Politisi yang menghabiskan masa sekolahnya di SMA Bungku, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah ini menilai, arus perubahan yang diinginkan rakyat merupakan modal yang terus membangun optimisme dalam kerja-kerja politik saat ini. #aminkanindonesia
JAKARTA | KBA – Wakil Ketua Umum (Waketum) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Nasional Demokrat (NasDem), H. Ahmad H.M. Ali, S.E. menyatakan partainya sangat siap menghadapi kontestasi Pemilihan Legislatif (Pileg) serta Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024-2029.
“Ya, alhamdulillah selayaknya seperti partai politik lain menghadapi kontestasi yang tinggal beberapa bulan lagi, kami dari Partai NasDem sangat siap untuk menghadapi kontestasi insyaAllah pada bulan Februari 2024,” kata Ahmad Ali dalam program KBA Talk yang dipandu oleh Larasstya Dinda Prameswari di Jakarta, Jumat, 27 Oktober 2023.
Setelah menjalani proses selama setahun sejak NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai Calon Presiden pada Senin, 3 Oktober 2022, politisi kelahiran 16 Mei 1969 ini menjelaskan bahwa pada mulanya sempat terjadi dinamika internal. Bahkan, imbuhnya, partai berlambang lingkaran biru yang dipadu dengan dua siluet berwarna kuning itu diprediksi bakal terpuruk dalam pemilu mendatang.
“Tapi dalam perjalanannya setelah kita melakukan sosialisasi, konsolidasi sampai di daerah, kemudian kader melakukan konsolidasi internal, dan alhamdulillah menjelang Pemilihan Presiden 2024 ini kita semakin solid. Sehingga, optimisme itu terbangun dan prosesnya sudah berjalan,” terang sarjana lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah.
Selanjutnya Ali mengungkapkan, kekhawatiran yang sebelumnya muncul bagai hantu melalui rilis lembaga survei yang ‘mengeroyok’ rendahnya elektabilitas Anies Baswedan dan posisi NasDem menjadi sirna setelah rangkaian kunjungan ke berbagai daerah dipenuhi rakyat yang mendukung perubahan. Ini sebuah anomali antara hasil survei dengan kenyataan di lapangan.
“Sebenarnya kerja konsolidasi itu kerja panjang dan melelahkan. Sebagai manusia punya keterbatasan fisik. Itu pasti. Tapi ini menjadi menarik, menjadi menyenangkan karena di setiap perjalanan konsolidasi yang sudah dilakukan mendapat respons dari masyarakat,” ungkap suami dari Nilam Sari Lawira.
Lebih lanjut, ayah dua anak ini menjelaskan ihwal pembagian kerja dalam Koalisi Perubahan di antara parpol pengusung, yakni NasDem, PKS, dan PKB mengingat luasnya cakupan wilayah yang perlu digarap.
“Jadi setiap wilayah kita membagi zona. Kalau di satu wilayah katakanlah Jawa Timur, PKB menjadi tuan rumah, terus kemudian ditopang oleh kader-kader yang lain. Karena kesadaran itu terbangun, bahwa kemenangan ini hanya akan bisa direbut kalau ada sinergitas antara partai pengusung dengan relawan-relawan yang ada di seluruh Indonesia,” jelasnya.
Lebih jauh, Ali menjelaskan optimismenya dalam menghadapi paslon lain yang memiliki sumberdaya lebih kuat dan luas lantaran pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) merupakan kehendak rakyat yang tidak memilih siapa lawan tandingnya dalam sirkulasi nasional lima tahunan.
“Bagi NasDem, bagi Koalisi Perubahan itu tidak ada masalah apa-apa karena kami memang tidak pernah memilih siapa yang kami akan lawan. Karena kenapa? Kami berkeyakinan bahwa apa yang dilakukan oleh Koalisi Perubahan mengusung Mas Anies dan Cak Imin itu adalah kehendak rakyat,” ujar Ali.
Politisi yang menghabiskan masa sekolahnya di SMA Bungku, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah ini menilai, arus perubahan yang diinginkan rakyat merupakan modal yang terus membangun optimisme dalam kerja-kerja politik saat ini.
“Jadi menangkap arus perubahan yang dikehendaki oleh rakyat itu menjadi modal, itu menjadi semangat yang kemudian hari ini membuat kita optimis. Jadi siapapun lawan kami, siapapun lawannya Mas Anies nanti, itu tidak masalah,” pungkasnya. (kba)