Dalam pemaparannya, Anies menuturkan setidaknya ada tiga kunci utama untuk menjadikan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas yakni, akhlak, kompetensi, dan skill. #kbanews
JAKARTA | KBA – Bakal calon presiden (Bacapres) dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan menghadiri Rakernas Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Grand Ballroom Pondok Pesantren Minhaajurrosyidiin, Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur, Kamis, 9 November 2023.
Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 itu menjadi pembicara dengan tema ‘Konsep dan Strategi Mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045’.
Dalam pemaparannya, Anies menuturkan setidaknya ada tiga kunci utama untuk menjadikan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas yakni, akhlak, kompetensi, dan skill.
“Kalau kita lihat dari berbagai kajian dan proyeksi tentang kebutuhan kualitas manusia abad 21 nomor satu adalah akhlak, kalau biasa kita sebut itu pendidikan karakter. Yang kedua baru kita berbicara kompetensi, ketiga skill,” kata Anies dalam sambutannya.
Anies Baswedan menuturkan, pendidikan akhlak merupakan pondasi utama dalam menjadikan SDM yang berkualitas.
Menurutnya, pendidikan akhlak dibagi menjadi dua yakni karakter moral dan karakter kinerja. Karekter moral adalah pribadi yang alim, bertakwa, dan jujur. Sedangkan karakter kinerja yaitu kerja keras, kerja tuntas, tangguh, dan tidak mudah menyerah.
Anies menilai, karakter moral dan karakter kinerja merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.
“Kita tidak ingin malas tapi jujur, tapi kita juga tidak ingin pekerja keras, tangguh tapi culas. Ketika berbicara karakter ini dua-duanya, jadi kira-kira yang moral itu akarnya kemudian kinerja itu tumbuhnya,” jelasnya.
Yang kedua, lanjut dia, yakni kompetensi. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu pun kembali membagi kompetensi dalam empat bagian, yaitu kompetensi kemampuan berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif.
Dia menjelaskan, untuk menciptakan kualitas manusia yang lebih baik harus mendorong SDM yang mampu berpikir kritis. Anies pun meminta agar sekolah hingga ponpes di Indonesia harus memasukkan program-program yang dapat mengasah kemampuan berpikir kritis dalam prioritas pembelajarannya.
“Tanpa ada kemampuan berpikir kritis maka mudah sekali kita ini diombang-ambingkan dengan informasi, mudah sekali kita mengambil kesimpulan tanpa berpikir yang logis, mudah sekali kita menjadi dogmatik karena tanpa kemampuan berpikir kritis,” imbuhnya.
Sedangkan kreatifitas bisa ditumbuhkan dengan membangun ekosistem yang sehat salah satunya dengan suasana yang menyenangkan. Anies Baswedan menyebut jarang kreativitas itu bisa ditumbuhkan dalam suasana yang tidak menyenangkan.
Dia meminta kreativitas ini menjadi perhatian ketika berbicara tentang kualitas manusia.
Kemudian ketiga yaitu skill, Anies Baswedan menuturkan skill bisa didapatkan dalam literasi. Namun, dia menyayangkan bangsa Indonesia ini memiliki daya baca yang rendah. Pembiasaan untuk membaca ini harus dikembalikan.
Lulusan Amerika Serikat itu pun menegaskan ketiga kunci dalam meningkatkan kualitas SDM di Indonesia ini dapat menjadi prioritas utama.
“Kami usul ketika berbicara SDM ke depan tiga hal ini menjadi perhatian di dalam garis besar itu. Kalau kalau itu bisa dilakukan dengan jaringan yang ada di seluruh Indonesia maka LDII ikut menyumbang jalan keluar atas ketimpangan kualitas manusia,” paparnya.
“Kita ingin menyelesaikan ini (ketimpangan kualitas manusia) dan ini tidak bisa dikerjakan oleh negara tetapi dikerjakan oleh semua. Bila ini bisa dikerjakan maka ini menyumbang atas penyelesaian ini, dan bila ini terjadi insya Allah terjadi pemerataan, kalau ada pemerataan insya Allah terjadi keutuhan, ada keutuhan Indonesia tetap satu sampai 2045,” demikian Anies Baswedan. (kba)