Jangan bilang kasihkan (suara) ke partai nasionalis. Berarti partai nasionalis besar kepala, karena merasa seratus persen dukung dia.#aminkanindonesia
SURABAYA | KBA – Agamawan atau da’i populer asal Jawa Tengah, Gus Bahauddin Nursalim sedikit memberikan pandangannya soal menatap tahun politik di 2024.
Pria yang juga kader NU tulen dan sering tampil sederhana ini secara tegas akan memilih partai dengan basis Islam. Demikian juga untuk presiden yang diusung.
Sebagai mana diketahui meski semua partai sudah mengakui azas tunggal Pancasila, namun beberapa partai di Indonesia secara sederhananya memiliki basis pengikut dari dua kalangan. Yakni, kalangan religius (hijau) atau nasionalis (merah).
Itu sebagai mana sebuah video yang diupload oleh akun medsos Bolo Ijo. “Ini misalnya waktu pemilu saya pernah ditanya sama seorang kiai. Gus, Partai Islam andai bersatu tetap kalah sama partai nasional, karena yang lebih menarik partai nasional,” ujar Gus Baha.
“Apa kita wajib bela partai Islam apa ndak? Jawab saya sederhana. Saya bukan orang politik, kalau cerita hukum bisa,” kata pria yang juga adik dari Gus Mahasin, sebagai salah satu Jubir Capres Anies Baswedan ini.
Setelah itu Gus Baha pun menjawab secara tegas dan gamblang. “Saya jawab sederhana. Kalau tak setuju ya lihatkan tak setuju,” bebernya.
Dia kemudian mencontohkan jika semisal partai nasionalis didukung 80 persen menang, sementara partai Islam 20 persen mesti kalah.
“Kamu karena putus asa jangan bilang kasihkan (suara) ke partai nasionalis. Berarti partai nasionalis besar kepala, karena merasa seratus persen dukung dia,” tegasnnya.
Namun lanjut Gus Baha jika pendukung partai Islam memperlihatkan Islamnya, maka partai nasionalis bisa sadar. Bahwa ketika menang pun ada 20 persen masyarakat yang tak mendukungnya.
“Faham nggeh? Kadang ada yang cara berpikir tak begitu. Timbang dukung kalah mesisan numpang wong liyo. Mestinya gak begitu,” imbuh Gus Baha.
Sebagai mana diketahui saat ini sudah ada tiga Paslon capres dan cawapres yang sudah resmi mendaftar ke KPU RI.
Yaitu, Paslon Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar yang didukung Partai NasDem, PKB dan PKS. Kemudian Paslon Ganjar Pranowo dan Mahfud MD yang didukung PDIP serta PPP. Terakhir ada Paslon Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang disokong Partai Gerindra, Golkar, Demokrat dan PAN.
Dari tiga Paslon tersebut yang mendapatkan dukungan kuat dari partai dengan basis masa Islam adalah Paslon AMIN (Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar). Karena PKB merupakan partai dengan basis massa Islam tradisionalis atau santri yang banyak tersebar di pedesaan. Sementara PKS merupakan partai dengan basis massa Islam modern yang banyak tersebar di perkotaan. (kba).