Aktivis NU ini mendorong Anies-Muhaimin dan tim untuk lebih fokus pada isu perubahan, menawarkan alternatif kebijakan dari pemerintah saat ini, dan memberikan solusi atas persoalan riil yang dihadapi masyarakat.#kbanews
JAKARTA | KBA – Duet Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) mendapat sambutan luar biasa dari kalangan umat Islam, bahkan termasuk dari warga NU-Muhammadiyah. Dua ormas Islam terbesar di Indonesia yang kerap bersitegang tersebut, kini solid bersatu untuk memperjuangkan capres-cawapres yang diusung Koalisi Perubahan tersebut. Seperti yang terjadi di Lamongan, Jawa Timur.
Demikian diungkap penulis Ensiklopedi Abdurrahman Wahid: Riwayat Gus Dur, Mukhlas Syarkun, dalam dialog Kiai dan Warga NU Kultural Bersatu Dukung Duet AMIN? live di kanal YouTube @Padasuka TV, Selasa malam, 26 September 2023.
“Bahkan ini ada ekstrem lagi nih. Di Lamongan itu beberapa kecamatan sudah membuat kebulatan tekad antara NU-Muhammadiyah. (NU-Muhammadiyah) yang selama ini bengkerengan, tiba-tiba bergandengan untuk memenangkan AMIN. Tiga Kecamatan. Dulu di Lamongan ini, NU-Muhammadiyah selalu bertengkar. Nah, ini menyatu,” ujarnya.
Meski demikian, Mukhlas Syarkun yang juga penulis Ensiklopedi KH Hasyim Asy’ari ini sepakat dengan akademisi NU, Prof. AS Hikam yang berbicara dalam forum bersama, agar tidak terlalu menonjolkan sisi keummatan dari pasangan yang diusung NasDem, PKB, dan PKS tersebut. Mukhlas juga menekankan tanpa mengaitkan dengan Islam, masyarakat juga sudah tahu AMIN ini merupakan perwakilan dari ummat.
“Karena secara wajah itu, Cak Imin dan Mas Anies sudah sangat islamis. Itu sudah santri. Sudah muktabar sebagai sosok yang mewakili islamis. Tidak usah khawatir lagi tentang tentang segmen-segmen populis muslim. Sudah otomatis itu dengan sendirinya,” ungkapnya.
Karena itu aktivis NU ini mendorong Anies-Muhaimin dan tim untuk lebih fokus pada isu perubahan, menawarkan alternatif kebijakan dari pemerintah saat ini, dan memberikan solusi atas persoalan riil yang dihadapi masyarakat.
“Maka karena itu tema-tema kampanye berikutnya adalah bagaimana dalam payung kebangsaan, pasangan AMIN ini benar-benar menjadi pasangan yang membawa misi perubahan. Kalau pemerintahan sebelum ini membangun proyek gagah-gagahan, kita upayakan perubahan ke depan membangun program yang benar-benar menyentuh kepada kemanusiaan,” ungkapnya.
“Fokus ke pertanian, fokus kepada nelayan, fokus kepada gizi. Itu jauh lebih riil dalam payung payung kebangsaan bukan dalam payung keummatan,” tandas Redaktur Majalah Risalah PBNU ini. (kba)