Target Anies, reindustrialisasi di sektor unggulan seperti pertanian dan lain-lain bisa menyerap tenaga kerja sebesar 15 juta.#kbanews
JAKARTA | KBA – Pengamat ekonomi Abdul Munir Sara membandingkan cara pandang tiga calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan, nomor 2 Prabowo Subianto, dan nomor urut 3 Ganjar Pranowo terkait hilirisasi.
Hilirisasi merupakan kebijakan atau strategi suatu negara untuk meningkatkan nilai tambah komoditas yang dimiliki dari yang tadinya diekspor dalam bentuk mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau jadi.
Lewat akun X-nya, @Munir_Timur, dia membandingkannya berdasarkan pernyataan ketiga kandidat tersebut yang disampaikan di sejumlah kesempatan.
Pernyataan ketiga capres yang digabung dalam 1 video itu turut diunggah di akun medsosnya. “Mari kita lihat pandangan tiga capres tentang hilirisasi,” tulis Munir, dikutip KBA News, Minggu, 19 November 2023.
Anies Baswedan, katanya memulai menjelaskan, cenderung mengarahkan hilirisasi pada sektor pertanian. Sektor ini memiliki kontribusi 13,57 persen terhadap PDB nasional. Dan merupakan sektor dengan kontribusi penyerapan tenaga kerja sekitar 30 persen dari total penduduk yang bekerja. Namun pertanian adalah sektor yang hard to tax atau sektor sulit dipajaki.
Oleh sebab itu, Anies juga akan melakukan reindustrialisasi dari hulu hingga hilir di sektor pertanian. Selain meningkatkan nilai tambah, juga mengarahkan sektor ini cenderung menjadi sektor formal yang bisa menjadi salah satu tax base dalam rangka meningkatkan penerimaan negara.
Selain itu, sektor pertanian ini memiliki karakter labour intensive, dengan tingkat penyerapan tenaga kerja yang tinggi. Target Anies, reindustrialisasi di sektor unggulan seperti pertanian dan lain-lain bisa menyerap tenaga kerja sebesar 15 juta.
“Gagasan Anies, berbeda dengan Prabowo yang cenderung mengarahkan hilirisasi pada mining industry (industri pertambangan). Selain itu, Anies mengarahkan kebijakan reindustrialisasi pada pemerataan dan keadilan ekonomi,” urai ekonom yang produktif menulis di berbagai media massa ini.
Sementara Prabowo mengarahkan 90 persen kebijakan hilirisasi pada mining industry. Dari 21 pohon komoditas hilirisasi, mayoritasnya adalah mining industry. Prabowo berbicara tentang insentif pemerintah dan larangan ekspor raw materials, tidak menjelaskan seperti apa target proyeksi hilirisasi dimaksud pada ekonomi ke depan termasuk ekonomi yang berkelanjutan.
“Karena hilirisasi ala Prabowo ini lebih ke mining industry dan itu bersinggungan dengan dampak lingkungan dan sosial, maka idealnya prinsip-prinsip ESG (environmental social governance) perlu disampaikan, seperti apa proyeksi kebijakannya? Tapi itu tidak dilakukan Prabowo,” ungkapnya.
Sedangkan Ganjar, lanjut penulis buku penulis buku “Jejak Esai Ekonomi Politik” ini, mengarahkan hilirisasi ke sektor kelautan dan perikanan. Karena sektor ini memiliki kontribusi sekitar 8 persen terhadap PDB nasional.
“Cuma tidak dijelaskan seperti apa peta jalannya. Termasuk bagaimana penyerapan tenaga kerja dan investasinya,” imbuhnya.
Setelah membandingkan cara pandang ketiga capres terkait hilirisasi tersebut, dia menilai gagasan Anies Baswedan lebih konkret dan terukur. (kba)