JAKARTA | KBA – Pengamat politik yang juga pegiat demokrasi senior Salim Hutajulu mempertanyakan kinerja Ganjar Pranowo sehingga dia percaya diri (pede) menjadi Calon Presiden akan bertarung di Pilpres 2024. Kinerjanya tidak meyakinkan dan membuat masyarakat bertanya-tanya apa prestasi yang sudah ditunjukkan.
Dia menyatakan hal itu kepada KBA News, Selasa, 8 Agustus 2023.
“ Saya baca di sebuah portal berita menyebutkan bahwa Ganjar gagal menangani kemiskinan di tiga wilayah di Jateng. 10 tahun jadi Gubernur dan akan berakhir September mendatang ketiga daerah itu masih banyak yang miskin,” katanya.
Portal Jateng.News.id edisi tanggal 6 Agustus 2023, menurunkan berita dengan judul: Tiga Kota Pencetak Orang Miskin di Jawa Tengah, Juaranya Bikin Wong Jateng Kaget.
“Dalam berita itu, tiga kota yang masih banyak orang miskinnya, yaitu Kota Semarang, Kota Solo dan Kota Pekalongan. Timbul pertanyaan, apa yang dilakukan Ganjar selama 10 tahun menjadi Gubernur?” tanya Salim.
Tokoh yang ditangkap Rezim Orde Baru karena diduga menggerakkan massa dalam kerusuhan Malari tahun 1974 itu semakin merasa heran, sebab, dalam acara di Metro TV beberapa waku lalu, yang potongan wawancara tersiar luas, Ganjar juga mengakui bahwa dia gagal mengentaskan kemiskinan di daerahnya.
Miskin di Brebes
“Sambil berteriak ia menjawab pertanyaan host bahwa dia memang gagal, terutama mengatasi kemiskinan di Brebes. Loh orang yang jelas-jelas mengakui gagal kok masih berambisi menjadi Presiden. Nangani kemiskinan di Jateng saja gagal, apalagi untuk mensejahteraan rakyat Indonesia yang sangat banyak,” tambah Salim.
Ditambahkan oleh Ketua Senat Mahasiswa FIS UI tahun 1973 itu, dia juga membaca laporan hasil survei yang dibuat oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) di bawah pimpinan Denny JA. Di sana disebutkan, pengakuan terus terang Ganjar yang menyatakan dia senang untuk film porno itu membuat elektabitasnya menurun.
“Bagaimana kita bisa membayang secara moral seorang Capres mengakui bahwa dia senang nonton film seperti itu? Karena itu Denny mencatat pemilih Ganjar cukup besar mengalihkan dukungan kepada calon lain. Itu jelas tidak bisa ditolerir dalam negara yang menjungjung moral dan agama seperti Indonesia.”
Dia pun disebut-sebut terlibat korupsi e-KTP karena menerima duit dari kegiatan haram itu sebesar 520.000 Dollar AS.
“Yang menyebut nama Ganjar itu tidak main-main yaitu Nazaruddin, pelaku korupsi dan Setya Novanto yang disampaikannya dalam kesaksian di Pengadilan Tipikor,” kata Salim.
Dengan tiga reputasi buruk itu, Salim menilai rasanya susah masyarakat akan memilih Ganjar.
“Secara prestasi dia tidak membanggakan dalam pemberantasan kemiskinan, namanya cacat sebagai penerima suap sedangkan secara moral dia menodai sikap rakyat Indenosia yang agamis dan moralis,” demikian Salim Hutajulu. (kba).