Soal politik identitas ini semula dikembangkan dalam pertarungan pemilihan gubernur DKI Jakarta lalu. Namun kekhawatiran Jakarta akan jadi wilayah dengan politik identitas yang kental jika Anies Baswedan menang, sama sekali tidak terbukti. Kepemimpinan Anies Baswedan di Jakarta aman dan nyaman seerta tenang.
SEMARANG I KBA – Karakteristik kelompok pemilih milenial dan kalangan emak-emak, sama sekali tidak terpengaruh isu-isu politik identitas yang disematkan pada Anies Baswedan oleh pihak-pihak yang tidak suka pada ketenaran Anies Baswedan. Isu-isu politik identitas tidak menjadi pertimbangan kelompok ini untuk memilih calon Presiden 2024.
Penulis ensiklopedia Gus Dur (KH. Abdurrahman Wahid), Muklas Syarkun mengatakan, kelompok milenial yang merupakan pemilih muda atau pemilih pemula menyenangi hal-hal yang bersifat agresif perubahan. Mereka tidak suka stagnan. Termasuk dalam hal memilih pemimpin Indonesia.
Soal politik identitas ini semula dikembangkan dalam pertarungan pemilihan gubernur DKI Jakarta lalu. Namun kekhawatiran Jakarta akan jadi wilayah dengan politik identitas yang kental jika Anies Baswedan menang, sama sekali tidak terbukti. Kepemimpinan Anies Baswedan di Jakarta aman dan nyaman seerta tenang.
Sedangkan kalangan emak-emak yang lebih mendukung Anies Baswedan memiliki penilaian sendiri dan bersifat emosional. “Kunci kalangan emak-emak ini pokoknya orang ganteng, pertimbangan emosi. Sementara milenial dengan mempertimbangkan membentuk sikap pada hal yang baru, seperti ganti-ganti hp di dunia IT, anak muda sering bosan pada hal yang lama. Dari segi makanan saja ada yang baru diburu,” kata Muklas Syarkun.
Bahwa politik identitas itu tidak bisa mempengaruhi keterpilihan, memilih atau menolak adalah keliru, jika disematkan pada kelompok milenial dan kelompok emak-emak.
‘Isu upaya untuk menjegal Anies melalui berbagai hal, termasuk isu politik identitas tidak dipahami menjadi faktor ditolak atau diterima oleh kelompok emak-emak dan kelompok pemilih milenial. Itu tidak menjadi pertimbangan. Kelompok milenial sudah terpola pemikirannya pada perubahan yang baru, termasuk capres,” tambahnya.
Dan dari sejumlah tokoh yang muncul di permukaan sebagai kandidat calon Presiden Indonesia 2024, hanya Anies Baswedan yang memiliki semangat perubahan. Sedangkan kandidat lain dianggap konservatif, bagian dari masa lalu. (kba)