“Menurut saya tindakan pemerintah yang merelokasi warga Rempang tersebut adalah ahistoris.”#kbanews
JAKARTA | KBA – Guru Besar Ekonomi Pembangunan IPB Bogor yang juga pengamat politik Didin S Damanhuri setuju dengan pernyataan Capres Koalisi Perubahan Anies Rasyid Baswedan dalam menyikapi kasus yang terjadi di Rempang, Kepulauan Riau. Anies menyatakan, investasi yang menyebabkan penderitaan rakyat perlu dievaluasi.
Anies menyatakan, kebijakan pemerintah harus mengedepankan prinsip keadilan untuk rakyat. Dalam situasi apapun kepentingan rakyat harus didahulukan. Apalagi dalam pelaksanaannya di lapangan pasti akan bertemu dengan banyak tantangan.
Dukungan Didin itu disampaikannya kepada KBA News, Selasa, 19 September 2023. “Menurut saya tindakan pemerintah yang merelokasi warga Rempang tersebut adalah ahistoris. Apalagi nenek moyang warga Rempang sudah menempati kawasan sejak tahun 1834. Jadi warga Rempang memiliki Hak Ulayat yang harus dihormati secara hukum oleh Pemerintah,” katanya.
Dengan tindakan itu, tambahnya, Pemerintah jadinya terkesan hanya berpihak kepada investor dan hanya berpegang dengan pendekatan data formal yang memang cenderung bisa direkayasa oleh para Pemodal Besar Asing maupun Nasional yang kerja sama dengan oknum-oknum aparat di lapangan.
Doktor ekonomi dari Perancis itu mensinyalir bahwa tindakan di Rempang itu dalam rangka siasat Cina untuk mengincar pulau-pulau Indonesia yang jumlahnya belasan ribu termasuk yang belum punya nama. Ini yang nampaknya sengaja dibiarkan oleh Pemerintah sekarang.
“Sementara pulau-pulau di sekitar Batam, menjadi incaran yang sangat seksi untuk investasi mengingat dekat dengan Singapura dan Malaysia yang nantinya setidaknya menjadi potensi pelancong untuk kawasan pariwisata. Juga khususnya diincar oleh para investor RRC yang dekat dengan Laut China Selatan yang diklaim secara sepihak sebagai miliknya,” kata Didin cemas.
Jadi, dari sisi Geo-ekonomi dan Geo-politik, tambahnya, harusnya justru Pemerintah ekstra waspada terhadap ambisi teritorial RRC. Bersamaan dengan ofensif aksi investasi, nampaknya juga secara diam-diam lokasi pulau-pulau di sekitar Rempang, Galang, Batam dan seterusnya menjadi incaran untuk rencana migrasi penduduknya.
Ambisi Cina itu sudah digambarkannya seperti dalam perencanaan 100 tahun RRC plus perluasan “sphere of influence” menghadapi rivalitasnya dengan Amerika Serikat. Indonesia, kata pendiri Indepth itu, harusnya menjaga sikap non aligned-nya secara geopilitik dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat dalam kebijakan investasinya.
Kembali ke masalah kekerasan di Rempang, Didin menyatakan seharusnya rakyat Rempang tetap di sana karena sudah dua abad mereka hidup dengan nilai-nilai Melayu, beranak-pinak, bermata pencaharian, dan berbudaya.
Dia menawarkan solusi, yaitu sebagai alternatif warga Rempang jadi old Rempang mendampingi New Rempang yang industrial dan modern. Dia memberikan contoh, seperti ada old Delhi dan New Delhi di India. Old Rempang, katanya, malah bisa jadi daerah wisata yang eksotik dengan ditingkatkan keterampilan dan kesejahteraannya.
Karena itu, dia memuji sikap tegas Anies Baswedan. “Sikap dan pandangan Pak Anies yang ikut memberikan wisdom-nya sangat penting pada saat para pemimpin lain cari selamat karena tidak berani memberikan empati atas nasib rakyat Rempang,” katanya. (kba)
Discussion about this post