Selanjutnya ketika ditanya ihwal perpaduan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, ayah dari tiga anak yang menamatkan studinya di Jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia ini mengungkapkan rasa syukur dan apresiasinya. #aminkanindonesia
JAKARTA | KBA – Mantan Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Ir. H. Marwan Batubara, M.Sc. menyatakan dalam wawancara khusus bersama KBA Talk, Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional 2023 yang digelar di Aula Masjid Az-Zikra, Kabupaten Bogor pada Sabtu, 18 November 2023 merupakan hal yang sangat strategis.
“Saya kira satu hal yang strategis karena bicara tentang capres 2024 yang akan datang. Kita atau umat Islam terutama ya, bisa juga di luar umat Islam, harus jelas kira-kira mau milih siapa. Kalau memang ada Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional misalnya itu mengarahkan ke mana yang mereka ini saya yakin punya berbagai pertimbangan strategis untuk keumatan, mestinya diharapkan nanti ya umat itu memilih siapa yang ulama dan tokoh nasional itu arahkan atau rekomendasikan,” ujar Marwan kepada KBA News, Sabtu, 18 November 2023.
Politisi kelahiran 6 Juli 1955 ini menilai, keterlibatan ulama dan tokoh nasional dalam merekomendasikan calon pemimpin nasional adalah hal yang relevan mengingat ajaran Islam tidak hanya mengatur urusan ibadah seperti salat, puasa, dan zakat, melainkan juga menaruh perhatian serius pada soal politik, ekonomi, sosial, budaya, dan lainnya.
“Saya kira kalau kita bicara Islam itu komprehensif, artinya menyeluruh, dan bukan cuma membahas satu isu tertentu bahwa ini cuma urusan ibadah amaliah yang berkaitan dengan persoalan zakat, puasa saja. Tapi Islam itu menyeluruh bicara seluruh aspek kehidupan, termasuk di dalamnya aspek politik. Jadi jangan dikotak-kotakkan,” terangnya.
Selanjutnya ketika ditanya ihwal perpaduan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, ayah dari tiga anak yang menamatkan studinya di Jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia ini mengungkapkan rasa syukur dan apresiasinya.
“Saya sangat bersyukur dan ini patut diapresiasi, terutama dari berbagai tokoh-tokoh nasional yang berhasil menyatukan dua pendukung atau dua pengikut ormas besar ini (NU dan Muhammadiyah, Red.). Tapi di luar itu saya kira masih ada ormas lain seperti Persis, Al Washliyah, dan sebagainya. Saya kira ini sesuatu yang harusnya patut kita syukuri sekaligus harus kita perjuangkan secara optimal agar bisa memenangkan Pilpres 2024 yang akan datang. Tapi ini juga tidak bicara hanya untuk kepentingan Islam,” jelas Marwan kepada KBA News.
Lebih jauh, Marwan menyoroti isu ekonomi di tahun mendatang. Ia sepakat dengan gagasan yang diusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) terkait pertumbuhan dan pemerataan ekonomi. Dengan demikian, pertumbuhan tidak hanya berputar di lingkaran segelintir elit,namun juga berdampak besar pada kesejahteraan rakyat.
“Saya kira kita harus mengupayakan terjadinya pertumbuhan yang tinggi, tapi pada saat yang bersamaan itu terjadi pemerataan yang lebih adil. Sehingga misalnya kalau kita bicara tentang pemerataan, itu kan salah satu ukurannya adalah gini ratio. Gini ratio kita itu sangat tidak baik, ya. Kita bisa bilang itu buruk karena mendekati 0,4. Terjadi ketimpangan yang sangat serius. Misalnya 1 persen penduduk menguasai sekitar lebih dari 6 persen kue ekonomi nasional,” tandas Marwan.
“Jadi memang terjadi pertumbuhan, tapi di sisi lain yang menikmati pertumbuhan itu adalah orang-orang yang dekat dengan kekuasaan, dan ini tidak baik. Dan saya yakin Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar itu sudah menyusun rencana akan terjadi pertumbuhan di satu sisi, tapi di sisi lain terjadi juga pemerataan dan Mari kita sama-sama dukung mereka supaya menang,” pungkasnya. (kba)