Lebih dari itu, Anies menambahkan, soal bagaimana visi perubahan yang akan ia bawa, masyarakat bisa melihat apa yang sudah dilakukannya ketika memimpin Jakarta. Anies lebih suka masyarakat melihat track record calon daripada mendengarkan janji-janji apa yang akan dilakukan.
JAKARTA | KBA – Anies Baswedan menjelaskan saat ini pihaknya sedang membangun koalisi dengan partai-partai politik untuk mencapai presidential threshold 20 persen kursi di DPR atau 25 persen suara nasional agar memenuhi syarat untuk maju pada Pemilihan Presiden 2024 mendatang.
Sampai saat ini, persyaratan tersebut belum terpenuhi karena baru Partai NasDem yang sudah pasti mendukungnya. Karena itu, Anies belum mau bicara panjang lebar tentang maksud dan narasi perubahan yang diusung oleh koalisinya.
Demikian disampaikan Anies menjawab pertanyaan host Total Politik Arie Putra dalam podcast yang disiarkan akun Youtube @Total Politik, dikutip KBA News, Selasa, 3 Januari 2022.
“Sebagai proses, ada fasenya ya. Dan sekarang koalisi itu sedang dalam proses pembentukan. Pembentukannya belum selesai nih,” ungkap Anies.
Meski demikian, mantan Gubernur DKI Jakarta ini tetap memberikan gambaran tentang perubahan apa yang akan dijalankanya kalau diberi kesempatan memimpin negeri ini. Salah satunya adalah menjalankan dan menerapkan prinsip-prinsip keadilan sosial.
“Nah, kita melihat perlu mengedepankan prinsip keadilan di dalam kebijakan-kebijakan yang kita susun. Jadi ketika kita membangun, harus memberikan ruang untuk mempraktikkan rasa keadilan. Sehingga manfaat dari pembangunan ini, dirasakan oleh lebih banyak lagi,” paparnya.
Karena menurut jebolan Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) ini, ukuran pertumbuhan ekonomi yang berkualitas bukan pada prosentase pertumbuhan. Tapi apakah pertumbuhan tersebut disertai dengan pemerataan atau tidak.
“Bila pertumbuhan ekonomi itu tidak disertai dengan pemerataan, maka dia menjadi pertumbuhan ekonomi yang tidak berkualitas. Bila dia disertai dengan pemerataan, maka dia menjadi berkualitas,” urainya.
Lebih jauh master dan doktor lulusan dari Amerika Serikat ini menjabarkan, prinsip inilah yang dijalankan ketika lima tahun memimpin Jakarta. Misalnya dengan mengizinkan kendaraan roda dua atau sepeda motor melintasi Jalan Sudirman dan Thamrin.
Karena dia tidak ingin perumbuhan ekonomi hanya dinikmati kelompok elite yang berkantor di jalanan utama Kota Jakarta tersebut. Anies juga mendorong agar pertumbuhan dirasakan kelompok masyarakat kecil. Dengan mencabut larangan itu, pelaku UMKM berbasis rumah tangga bisa mengirimkan produknya ke Sudirman-Thamrin lewat jasa pengiriman menggunakan sepeda motor.
“Itu begitu terjadi [dicabut larangan], artinya ada 500 ribu delivery [di Jalan Sudirman-Thamrin] yang bisa dilakukan per hari,” ungkapnya.
Memastikan pemerataan ini merupakan tugas Pemerintah. Makanya harus dibuat kebijakan yang bisa membuat semua rakyat merasakan dan menikmatinya.
“Itu saya maksud, buat kebijakan agar pertumbuhan yang dirasakan oleh satu, itu dirasakan juga oleh yang lain. Di mana letak pengganjalnya, buka pengganjalnya itu. Itu satu contoh bagaimana itu bisa dirasakan oleh semua,” imbuhnya.
Namun, mantan Mendikbud ini juga tidak sekadar membuka penghambat, tapi juga menumbuhkan dunia usaha. Karena itu dia menyiapkan program Jackpreneur untuk mengembangkan kegiatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bagi rakyat Jakarta.
“Bagaimana dunia usaha mikro itu dilatih, ditumbuhkan. Dan ditargetkan 200 ribu [ikut program Jackpreneur] tercapai lebih dari 280 ribu,” bebernya.
Tak hanya itu, ketika menakhodai Jakarta, pihaknya juga membagikan izin usaha mikro kecil (IUMK) dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) kepada para pelaku usaha terutama ketika masa pandemi kemarin. Agar mereka bisa melakukan transaksi di dunia digital.
“Setelah mereka diberikan itu [IUMK dan NPWP], mereka bisa register di online. Sehingga pasar online yang besar itu dirasakan manfaatnya oleh semuanya. Jadi kemudian mereka bisa terima order dari mana saja termasuk di warung kaki lima, di pinggir jalan. Mereka bukan hanya menerima orang yang datang. Tapi mereka juga delivery,” imbuhnya.
Inilah visi Anies dalam membangun pemerataan. Bagaimana masyarakat atau bisnis kecil diberi kesempatan untuk besar tanpa mengecilkan yang sudah besar. Bahkan dia juga turut mendorong agar bisnis yang sudah besar semakin membesar.
“Jadi ketika kita bicara perubahan, kita bicara bagaimana membuat pertumbuhan yang sudah terjadi ini bisa berkeadilan, bisa lebih dirasakan manfaatnya oleh semua,” tegasnya.
Lebih dari itu, Anies menambahkan, soal bagaimana visi perubahan yang akan ia bawa, masyarakat bisa melihat apa yang sudah dilakukannya ketika memimpin Jakarta. Anies lebih suka masyarakat melihat track record calon daripada mendengarkan janji-janji apa yang akan dilakukan.
“Jadi saya lebih cenderung untuk menunjukkan apa yang sudah dikerjakan sebagai dasar bagi orang menilai besok mau bagaimana. Daripada sekadar besok akan ini, akan ini. Mungkin besok juga belum kejadian. Tapi kalau sudah, kan ditunjukkan tuh. Jadi ketika kita berbicara tentang pemerataan pertumbuhan ekonomi, apa yang kami kerjakan di Jakarta, ini sebagai contoh cara kita menyelesaikan masalah,” demikian Anies Baswedan. (kba)