta, Selasa, 12 September 2023.
Mengingat lagu yang diciptakan salah satu pendiri NU, KH Abdul Wahab Chasbullah tersebut memang identik dengan ormas Islam terbesar di Indonesia tersebut. Namun cibiran warga net tersebut langsung ditepis.
Karena ternyata salah satu cucu Kiai Wahab adalah kader PKS, dan maju sebagai calon anggota DPR RI dari Dapil Jawa Timur VIII nomor urut 2 pada Pemilu 2024. Yaitu KH Agus Solachul Aam Wahib Wahab yang akrab disapa Gus Aam.
Bahkan ada yang menyodorkan fakta lain yaitu cicit pendiri NU lainnya, KH Hasyim Asy’ari, yang sudah lama aktif di partai berlambang bulan sabit dan padi tersebut. Yaitu, Abdul Hadi Wijaya.
“Di Jabar ada Gus Ahad cicit KH Hasyim Asyari yang menjadi anggota DPRD Provinsi Jabar dari PKS,” tulis Dr. Indra Kusumah lewat akun X-nya (Twitter), @aindraku kemarin, Rabu, 13 September 2023.
Lalu, siapakah Abdul Hadi Wijaya yang akrab disapa Gus Ahad?
Dikutip dari berbagai sumber, Gus Ahad merupakan generasi kelima dari Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari (1871-1947). Salah satu putri Mbah Hasyim, demikian sapaan Rais Aam pertama PBNU ini di kalangan nahdliyin, adalah Khairiyah.
Khairiyah kemudian melahirkan dua putri, salah satunya Abidah. Abidah yang menikah dengan KH Machfudz Anwar memiliki putri Hamnah Machfudz. Nama terakhir ini merupakan ibu Gus Ahad. Dengan demikian, Gus Ahad merupakan anak cicit atau canggah dari Mbah Hasyim.
Kakeknya, Kiai Machfudz (1912-1999) yang pernah menjabat Ketua Lajnah Falakiyyah PBNU, merupakan ulama ahli di bidang falakiyyah yang dimiliki NU dan bangsa ini.
Gus Ahad sendiri lahir di Surabaya pada 25 November 1967 dari pasangan Hamnah Machfudz dan Almarhum H. Abdul Mughni Setyadi. Dia menyelesaikan studi di Institut Teknologi Surabaya (Ir) dan Delft University Of Technology, Belanda (M.Sc.)
Karier profesional Gus Ahad dimulai dari BUMN PT Dirgantara Indonesia. Lalu, pada tahun 2001 bekerja di PT Lemindo Abadi Jaya, tahun 2002 bekerja di PT Syamil Cipta Media, tahun 2007 bekerja di Lembaga Pengembangan Potensi Pendidikan Adaro sebagai Direktur Utama.
Suami Diah Nurwitasari ini juga aktif di berbagai organisasi kemasyarakatan dan juga partai politik. Gus Ahad aktif di PKS sejak 13 tahun lalu.
Dia memulai karir politik pada tahun 2010 sebagai Ketua Bidang (Kabid) Pengembangan Ekonomi dan Kewirausahaan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS Jawa Barat. Kemudian, tahun 2015 sebagai Sekretaris Umum DPW PKS Jawa Barat dan sejak tahun 2020 dipercaya sebagai Sekretaris MPW PKS Jawa Barat.
Saat ini Gus Ahad menjadi anggota DPRD Jawa Barat dari dapil 10, yang meliputi Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta. Ini merupakan periode kedua bagi Gus Ahad sebagai wakil rakyat.
Menjadi anggota DPRD Jawa Barat sejak 2014, Gus Ahad berhasil meraih berbagai penghargaan seperti Apresiasi Kehormatan Kinerja Terbaik dari Badan Kehormatan (BK) Award DPRD Jawa Barat hingga kembali mendapat apresiasi dengan predikat ‘Best Of The Best’ pada tahun 2021. (kba)