Hubungannya tidak rata-rata dengan partai lain. Sangat intens. No debate soal koalisi. Itu tentang relasi dua orang ini. #kbanews
JAKARTA | KBA – Beberapa waktu lalu berlangsung pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh di istana negara. Dalam pandangan politisi NasDem, keduanya memang memiliki intensitas komunikasi yang tidak banyak diketahui publik.
“Soal pertemuan Presiden Jokowi dan Bang Surya Paloh, ya ada waktu yang tepat. Mungkin wes wayahe. Hubungan Pak Surya dan Pak Jokowi adalah suatu hal yang luar biasa dan unik,” tutur Ketua DPP Partai NasDem, Willy Aditya ketika menjadi tamu podcast TirtoID bersama host Restu Diantina dengan mengangkat tema ‘Siapa Invisible Hands yang Ingin Menjegal Anies’ melalui channel Youtube.
Willy Aditya berpendapat, Presiden Jokowi dan Surya Paloh bersahabat seperti kakak adik. Dia mengisahkan ketika acara Rakernas NasDem di Kemayoran. Di mana, sebelumnya NasDem datang ke DPP PKS.
“Di sana ada pelukan antara Pak Surya dengan Sohibul Iman. Kemudian hal yang sama, ketika di Kemayoran Pak Jokowi dalam pidatonya mengatakan saya habis ini akan peluk Bang Surya tidak kalah hangat dengan pelukan Pak Sohibul. Dan itu terjadi,” ucap Willy Aditya.
Menurutnya, hal itu menunjukkan komunikasi Surya Paloh dengan Presiden Jokowi sangat intens. Mereka memiliki intensitas dalam berkomunikasi. Keduanya memiliki sebuah ruang yang mendialogkan banyak pekerjaan, banyak persoalan dan banyak agenda secara bersama.
“Bang Surya benar-benar dianggap sebagai seorang abang sama Pak Jokowi. Pak Surya sudah banyak makan asam garam di politik. Kalau melihat background, Pak Jokowi itu satu hal yang saling melengkapi satu sama lain,” ungkapnya.
Memang dalam dinamika politik atau dalam kehidupan ini, kata dia, turun naik adalah suatu hal yang wajar. Itu cerminan jika orang dekat, kadang ada sedikit slek. Terus ada yang baper-baperan, caper-caperan, itu suatu hal yang nature saja. Bahkan dengan Tuhan, iman seseorang kadang turun naik, ini suatu hal yang normal.
“Mungkin gelombang-gelombang rindu. Mereka bertemunya setelah Pak Surya ulang tahun. Ketemunya 17 Juli, sebelumnya 16 Juli Pak Surya Paloh ulang tahun. Mereka berdua selalu punya me time,” ujar Willy Aditya.
Dia kembali mengenang, pernah suatu saat Presiden Jokowi tiba-tiba menelepon Surya Paloh. Padahal saat itu, Surya Paloh tengah berada di pulau.
“Bang saya mau ke rumah. Begitu kata Pak Jokowi. Pontang-panting Bang Surya terbang dari pulau ke rumah di Permata Hijau. Terus pesen sate, kue ditiup, dikasih kejutan sama Pak Surya. Ditiupin sama Pak Surya terus didoain. Kemudian mereka shalat maghrib. Jadi mereka punya hubungan yang gak banyak orang melihat itu,” jelas Willy Aditya.
Apabila selama ini sempat renggang, sambungnya, itu mungkin ada kekecewaan. Maksudnya adalah kekecewaan dari kedua belah pihak. Menurutnya, hal itu merupakan hal yang wajar.
Dikatakan Willy, hal yang membuat komunikasi Surya Paloh dengan Presiden Jokowi agak renggang adalah faktor pandemi. Dua tahun pandemi sangat berpengaruh. Biasanya pertemuan Surya Paloh dengan Presiden Jokowi sebulan bisa dua kali.
“Hubungannya tidak rata-rata dengan partai lain. Sangat intens. No debate soal koalisi. Itu tentang relasi dua orang ini. Saya pernah beberapa kali menemani Pak Surya ke istana. Itu benar-benar hal yang sangat intimate. Abang adik, cair, mereka bicara enak. Itu mungkin masing-masing punya kerinduan, ya karena Bang Surya ulang tahun terus bertemu,” terangnya.
Menurutnya, ada pepatah orang kalau tidak bertemu kekasih, ketemu sandalnya saja sudah alang kepalang. Apalagi ketemu orangnya terus ngobrol. Tentu banyak hal yang bisa dilabuhkan.
“Itulah enaknya NasDem, panas-panas masih bisa ngadem. Kerenggangan Pak Surya dengan Pak Jokowi tentu ada banyak pihak yang menari-nari. Itu hal yang wajar saja. Kadang-kadang kita jadi renggang karena ada pihak ketiga. Entah PIL atau WIL. Bisa jadi ada pihak yang menjegal pencalonan Anies dari Koalisi Perubahan. Tapi Pak Surya selalu mengajarkan untuk positive thinking,” tandasnya. (kba)