Jati akhirnya menyadari bahwa pemimpin yang diusungnya 10 tahun yang lalu yaitu Jokowi telah keluar dari jalur yang benar. Karena itu, dia berjuang bersama Sudirman Said bahu- membahu di jalur perubahan dengan mengusung Anies Baswedan.#kbanews.
JAKARTA | KBA – Kepergian Sekretaris Jenderal Simpul Relawan Sekretariat Kolaborasi Indonesia (SKI) Raharja Waluya Jati yang terkesan mendadak itu sangat mengejutkan dan mengaget bagi sahabat dan koleganya. Perasaan sedih dan duka terpancar dari wajah mereka, termasuk Sekretaris DPW SKI Provinsi Banten Sudrajat Maslahat.
Sebagaimana diberitakan, Rabu, 9 Agustus 2023 seusai subuh, almarhum wafat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Dia didiagnosa terkena serangan jantung.
“Jenazah almarhum hari itu juga dibawa ke Yogyakarta tempat keluarganya bermukim,” kata Sudrajat kepada KBA News, Kamis, 10 Agustus 2023.
Mas Jati, begitu dia biasa dipanggil kawan-kawannya, lahir di Jepara pada tahun 1969. Dia adalah alumni UGM Yogyakarta dan keluarganya tinggal di sana. Sebagai aktivis dia gigih melawan Rezim Orde Baru yang membuat dia ditahan pada 1997 bersama aktivitis lain, walaupun kemudian dibebaskan.
Pada tahun 2014 dia gigih membela Jokowi dalam Pilpres, tetapi kemudian dia sadar bahwa yang dibelanya bukanlah seorang yang layak didukung untuk mensejahterakan rakyat. Dia kecewa dan lalu menghilang dan muncul lagi menjelang Pilpres 2024 dengan ikut mendirikan simpul relawan Sekretariat Kolaborasi Indonesia (SKI) dan menjabat sebagai Sekjen.
Menurut Sudrajat, Jati akhirnya menyadari bahwa pemimpin yang diusungnya 10 tahun yang lalu yaitu Jokowi telah keluar dari jalur yang benar. Karena itu, dia berjuang bersama Sudirman Said bahu- membahu di jalur perubahan dengan mengusung Anies Baswedan.
“Menurut saya ini jalur pertobatan yang ditempuhnya untuk melahirkan pemimpin yang jujur dan amanah, bukan pendusta dan penggadai negara tehadap asing,” kata alumni FISIP UI yang sekarang menjadi staf pengajar di banyak kampus di Banten itu.
Pencerahan politik
Satu hal yang masih berkesan, kata Ajat, adalah ketika dia memberikan pencerahan politik dengan mengatakan bahwa “mayoritas nurani rakyat Indonesia menginginkan perubahan dan menghentikan rezim yang salah arah yang tidak berpihak pada rakyat namun lebih memilih menjadi jongos dan kacung oligarki.”
Lewat SKI, dia menelorkan gagasan musyawarah rabuan di lingkungan RW/RT dimana Tempat Pemungutan Suara (TPS) berada untuk mensosialisasikan Anies Baswedan ke akar rumput, sehingga nama Anies semakin membumi.
Obsesi lain beliau adalah menelorkan Aplikasi berbasis teknologi android untuk jadi pegangan saksi saat penghitungan suara pilpres, dengan memotret hasil pemilu form C1 yg terhubung ke server Pusat sehingga dapat mencegah kecurangan secara dini. Dan sekaligus menjadi alat koreksi untuk KPU jika inputnya tidak benar. Aplikasi ini sekarang masih dalam tahap penyelesaian.
Terakhir saat bertemu di pesantren Mursyidul Falah II di Sukatani 30 Juli 2023 dalam orasinya beliau menggagas bagamana Anies Baswedan diperkenalkan di pesantren-pesantren sebagai basis suara pemilu sehingga pesantren mengenal sosok Anies Baswedan secara dekat.
Oleh karena itu dalam acara silaturahmi dan Musyawarah kerja SKI Jawa bagian barat yang meliputi Banten, DKI, dan Jabar mengambil tempat di pondok pesantren.
Sayang sekali Tuhan berkehendak lain. Dia wafat usia usaha yang relatif muda, yaitu dalam usia 53 tahun. Dia tidak sempat menyaksikan perubahan yang dia harapkan.
“Moga segala yang diperjuangkan beliau mendapat pahala yang setimpal. Beliau sosok yang ramah dan bersahaja dan santun,” demikian Sudrajad Maslahat (kba).