KBA NEWS
Sabtu, 30 September 2023
  • HOME
  • HOT NEWS
  • GELIAT DAERAH
  • SENGGANG
  • PERISKOP
  • RESONANSI
  • ENGLISH EDITION
  • KBANEWS TV
No Result
View All Result
  • HOME
  • HOT NEWS
  • GELIAT DAERAH
  • SENGGANG
  • PERISKOP
  • RESONANSI
  • ENGLISH EDITION
  • KBANEWS TV
No Result
View All Result
KBA NEWS
No Result
View All Result

Jakarta, Rumah untuk Semua!

6 Desember 2021 5:45 PM
A A
Anies: Setiap Anak Berhak atas Perlindungan dan Kesejahteraan

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, berjongkok untuk menyalami anak warga Kampung Susun Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara. (Foto: Instagram @aniesbaswedan)

Kolaborasi kolektif dalam Kampung Susun Akuarium adalah bukti bahwa membangun kampung kota bukan sekadar mendirikan bangunan, melainkan menghadirkan ruang hidup yang memanusiakan warganya.


Kolaborasi kolektif dalam Kampung Susun Akuarium adalah bukti bahwa membangun kampung kota bukan sekadar mendirikan bangunan, melainkan menghadirkan ruang hidup yang memanusiakan warganya.

 

BACA JUGA :
Anies dan Kebijakan Memanusiakan Manusia
Warga Puas! Sederet Janji Kampanye Direalisasikan
Anies, Tugu Sepatu dan Ekonomi Kreatif
Waktu Rektor, Anies Jadikan ‘Antikorupsi’ Mata Kuliah Wajib

Oleh: Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta

(Tulisan pertama dari tiga tulisan.)

HARI Kemerdekaan tahun ini tampak berbeda bagi anak-anak di Kampung Akuarium. Senyum mereka kini merekah menyaksikan Kampung Susun Akuarium yang akhirnya berdiri setelah perjuangan panjang.

Lima tahun lalu, sepulang dari sekolah, harapan akan masa depan cerah seketika sirna. Rumah orang satu kampung diratakan buldoser. Sebuah ironi, warga jadi pengungsi di kampungnya sendiri: Rumah disapu, status kependudukan dicabut. Masa depan terasa gelap.

Tahun-tahun itu jadi pengalaman berat bagi anak-anak di pesisir utara Ibu Kota tersebut. Namun, tepat di tanggal 17 Agustus 2021, walau kenangan buruk itu tak bisa dihapus, masa depan itu bisa hidup kembali. Kampung Susun Akuarium berhasil tegak berdiri.

Di kampung itu, semua warga urun rembuk mengenai rancangan yang diinginkan sesuai pola interaksi sosial keseharian dan kegiatan ekonomi mereka. Warga tak dicerabut dari akarnya, melainkan merasa memiliki apa yang menjadi hak mereka.

Bahkan, pola kepemilikannya pun tak transaksional. Warga bukan ditempatkan sekadar sebagai penyewa, melainkan warga membentuk koperasi pemukiman. Anggotanya hanya warga penghuni.

Pemerintah mempercayakan koperasi ini untuk mengelola dan merawat kampung susun. Ya, mereka memang masih sederhana keadaan ekonominya, tapi jangan sepelekan kemampuan warga. Mereka bisa bekerja bersama dan mengelola kampung susunnya secara kolektif.

Kolaborasi kolektif dalam Kampung Susun Akuarium adalah bukti bahwa membangun kampung kota bukan sekadar mendirikan bangunan, melainkan menghadirkan ruang hidup yang memanusiakan warganya.

Cerita Kampung Susun Akuarium hanyalah satu dari 21 kampung yang ditata dengan pendekatan lebih humanis. Kita menyebutnya dengan Community Action Plan (CAP). Kata kuncinya: Community!

Memanusiakan Warga

Pendekatan pembangunan top down yang hanya menjadikan warga sekadar sebagai objek tak lagi relevan. Ini era kolaborasi dan warga adalah subjek yang berperan aktif dalam pembangunan, bukan jadi objek yang ditinggalkan deru kemajuan.

Community Action Plan adalah ikhtiar bersama mewujudkan pendekatan kolaboratif dan memanusiakan warga dalam pembangunan kampung kota.

Kampung lain seperti Kampung Tanah Merah yang sebelumnya terisolir kini mendapat akses melalui pembangunan infrastruktur seperti jembatan, transportasi umum, dan penyediaan air bersih.

Bahkan rumah yang sudah berdiri puluhan tahun tapi tak ber-IMB (Izin Mendirikan Bangunan) karena status legal atas tanah belum tuntas kini diberi solusi yaitu IMB kolektif.  Satu buah IMB untuk semua bangunan dalam satu Rukun Tetangga (RT). Bukan IMB per rumah tapi per komunitas. Sebuah terobosan yang baru pertama kali dilakukan di Republik ini.

Dengan adanya IMB kolektif itu, mereka kini bisa terima aliran listrik, aliran air dan pelayanan dasar lainnya. Status tanah yang belum tuntas tak perlu membuat warga kehilangan hak dasarnya seperti air dan listrik.

Solusi semacam itu muncul setelah diskusi panjang dengan warga dan semua pemegang kepentingan. Sebagai pengemban amanah, kita berikhtiar terus mewadahi dan memberi ruang aspirasi untuk bersama mencari solusi. Pendekatan birokratis yang cenderung otoritatif dan menutup alternatif solusi dalam memecahkan beragam masalah warga tak lagi kita gunakan.

Yang terbaru: Pembangunan Kampung Susun Produktif Tumbuh Cakung untuk warga Bukit Duri. Pendekatan komunitas bersama warga lokal dan arsitek pendamping berupaya menghadirkan kampung susun yang beranjak dari kebutuhan dan aktivitas warga.

Keliru jika memandang kampung kota seperti Kampung Akuarium, Tanah Merah, Bukit Duri, dan banyak kampung kota lainnya hanya sebagai kumpulan rumah. Kampung-kampung kota adalah cermin paling nyata dari persatuan. Kampungnya satu, isinya seribu satu unsur manusia. Itulah kampung kita.

Pembangunan kampung kota pun jangan dimaknai semata sebagai pembangunan deretan bangunan mati, tapi dipandang sebagai satu kesatuan bangunan sosial yang hidup. Itulah kampung. Itulah alas budaya kebersamaan bangsa kita. Kampung-kampung kota tersebut berupaya kita ayomi, alih-alih dihakimi. Hilangkan masalahnya bukan meniadakan kampungnya.

Pendekatannya pun berbeda untuk masing-masing daerah, tak pakai satu solusi untuk semua. Tiap daerah punya karakter dan masalah hidup yang berbeda-beda. Keunikan itu harus diberdayakan, bukan malah disingkirkan dan distandarkan.

Alih-alih merasa paling tahu dan otoritatif, Pemprov DKI berupaya menghadirkan ruang kolaborasi antar komunitas. warga, fasilitator, pakar, dan pemerintah bekerja sama (ko-kreasi) menemukan solusi bersama untuk setiap kampung kota.

Kemajuan yang Berkeadilan

Masih terngiang ucapan Sandyawan Sumardi, pegiat komunitas di Bukit Duri, saat Pemprov DKI bersama komunitas warga akan membangun Kampung Susun Produktif Tumbuh Cakung. Ia mengatakan, “Punya rumah hunian sendiri adalah awal kisah hidup perjuangan kami.”

Bagi warga, rumah bukan sekadar bangunan fisik. Rumah adalah ruang hidup, sebuah harapan akan masa depan yang lebih baik di Ibu Kota.

Sayangnya, ketika membicarakan kemajuan, ada persepsi yang menormalisasi jika ada warga yang menjadi korban derap kemajuan. Persepsi ini secara implisit mengatakan bahwa penyingkiran dianggap normal asal yang jadi korban adalah orang lain, bukan diri sendiri. Kita ubah paradigma yang tak memanusiakan seperti itu.

Kemajuan harus memanusiakan. Memberikan kesetaraan dan kesempatan yang sama bagi semua warganya. Tanpa itu semua, solidaritas dan persatuan warga akan mustahil terwujud.

Jakarta adalah kota harapan, ruang yang mewadahi ragam mimpi dan harapan dari seluruh penjuru Republik ini. Sebutkan suku dan agama dari seluruh penjuru negeri, semua ada di Jakarta.

Jakarta sebagai rumah untuk semua, inilah gagasan yang terus kita wujudkan dengan karya dan kebijakan. Rumah yang terasa hangat bagi seluruh warganya. Rumah yang menghadirkan interaksi yang menyatukan dan mengayomi, alih-alih memisahkan dan mengasingkan.

Rumah yang menyatukan, karena hadirnya kesetaraan dan keadilan sosial bagi seluruh warganya!

Senin, 6 Desember 2021

Tags: AniesAnies BaswedanJakartakampung susunMemanusiakan manusiatrumah untuk semua
SendTweetShare

BERITA LAINNYA

AS Hikam: Selain PKB, PKS juga Memiliki Andil atas Kenaikan Elektabilitas Anies

Anies Appeals to Gen Z as Identity Politics Fade

30 September 2023
Viral! Pedagang di Arab Pasang Foto Anies Baswedan

Viral! Pedagang di Arab Pasang Foto Anies Baswedan

30 September 2023
Anies Unggah Foto dengan Prof. Salim, Tahun 1989 Pernah Wawancara, Kini Bertemu Sudah Jadi Capres

Anies Unggah Foto dengan Prof. Salim, Tahun 1989 Pernah Wawancara, Kini Bertemu Sudah Jadi Capres

30 September 2023
Menangkan Anies, Relawan AFP Turba ke Basis Merah di Cirebon

Menangkan Anies, Relawan AFP Turba ke Basis Merah di Cirebon

30 September 2023
Bakorsi Trenggalek Dikukuhkan, Empat Parpol Pengusung Hadir

Bakorsi Trenggalek Dikukuhkan, Empat Parpol Pengusung Hadir

30 September 2023
Anies Tebar Optimisme: Jumlah Siswa Terbaik Kita Lebih Banyak Dibanding Singapura dan Malaysia

Anies Tebar Optimisme: Jumlah Siswa Terbaik Kita Lebih Banyak Dibanding Singapura dan Malaysia

30 September 2023

TERPOPULER

Penulis Ensiklopedi Gus Dur: Warga NU Sudah Mulai Eksodus Mendukung Anies

Selama Ini Bersitegang, NU-Muhammadiyah di Lamongan Kini Solid Bertekad Menangkan AMIN

80 Persen Warganya Dukung AMIN, Desa di Blora Ini Dikukuhkan sebagai Kampung Anies

Duet AMIN Didapuk Jadi Imam dan Khatib Shalat Jumat, Takmir Masjid Sediakan 2.000 Makanan

Penulis Ensiklopedi Gus Dur: Warga NU Sudah Mulai Eksodus Mendukung Anies

Anies-Muhaimin Silaturahmi ke Pulau Garam, Warga Sumenep Nyatakan Siap Dukung

Konvoi dari Stadion Jombang ke Denanyar, Anies Bonceng Muhaimin Naik Vespa

Barisan Kiai NU di Jatim Dukung AMIN Bawa Angin Perubahan

Disapa Melalui Video Call, Ketua MANIES Maluku: Pak Anies Telah Membakar Semangat Mak-mak untuk Menangkan Pilpres

TERBARU

AS Hikam: Selain PKB, PKS juga Memiliki Andil atas Kenaikan Elektabilitas Anies

Anies Appeals to Gen Z as Identity Politics Fade

Kader PAN dan Golkar Hadir Deklarasi AMIN, Sudirman Said: Dukungan Terus Meluas

Viral! Pedagang di Arab Pasang Foto Anies Baswedan

Gencarkan Sosialisasi, Relawan ANIES Solo Cetak 300 Poster dan 200 Banner

Anies Unggah Foto dengan Prof. Salim, Tahun 1989 Pernah Wawancara, Kini Bertemu Sudah Jadi Capres

Seniman, Budayawan, dan Aktivis Kebudayaan Yogyakarta Deklarasi Dukung AMIN

Menangkan Anies, Relawan AFP Turba ke Basis Merah di Cirebon

Bakorsi Trenggalek Dikukuhkan, Empat Parpol Pengusung Hadir

KBA NEWS

  • Home
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak Kami
  • Indeks

No Result
View All Result
  • HOME
  • HOT NEWS
  • GELIAT DAERAH
  • SENGGANG
  • PERISKOP
  • RESONANSI
  • ENGLISH EDITION
  • KBANEWS TV