Cara Gubernur Jakarta menyikapi serangan lawan politik dengan capaian dan prestasi.
Meski diakui, kelompok pembenci Gubernur Jakarta Anies Baswedan terbilang sangat banyak, namun dengan segala capaian dan prestasinya selama memimpin Ibu Kota secara tidak langsung menjadi caounter attack atau serangan belasan Sang Gubernur.
JAKARTA | KBA – Dosen Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) Ajeng Widya Prakasita, M.A melihat, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memiliki cara tak biasa dalam menyikapi serangan lawan politik maupun buzzer.
Kepada KBA News, Jumat, 10 Desember 2021, Ajeng yang merupakan lulusan terbaik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (FISIP Unair) Surabaya ini mengatakan, cara yang diterapkan Anies ini terbilang langka dan jarang bisa dilakukan kepala daerah lain.
“Serangan haters ini sebenarnya hal biasa di dunia politik. Yang menjadi luar biasa menurut saya, cara Pak Anies menyikapi serangan-serangan haters tersebut. Pak Anies ini yang saya ketahui, punya cara untuk menghadapi serangan haters dengan menunjukkan this is what I do. Ini loh yang saya kerjakan,” ungkapnya.
Meski dia mengakui, bahwa kelompok pembenci Anies terbilang sangat banyak, namun dengan segala capaian dan prestasinya selama empat tahun terkahir memimpin Ibu Kota secara tidak langsung menjadi serangan belasan dari Sang Gubernur.
“Haters memang akan tetap ada. Haters-nya Pak Anies ini kan banyak banget yaa. Ini justru menurut saya akan menjadi amunisinya Pak Anies. Dengan prestasinya, Pak Anies (secara tidak langsung) telah meng-counterattack serangan-serangan haters ini,” ungkap Ajeng.

Dengan cara itu pula, Ajeng meyakini, kelompok yang selama ini gencar melampiaskan serangan, justru pada waktunya akan berbalik arah menjadi loyal kepada Anies. “Di politik ini kan tidak ada yang abadi. Haters pada saat tertentu mereka welcome dan menerima semua yang dikerjakan Pak Anies ini.” demikian Ajeng.
Memang, sejak resmi dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta pada 16 Oktober 2017 lalu, hinaan, cacian, bahkan tuduhan tidak berdasar terus dilampiaskan para lawan politik untuk mendiskreditian Anies Baswedan.
Setelah difitnah memiliki keterkaitan dengan jaringan teroris oleh kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), program dan kebijakan Anies yang berdampak langsung kepada warga Ibu Kota juga tak luput dari gangguan para lawan politik Sang Gubernur.
Sebut saja, program Sumur Resapan atau drainase vertikal diakui sejumlah pakar efektif untuk mengurangi banjir lokal, justru dihapus anggarannya oleh DPRD DKI Jakarta.
Belum lagi, kelakuan buzzer di lini media sosial yang tak henti menyebar hoaks untuk membetuk opini publik, bahwa program sumur resapan di Jakarta hanya untuk menyerap anggaran dan masih banyak lagi. (kba)